Kisah Kyai Pamungkas:
KORBAN AZIMAT PENINGGALAN LELUHUR
TUBUH SOMA BERUBAH MENJADI SEEKOR MACAN PUTIH. TAPI SEBULAN KEMUDIAN DIA DITEMUKAN MENINGGAL DALAM KEADAAN MENGENASKAN. TUBUHNYA MEMBUSUK DAN DIKERUBUTI LALAT DENGAN BAU YANG MENYENGAT…
Kepercayaan terhadap suatu benda yang memiliki kekuatan gaib adalah hal yang biasa bagi nenek moyang kita zaman dulu. Saat itu, orang sangat mengandalkan kekuatan fisik yang bersumber dari dunia mistik, karena hukum rimba masih mengekang kehidupannya. Benda-benda itu lebih dikenal dengan sebutan ajimat. Benda-benda itu sangat diagungkan dan didewakan oleh mereka, dengan tujuan untuk menjaga diri dan sebagai simbul kebesaran. Tanpa benda tersebut, orang akan kurang percaya diri serta was-was dalam menjalani kehidupan ini.
Hal inilah yang menyebabkan para pendahulu kita terkenal akan ilmu mistik serta peninggalan keramatnya, yang diyakini merupakan salah satu kekuatan dari diri mereka. Namun seiring dengan berjalannya waktu, zimat-zimat tersebut sebagian hilang (mokswa) begitu saja. Tetapi sebagian dari mereka ada juga yang mewariskan kepada anak cucunya.
Hal inilah yang mengilhami kami untuk mengangkat kisah nyata yang benar-benar terjadi di desa Panican, Purbalingga ini. Sebut saja Rosidi, 62 tahun. Dia adalah pewaris sebuah benda pusaka yang terkenal ampuh dari orang tuanya yang sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Benda tersebut berupa sebuah kantong kecil berwarna hitam terbuat dari selembar kulit tipis. Pada ujungnya terikat seutas tali (menyerupai tali rawe). Ukuran kantong ini begitu kecil, hanya bisa dimasuki oleh ibu jari saja. Orang sering menyebutnya dengan nama kantong macan.
Menurut Rosidi, kantong macan terbagi atas dua jenis menurut masanya. Yaitu kantong macan Mataram (pada masa Mataram) dan kantong macan Majapahit (semasa Kerajaan Majapahit). Hal ini bisa dilihat berdasarkan cara penggunaannya. Jika kantong macan pada masa Majapahit biasanya akan dipakai pada ibujari tangan kanan, lalu ditarik pada talinya. Orang yang memakai kantong macan tersebut akan melompat seolah hilang dan berada di suatu tempat yang dia kehendaki. Sedang kantong macan peninggalan zaman Mataram, akan digunakan pada ibu jari kaki, kemudian ditarik pada talinya juga. Baik kantong macan pada masa Mataram maupun Majapahit fungsi dan kegunaannya sama, hanya pemakaiannya yang berbeda.
Zimat peninggalan inilah yang menjadikan kebanggan tersendiri bagi Rosidi. Tapi dibalik itu semua, ajimat itu juga menjadi bebari moral yang berat. Karena disamping harus menjaga serta mengurus khodam yang berada di dalamnya, dia juga harus menjaga hal-hal yang tidak diinginkan dari tangantangan yang tidak bertanggung jawab. Mungkin untuk menjaga khodam yang mendiaminya tidak begitu sulit, asalkan sesuai dengan apa yang diamanatkan dari orang tuanya. Akan tetapi menjaga benda tersebut dari tangan-tangan jahil itulah yang jauh lebih sulit. Dan akibat benda keramat itu pula, masyarakat Purbalingga beberapa tahun yang silam digegerkan oleh kemunculan harimau jadi-jadian.
Mungkin pepatah benar, tempat yang paling berbahaya adalah tempat yang dirasa paling aman. Begitu dipundi-pundinya barang keramat itu, Rosidi pun menempatkannya di dalam laci almari kamarnya. Dengan maksud tak ada orang yang tahu serta tak berani untuk mengambilnya. Sehingga tempat inilah yang dirasa paling aman. Akan tetapi dugaan Rosidi meleset. Malam itu naas baginya, setelah dirinya mendengar suara aungan harimau dari dalam kamarnya. Naluri sebagai orang tua yang memiliki sebuah kantong macan yang sudah hafal dengan seluk beluk amat peninggalan leluhurnya itu, langsung lari menghambur ke dalam kamar, di mana suara Harimau itu terdengar.
