Featured Layanan Kyai Pamungkas Uncategorized

Layanan Kyai Pamungkas: PROBLEM ANAK ANGKAT

Layanan Kyai Pamungkas:

PROBLEM ANAK ANGKAT

 

Assalamualaikum. Saya wanita, 37 tahun, dan sudah bersuami seorang pria yang sekarang berusia 40 tahun. Sejak sebelum menikah, bahkan sampai sekarang, bekerja sebagai salah seorang PNS di daerah tempat saya tinggal. Sedang suami menekuni pekerjaan di sektor yang erat kaitannya dengan dunia enjinering. Kami bersyukur, karena sama-sama memiliki mata pencaharian sehingga beban ekonomi keluarga praktis tak pernah ada masalah.

 

Justru yang kini menjadi masalah di tengah-tengah rumah tangga kami adalah ulah anak angkat, berusia 10 tahun yang kami adopsi sejak usia 3 bulan dari keluarga yang tidak mampu. Saya dan suami memang bertekat untuk mengambil anak tersebut, karena, walau telah lima tahun menikah tetapi saya tak kunjung hamil.

 

Beberapa dokter spesialis kandungan memberu informasi pada kami bahwa saya termasuk wanita mandul dan tidak memiliki harapan untuk mendapatkan keturunan. Informasi tersebut merupakan vonis yang berat buat dihadapi, namun akhirnya semua bisa saya terima dan saya kembalikan pada Tuhan.

 

Kembali pada anak angkat, setelah mulai masuk sekolah, ternyata, ia mengalami perkembangan yang di luar dugaan dan bahkan tidak sesuai dengan pemikiran saya. Betapa tidak, anak tersebut cenderung lebih patuh dan mempercayai suami saya (ayahnya). Apapun yang diperintahkan ayahnya, selalu dikerjakan dengan penuh kepatuhan. Sebaliknya jika saya yang mengeluarkan perintah apapun bentuknya, anak itu kelihatan cenderung membantah dan enggan mengerjakan. Salah satu contoh, jika ayahnya meminta agar ia belajar, anak itu segera mengerjakan. Tetapi jika perintah itu keluar dari mulut saya, ia akan mengerjakannya dengan tidak sepenuh hati, bahkan, dengan cara sembunyi-sembunyi berusaha untuk menghindar.

 

Ironisnya, makin bertambah usia, makin kentara ia condong mengikuti segala perintah yang dikeluarkan oleh ayahnya sementara, sikap melawannya terhadap saya kian menjadi-jadi.

 

Sehingga beberapa kali saya terpaksa mengeluarkan kata-kata hardikan yang cukup keras hanya untuk membuatnya mau mengerjakan perintah saya. Terakhir yang membuat saya cemas adalah perkembangan moral anak itu yang menunjukkan gejala-gejala tidak baik.

 

Dalam kehidupan rumah tangga adalah hal yang lumrah jika suatu waktu saya dan suami cek-cok terkait dengan suatu masalah. Celakanya, pada saat itu, ia lebih condong berpihak pada ayahnya/suami saya. Malahan tak jarang ia mempersalahkan dengan mengatakan sayalah biang keladi dari pertengkaran yang terjadi. Yang semakin menyedihkan adalah, di luar (di kalangan tetangga), ia juga acap menceritakan pertengkaran yang terjadi antara saya dan suami. Otomatis anak itu juga menjelek-jelekan saya yang dianggap sebagai pihak yang suka membuat masalah dalam keluarga. Saya sangat prihatin atas perkembangan jiwani anak itu. Mohon bantuan untuk solusinya. (Ny Hesti Indrawati, Pangkalanbun).

 

Jawaban Kyai Pamungkas:

 

Waalaikumsalam.

Yang terhormat ibu Hesti, demikianlah kronika yang terjadi di banyak rumah tangga masyarakat kita. Banyak ibu yang dibuat pusing tujuh keliling garagara ulah anak bandel, suka membantah tidak mematuhi segala perintah atau kehendak ibunya. Menurut pendapat saya pribadi, jika ditinjau dari sudut pandang kelaziman, hal-hal seperti yang kini terjadi dalam keluarga ibu adalah merupakan problem yang wajar. Sebab banyak keluarga juga memiliki masalah yang serupa, persis seperti yang muncul dalam rumah tangga ibu. Hanya saja ada beberapa catatan yang perlu saya garisbawahi secara khusus, terkait dengan problematik yang terjadi dalam keluarga ibu. Persoalan itu menyangkut anak angkat yang kemudian berhubungan dengan sifat moralnya yang jelas-jelas (mulai) memihak ayahnya (suami ibu).

