Kisah Kyai Pamungkas:
PESUGIHAN CELENG BELES
BETAPA TERKEJUTNYA TARKIM, DALAM WAJAN BESAR ITU TERGELETAK KEPALA MANUSIA YANG MASIH LENGKAP DENGAN TELINGA DAN HIDUNGNYA. DALAM WAJAH ITU PUN TERTUMPUK JARI-JARI TANGAN DAN KAKI MANUSIA…
Ada seribu jalan menuju Roma, mungkin itulah ungkapan paling tepat untuk manusia yang sudah tertutup mata hatinya. Harta benda sudah merupakan tujuan utama dalam hidupnya. Tak ada lagi pemikiran atau rasa takutnya pada Tuhan yang menciptakan dirinya. Berbagai cara dilakukan hanya untuk memenuhi nafsunya saja. Tak hanya harga diri, nyawa dirinya dan keluarganya pun dijadikan jaminan atas perjanjiannya dengan makhluk halus.
Ini adalah salah satu dari kekejaman manusia yang sudah tak bisa lagi melihat dengan mata hatinya. Ada benarnya pepatah yang merigatakan, sebuas-buasnya harimau, dia tidak akan memangsa anaknya sendiri. Tapi karena kerakusannya manusia bisa saja mermangsa atau mengorbankan anaknya. Ketika nafsu serakah sudah memenuhi jiwanya, apapun akan. dilakukan seorang manusia. Balasan dihari akhir panti sudah tak lagi diperhitungkannya.
Pada tulisan kali ini, penulis akan mengisahkan seorang pelaku pesugihan yang selalu berbuat dan bertingkah aneh. Setiap pelaku pesugihan ini akan memiliki suatu pertanda serta bau tubuh yang tak sedap bagi orang lain. Sehingga berhati-hatilah Anda jika menjumpai seseorang yang seperti kami langsir berikut ini. Dia juga tak segan-segan menumbalkan siapapun demi harta dan kekayaannya…
Pesugihan ini lebih dikenal dengan nama pesugihan Celeng Beles, yang berarti babi hutan liar yang berwana hitam. Menurut beberapa narasumber, pesugihan ini merupakan salah satu pesugihan tertua di Tanah Jawa. Sebagian orang sering terkecoh antara pesugihan celeng beles dengan babi ngepet, di sini kami tegaskan kembali, kalau pesugihan celeng beles bukanlah babi ngepet ini sangat berbeda baik tempat ntualnya, cara pengambilan tumbal maupun cara melakoninya.
Jika seseorang melakoni pesugihan babi ngepet, dalam aksinya (mengambil kekayaan) harus dengan bantuan orang lain (biasanya istrinya) untuk menunggu lampu teplok di kamar. Salah satu dan mereka akan mencari sasaran di tempat orang kaya untuk diambil hartanya dengan jalan menggesek-gesekkan tubuhnya pada pagar atau rumah orang tersebut. Dan dengan sendirinya harta orang yang menjadi sasarannya itu akan berpindah ke tempat pemuja babi ngepet itu. Dan jika dalam keadaan bahaya, lampu teplok yang ditunggu oleh sang isteri haruslah dimatikan agar suaminya selamat. Karena akan hilang dari pandangan mata orang lain.
Sedang, pesugihan celeng beles, si pemuja pada malam-malam tertentu akan mencari mangsa di setiap rumah yang memilki anak kecil. Caranya rumah orang yang memiliki anak kecil tersebut akan diketuk-ketuk pintunya, yang jika pintu itu dibuka oleh yang punya rumah, pelaku pesugihan ini masuk ke dalamnya tanpa diketahui oleh yang punya rumah. Dia akan berdiam diri beberapa saat di dalamnya hingga bisa memberi tenger (tanda) pada jidat sang anak kecil. Tanda inilah sebagai perlambang bahwa anak tersebut telah dijadikan suguhan (korban) untuk dhanyang celeng beles.
Tanda ini hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu saja yang memiliki kemampuan ilmu kebatinan tinggi. Sehingga orang-orang awam tak pernah bisa tahu bahwa anaknya telah distempel pada jidatnya oleh penganut celeng beles. Jika anak tersebut telah memiliki tanda, yang katanya berwarna merah menyala, dia tinggal menunggu waktunya saja untuk, nyawanya diambil dengan paksa oleh dhanyang yang mendiami sebuah hutan di Sindoro. Biasanya anak tersebut akan menderita panas beberapa saat, kemudian dia akan kejang-kejang, lalu meninggal saat itu juga. Menurut kesaksian orang tua korban, mereka umumnya tak ada kesempatan untuk berobat atas penyakit yang diderita anaknya itu.
“Pesugihan ini paling sulit untuk kita hindari. Walau demikian sebenarnya mudah juga kita mengantisipasinya, yaitu jika kita memiliki anak kecil dan terdengar suara pintu diketuk dari luar tak menyebutkan nama, jangan sekali-kali pintu dibuka. Karena banyak kemungkinan mereka para penganut pesugihan celeng beles. Begitu pintu dibuka, dia akan masuk mendahului kita tanpa kita bisa melihatnya. Karena dia tak nampak raga penganut pesugihan ini akan ditutup iblis celeng beles untuk memberinya tanda pada anak kita. Tapi walaupun anak tetsebut telah diberinya tanda, belum tentu akan dibawanya hari itu juga. Karena harus menunggu gilirannya. Terkadang seminggu atau bahkan ssbulan,” tutur laki-laki tua yang meminta kami untuk merahasiakan identitasnya.