Dalam hatinya dia sudah menduga kalau telah terjadi sesuatu dengan Soma, anak laki-lakinya itu, Karena di kamar tersebut Rosidi menyimpan kantong macan peninggalan leluhurnya itu. Ternyata dugaannya benar. Begitu masuk kamar, dia melihat dengan jelas seekor harimau putih besar yang mematung. Bahkan harimau tersebut sempat menatap ke arah Rosidi.
“Aduh terlambat! Celaka, tewas…” Teriak Rosidi saat itu, melihat kejadian yang benar-benar tak pernah terpikirkan.
“Soma, jangan lari. Kembali, lepaskan benda itu! Copot kembali dari jarimu itu,” teriaknya. Tapi teriakan Rosidi tak dihiraukan oleh Soma, anaknya. Dengan rasa takut dan panik, Soma justru lari sekuatnya, setelah melihat dalam . cermin kalau dirinya telah berubah menjadi sosok harimau putih.
“Mungkin dia shock, kaget atau bahkan takut kepadaku. Karena merasa bersalah mencoba memakai kantong macan tanpa seijinku terlebih dahulu, apalagi menyebabkan kejadian yang fatal. Karena itulah dia langsung lari keluar dan mencari tempat untuk bersembunyi,” tutur Rosidi mengenang kejadian beberapa tahun yang lalu.
Sudah pasti Rosidi begitu menyesal dengan kejadian yang menimpa keluarganya. Tapi apa daya, mungkin ini merupakan konsekwensi atas keteledorannya menyimpan benda keramat leluhumya.
“Apakah setelah kejadian itu dia terus pulang?” Tanya kami pada kakek tiga cucu yang nampak tertegun.
“Tidak. Entah apa yang ada dalam pikirannya, yang jelas sejak kejadian malam itu dia terus pergi menghilang entah ke mana. Mungkin dia bersembunyi di suatu tempat, karena malu atau takut. Kami beserta kerabat serta warga juga berusaha terus untuk mencarinya. Tapi hasilnya tetap nihil,” ceritanya lagi.
Memang benar, menurut beberapa sumber yang kami peroleh, kantong macan adalah benda pusaka kelas tinggi yang tidak bisa untuk dicoba-coba. Karena jika salah dalam pemakaiannya si pemakai akan berubah menjadi sosok harimau.
Menurut sumber yang kami peroleh, khodam dari kulit yang berujud kantong kecil berwarna hitam itu, adalah seekor macan yang benama Singa Leang. Kegunaan dari benda gaib ini, disamping untuk membangkitkan kharisma dan kewibawaan yang lebih utama lagi adalah untuk melompat sejauh yang kita kehendaki dengan begitu cepat, bagaikan kilat. Karena cepatnya hingga tak bisa dilihat dengan mata biasa. Oleh karena itu, sebagian orang menyangka kalau benda ini bisa digunakan untuk menghilang.
“Begitu benda keramat ini dipanek (digunakan). Si pemakai akan melesat dan berada di tempat yang dia kehendaki hanya beberapa detik saja. Itulah kehebatan zimat ini. Pada zamannya, benda keramat ini juga kerap digunakan untuk mengambil harta benda orang lain. Makanya banyak pula orang yang menggunakan benda ini sebagai piranti pesugihan semata.”
“Sebenarnya menggunakan kantong macan tidaklah sulit. Asalkan kita tahu latar belakangnya. Namun jika salah menggunakan, kejadiannya bisa fatal. Apalagi jika mereka tak mengetahui sama sekali tentang hal ini, sangat berbahaya. Mungkin inilah yang terjadi pada anak saya. Walaupun saya sudah menyimpannya begitu hati-hati, tapi Tuhan rupanya berkehendak lain. Inilah yang paling saya takutkan selama ini, dan rupanya menimpa pada anakku,” keluhnya.
Menurut Rosidi, dirinya sudah beberapa kali menggunakan kantong macan tersebut. Yaitu saat dia menengok adiknya yang berada di daerah Gisting, Lampung. Dia hanya mamasukkan ibu jari kanannya, lalu merapal mantera dan menarik tali tersebut sembari konsentrasi pada tempat yang dituju. Tak begitu lama, hanya hitungan menit, tiba-tiba saat membuka matanya, dia sudah berada di Lampung tempat adiknya itu.