 

Hal ini memang perlu dicermati dengan saksama agar tidak makin membias atau mengarah pada permasalahan yang lebih serius lagi dikelak kemudian hari.

 

Pertama, mengenai anak angkat. Mestinya sebelum melakukan adopsi, ibu dan suami harus dengan lebih seksama mempelajari latar belakang orang tuanya. Dalam hal ini bukan tertuju pada sesuatu yang berkaitan dengan materi (misalnya, orang tua anak itu kaya atau miskin). Tetapi lebih terfokus pada akhlak atau moral dari keluarga orang tua kandung si anak. Jika keluarga mereka punya moral yang dapat dipertanggung jawabkan maka sedikit banyak sudah menjadi jaminan jika anak yang dilahirkannya akan membawa sifat-sifat kebaikan.

 

Terus terang saja, saya merasa sangat khawatir jika anak perempuan yang diadopsi ibu itu lahir dari keluarga yang kurang dapat dipertanggung jawabkan. Ibarat bibit yang kurang baik, buah yang dihasilkannya pun jadi kurang baik. Oleh karena itu saya anjurkan, secara diam-diam ibu melakukan semacam survey kembali terhadap keluarga atau orang tua dari si anak. Setiap informasi selengkap mungkin, apakah keluarga itu memiliki moral yang baik atau sebaliknya. Dari informasi yang terhimpun, maka, ibu akan dapat mengambil simpulan yang pasti mengenai hal itu.

 

Harapan saya, simpulan yang didapat bersifat positif Tetapi jika kebalikannya (negatif), maka, ibu harus mulai berrhitung ulang terkait dengan upaya mendidik anak tersebut. Dan seyogyanya hal ini dirembug baik-baik bersama suami. Sebab perjalanan hidup dan keluarga di masa mendatang, sedikit banyak bergantung pada perkembangan Jiwani dari anak tersebut. Jika ibu dan suami lalai atau lengah, bisa jadi, kelak di masa tua akan menjalani hidup menderita karena ulah si anak yang tak mempunyai tanggungjawab moral yang sepadan terhadap orang tuanya.

 

Hal lain yang mencemaskan saya adalah, jika terjadi penyimpangan perilaku pada diri si anak. Banyak kisah benuansa menjijikan, di kemudian hari, si anak angkat perempuan malah menjadi “istri” (sah atau tak sah) dari ayah angkatnya sendiri. Saya memang tidak berharap hal-hal yang buruk itu terjadi di tengah keluarga ibu, namun untuk menjaga segala kemungkinan, tidak ada buruknya mulai sekarang ibu bersikap cermat dan waspada.

 

REKOMENDASI PILIHAN KEILMUAN DARI KAMI SEBAGAI SOLUSI PROBLEM ANDA:

 

PENGASIHAN

Adalah keilmuan untuk membuat si anak punya rasa kasihan/welas asih & sayang pada Anda.

 

PELET

Adalah keilmuan untuk membuat si anak cinta mati pada Anda & tidak bisa hidup tanpa mendapat cinta Anda. Cinta antara anak dan orangtua tentunya.

 

GENDAM

Adalah keilmuan untuk membuat si anak mengikuti apapun yang Anda ucapkan & inginkan tanpa ada pikiran menolak.

 

RUWAT, RUQYAH, LARUNG SENGKOLO

Ruwat adalah keilmuan Jawa sementara Ruqyah ala Islam, tujuan keduanya hampir sama yaitu membersihkan diri dari aura negatif atau kesialan, sial asli bawaan lahir, maupun bikinan orang.

 

SILAHKAN DIPAHAMI & DIPILIH, salah 1 atau 2 keilmuan di atas untuk kita jalankan ritualnya sebagai solusi problem Anda.

 

Lebih lanjut kita bahas di telepon, WhatsApp, atau dijadwalkan datang langsung ke alamat kami. Terimakasih. Wallahu a’lam bissawab. Wassalamualaikum. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Testimoni Client Kyai Pamungkas

adminruqyah

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: ASET INTERNAL

KyaiPamungkas

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: Tak Perlu Menangkap Bola yang Dilempar

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!