Kisah Kyai Pamungkas:
LEGENDA TASBIH ARYA KEMUNING
LEWAT ILMU MUKASYAFAH, IA SELALU MENIUPKAN TIAP BATU YANG DIBELAHNYA DENGAN KALIMAT SYAHADATAIN SEHINGGA MENJADI BUTIRAN-BUTIRAN KECIL…
Warta berkisah, sejatinya, tasbih Arya Kemuning sudah ada sejak 1600 M. Dan menurut tutur yang berkembang di tengah-tengah masyarakat dan sampai sekarang masih lestari, hal ini semata-mata karena kecintaan mereka terhadap sang Waliyulloh Kamil Arya Kemuring. Dan manakala sang waliyulloh mangkat, maka untuk mengenang kezuhudannya, masyarakat pun tetap melestarikan kebiasaan mengayak pecahan batu hingga menjadi butiran biji-biji tasbih. Maksudnya tak lain, untuk mengenang dan melestarikan kebiasaan Pangeran Arya Kemuning ketika ia masih hidup.
Dalam tradisi masyarakat Kuningan, Cirebon, pengayakan itu disebut dengan tembangan cuci manah (pembersih hati-red). Seperti apa kisahnya?
Arya Kemuning, sosok legendaris bagi masyarakat Kurungan, Cirebon, dan sekitarnya adalah putra dari salah seorang abdi dalem Keraton Kasepuhan yang sejak balita telah menjadi yatim. Melihat keadaan itu, atas permintaan Putri Ong Tien, isteri kinasih dari Khanjeng Sunan Gunung Jati, maka, balita yang akhirnya dikenal dengan nama Arya Kemuning itu diasuh dengan arif dan penuh kasih sayang.
Waktu terus berjalan pada porosnya, dan Arya Kemuning pun akhirnya tumbuh menjadi pemuda dewasa yang matang. rupawan, berbudi luhur dan sarat dengan ilmu pengetahuan agama. Boleh dikata, hampir semua ilmu agama Islam yang dikuasainya nyaris sempurna inilah yang membuat kenapa Sunan Gunung Jati bertambah sayang kepadanya.
Pada suatu hari, dengan lemah lembut Sunan Gunung Jati meminta Arya Kemuning untuk membantu Pangeran Saba Kingking Tar-Tar untuk menyebarkan agama Islam di Tatar Kuningan.
“Arya Kemuning, anakku, kini sudah saatnya engkau membantu Pangeran Saba Kingking Tar-Tar untuk melakukan syiar Islam di Tatar Kuningan. Pesanku, lakukanlah dengan penuh kelembutan. Berikan penerangan dengan sejelas-jelasnya agar mereka dengan ikhlas mau memeluk agama wahyu,” papar Khanjeng Sunan Gunung Jati.
“Ingat, Islam adalah rahmatan lilalamin, agama Islam diturunkan sebagai rahmat bagi dunia dan segenap isinya,” imbuh Khanjeng Sunan Gunung Jati mengingatkan.
Arya Kemuning menunduk dan mengangguk tanda mengerti. Setelah memohon izin dan doa dari sang ayah angkat, maka, mulailah Arya Kemuning melakukan syiar Islam di Tatar Kuningan.
Dengan izin Allah, dalam waktu yang teramat singkat, Arya Kemuning pun berhasil mendapatkan simpati dari masyarakat yang dengan ikhlas dan sukacita mengikuti dan memeluk ajaran Islam. Singkat kata, kala itu, Arya Kemuning merupakan sosok yang paling berpengaruh di Tatar Kuningan. Tak hanya itu, Kemasyhuran nama Arya Kemuning pun semakin meluas seiring dengan berkembangnya syiar Islam Keluar dari Tatar Kuningan kala itu, banyak masyarakat dari Majalengka, Indramyu, Tegal, Pekalongan dan sekitarnya mulai memeluk agama wahyu. Islam.
Tanpa terasa, tiga tahun sudah ia menyatu dengan hidup, kehidupan dan penghidupan masyarakat di Tatar Kuningan. Selama itu pula, waktunya banyak dihabiskan untuk melakukan syiar dan kejayaan Islam. Jasa dan pengorbanan yang telah ia berikan telah membuka mata hati masyarakat Kuningan. Sehingga mereka pun memberikan julukan Pangeran Sedayu yang berarti tidak pernah berhenti kepadanya.
Menurut tutur yang sampai saat ini berkembang di tengah-tengah masyarakat Kuningan, gelar ini sengaja diberikan karena Arya Kemuning dengan sangat rajin selalu membantu masyarakat setempat yang kebanyakan berpenghasilan sebagai kuli pemecah batu.
Ya… lewat ilmu mukasyafah (ilmu maujud) yang dikuasainya, Arya Kemuning selalu menjupkan kalimat syahadatain pada tiap pecahan batu yang dibelahnya sehingga menjadikan pecahan batu tadi berubah menjadi butiran kecil-kecil.
Ternyata tak berhenti sampai di situ, sambil melantunkan kidung yang berisi puji-pujian terhadap kebesaran Allah SWT, Arya Kemuning pun lalu menggosok butiran batu tersebut dengan campuran tanah belerang sehingga licin, berkilau bahkan memendarkan cahaya yang indah jika terkena sinar matahari. Ini adalah upaya Arya Kemuning untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang selama ini hanya membelah dan memecah batu semata. Ya… dengan cara yang santun, Arya Kemuning berhasil mengajak masyarakat untuk mengenal cara pembuatan tasbih sehingga mereka memiliki tiga keuntungan dari satu pekerjaan.
Keuntungan pertama, mendapatkan upah dari memecah batu, kedua, membuat tasbih yang bisa dijual untuk menambah penghasilan, terakhir, tasbih tersebut juga bisa digunakan sendiri sebagai alat hitung dalam berdzikir.
Perlahan tetapi pasti, upayanya untuk legenda meningkatkan taraf hidup masyarakat Kuningan pun menuai hasil yang teramat menggembirakan. Betapa tidak, kala itu, banyak saudagar nusantara maupun manca negara yang berdatangan untuk memesannya tak pelak, keuntungan berlipat ganda yang mereka terima dalam waktu singkat telah mengundang sebagian besar masyarakat yang mulanya hanya memecah batu langsung berubah profesi menjadi pembuat tasbih berbahan batu alami. Oleh karena itu jangan heran jika sampai sekarang masyarakat Kuningan memiliki | galah satu andalan usaha yang tak lekang dimakan zaman. Membuat tasbih berbahan batu alami.
Sebagai tambahan atau penutup, ternyata, kidung yang dilantunkan oleh Arya Kemuning adalah asma’ pembuka dan penderas rezeki yang jika dibaca dengan istigomah pada tiap mengerjakan sesuatu akan bermanfaat untuk membuka sekaligus menderaskan rezeki.
Dan berikut adalah asma’ yang dilantunkan oleh Arya Kemuning manakala ia membuat tasbih untuk mula pertama.
Bismillahirrahmanirrahim.
Jaya sempurna,
Sempurnane jaya,
Suket, kedong rong-rongan,
Suket, kaliman aji ngedong kastuwae,
Semampreaneng cakrawala,
Reriungan, reruntungan,
Gede cilek petik kemiri,
Aja ana kang kari setuae bumi,
Sekurebe langit pada welas asih,
Isun lanang sejati saking gusti kang maha suci,
Asyhadu an laa ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
La haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim.”
Demikian legenda Arya Kemuning yang sampai sekarang masih lestari di Tatar Kuningan, Cirebon dan sekitarnya, seiring doa, semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan para pembaca sekalian. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)