Bahkan menurut ceritanya pula, kantong macan tersebut bisa juga digunakan untuk dua orang. Dengan jalan salah satu dari mereka digendongnya atau dipegangnya erat-erat, dan hal ini telah beberapa kali dilakukan oleh Rosidi dengan Khotimah, istrinya. Dia pernah pula melakukan perjalanan ke Balikpapan, Kalimantan hanya memerlukan waktu jlima menit saja. Menurutnya hanya memejamkan mmata sekejap sembari membaca manteranya, begitu mata terbuka, dia sudah berada di tempat tujuan.
“Tapi beberapa tahun belakangan ini, aku sudah tak lagi menggunakannya, karena faktor usia,” lanjutnya lagi. Dua minggu setelah anaknya menghilang dan menjadi sosok harimau jadi-jadian, di beberapa kampung yang tak jauh dari desa tempat tinggal Rosidi, desa Panican, sering digemparkan oleh sosok seekor macan. Orang merasa aneh, karena tak mungkin di desa yang cukup ramai ada seekor harimau liar. Kejanggalan ini diyakini oleh sebagian warga kalau harimau tersebut adalah seekor harimau siluman. Peristiwa ini terdengar di telinga Rosidi. Hingga akhirnya dia memberitahukan kepada warga, agar jangan membunuhnya. Karena sebenarnya macan tergebut adalah anaknya yang sedang menjalani kutukan dari leluhurnya.
“Andai saja dia tak lari, nasibnya tidak akan seperti itu, karena aku bisa melepaskan kantong macan yang ada di badannya itu sehingga dia bisa kembali lagi menjadi manusia biasa,” kisahnya kemudian.
Saat kami konfirmasi, mengapa disebut kantong macan? Orang tua ini menjalaskan jebih lanjut.
“Zimat itu disebut kantong macan karena bentuknya seperti kantong yang bentukannya kecil dan hanya bisa dimasuki dengan satu jari saja. Kantong kecil ini terbuat dan kulit anak macan (yang masih bayi) sehingga khodam yang bersemayam di dalam kantong tersetut adalah arwah dari para leluhur macan gaib yang siap untuk membawa kita pergi secepat kilat ke mana saja,” tuturnya panjang lebar.
Menurut cerita, tokoh-tokoh sakti zaman dulu banyak yang memiliki zimat semacam ini sepera Sabdo Palon, Angling Dharma, Sultan Agung dan masih banyak lagi. Sehingga dia bisa berada di suatu tempat hanya dengan sekejap. Tapi di masa sekarang, benda sakti semacam itu hampi tak pernah terdengar beritanya lagi. Mungkin semua disebabkan ulah manusia yang tak bisa menjaga dan memelihara warisan budaya leluhur.
“Kami sendiri tak tahu, ke mana mokswanya . benda-benda ampuh semacam itu,” timpalnya kemudian.
Mungkin Rosidi satu dari sekian banyak orang yang beruntung karena memiliki zimat ampuh tersebut. Tapi di balik keuntungannya itu, ternyata membawa musibah yang besar. Walaupun sebenarnya sering Soma diperingatkannya. Mungkin sudah menjadi garis hidup Soma harus mengalami dua alam seperi ini.
Sebulan kemudian Soma ditemukan oleh seorang penyabit rumput di semak-semak sebuah Jereng, dengan keadaan sudah tak bernyawa. Dia mati begitu mengenaskan. Tubuhnya sudah dikerubuti lalat dengan bau yang begitu menyengat. Mungkin Soma mati karena kedinginan, atau kelaparan. Karena walaupun raga dia berwujud harimau, tapi jiwanya tetap manusia. Sehingga ada kesulitan baginya untuk mencari makan. Apalagi di tempat terbuka seperti itu. Sedang jika pulang ke rumah, dia takut dikejar-kejar orang, lalu dibunuhnya beramai-ramai, karena disangka macan sungguhan.
Saat Rosidi mendatangi lokasi di mana Soma ditemukan, ternyata benar, tubuh kaku itu adalah anaknya. Karena ketika dia meninggal, tubuhnya akan berubah menjadi Soma sesungguhnya. tak lagi menjadi seekor harimau. Walaupun kantong macan tersebut masih berada di jarinya.
“Ternyata benar dugaanku, Soma salah dalam memakai benda keramat itu. Kantong macan tersebut dipakannya pada jari telunjuknya. Dia hanya mencoba-coba saja dan begitu kantong tersebut melingkari jarinya, tubuh Soma langsung berubah menjadi macan putih yang menyeramkan. Sehingga dia terkejut, lalu melompat ketakutan,” terangnya sambil meratapi penyesalannya. Soma menjadi korban benda keramat ampuh warisan leluhurnya sendiri. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)