Sebut saja Tarkim, orang tua itu rupanya tahu persis mengenai ritual pesugihan celeng beles. Bisa kami maklumi, karena dia pernah mencoba untuk ngalab berkah pesugihan ini di hutan itu. Tapi gagal karena tak kuasa untuk melawan jeritan hatinya sewaktu akan menjalankan ritual celeng beles ini.
“Pesugihan ini sangat berat lakunya, Mas. Karena sebagai pendaftaran, anak kita yang paling kita sayangi harus disetorkannya terlebih dahulu, Seandainya kita tak memiliki anak, bisa diganti dengan orang tua. Selanjutnya anak orang jain setiap tahunnya yang kita serahkan untuk dipasarkan di alamnya. Oleh karena itu, jika penganut celeng beles ingin cepat kaya, dia harus semakin sering menyetorkan nyawa anak manusia ke dhanyang di sana. Jadi tak harus setahun sekali. Biasa jadi setahun dua hingga tiga kali. Dan tak menutup kemungkinan pula orang dewasa atau orang tua. Tapi biasanya nyawa dan daging mereka tak begitu disukai di pasar makhluk halus, mereka lebih gemar memilih daging anak muda, dengan jalan inilah penganut pesugihan ini memperoleh hartanya.”
Kami belum mengerti maksud orang tua ini, tapi setelah kami minta penjelasan lebih lanjut dia membeberkan dengan rinci, rupanya dia pernah memasuki alam gaib para iblis pesugihan dan hal inilah yang menyebabkan mengapa dia sangat takut dan taubat untuk tidak lagi berniat menganut ritual ini.
“Jujur peristiwa ini aku alami beberapa puluh tahun yang lalu, sewaktu aku benar-benar terbelit masalah ekonomi. Mungkin usiaku sekitar empat puluh tahunan. Aku bermaksud ngalab berkah di tempat itu dengan mengambil celeng beles. Aku pertama mengetahui tempat ini dari seseorang yang pernah mengantar ke sana. Dengan segala persiapan, aku berangkat. Sesuai prosedur dan petunjuk tata cara, aku melaksanakan puasa mutih 4 selama tiga hari sejak berangkat dari rumah. Alhasil, tempat itu aku temukan. Pada malam ketiga aku di sana, aku didatangi oleh sesosok kakek-kakek aneh. Berbadan besar, tubuh hitam legam, berbulu tebal dan pada keremangan malam wajah kakek itu nampak penuh dengan benjolan. Dengan keberingasannya dia mengajakku berjalan menyusuri kampung makhluk halus itu,” paparnya kepada kami.
“Ki sanak yang sedang banyak masalah, mari kau ikut aku melihat pasar di perkampungan kami agar kau bisa tahu mana daging yang bagus dan laku, serta mana daging yang murah harganya,” tutur sosok tersebut.
Lalu perlahan aku bangun dari duduk untuk berjalan mengikuti sosok orang aneh tersebut. Sesaat kami berdampingan. Sepanjang jalan banyak hal yang aku lihat. Diantaranya sekelompok perjudian, sekelompok orang yang begitu menyeramkan sambil minum minuman keras, bahkan aku sempat melihat beberapa sosok yang sedang melakukan hubungan intim di pinggir jalan. Semua orang yang aku lihat di tempat itu memiliki wajah yang aneh serta nampak begitu beringas dan ganas. Rupanya ini yang disebut dengan kaum iblis, pikirku dalam hati. Tapi dari sekian tontonan yang aku lihat, hanya satu yang membuatku begitu takut, hingga lari dari tempat itu, dan menyadarkan hatiku dari kesesatan hingga aku bertaubat,” kisahnya kemudian.
Wajah Tarkim nampak sedikit pucat, bahkan sesekali dia meneguk air putih yang sedari tadi berada di depannya. Mungkin dengan maksud untuk sedikit menenangkan jiwanya atas ingatannya beberapa tahun yang lalu.
“Aku terus berjalan dengan sosok tersebut, hingga sampai pada sebuah pasar. Pasar itu begitu ramai, tapi aneh, pasar tersebut hanya menjual daging-dagingan saja, tanpa ada sayuran ataupun buah-buahan. Aku ditunjukkan beberapa daging cincang yang masih segar, dan sebagian lagi daging-daging yang masih utuh teronggok, bahkan banyak pula yang tergantung pada sebua gancu (besi bengkok). Tapi daging tersebut sudah berbentuk flet, sehingga tak ada kulit serta tulangnya.” Kenangnya kemudian sambil menerawang, seolah mengingat-ingat peristiwa beberapa tahun yang lalu.
“Inilah daging yang mahal dan laku pesat di sini. Jika kamu akan menjual daging padaku, carilah kurban yang masih cukup muda, karena dagingnya tak begitu alot, Daging muda sangat empuk dan harum, sehingga digemari kaum dr sini. Harganya pun Jebih.mahal, sehingga kau.bisa cepat kaya,” tutur laki-laki besar hitam itu.
Menurut Tarkim, sepanjang perjalanannya banyak para pedagang yang menawarkan dagangannya kepada sesama mereka yang berjalan hilir mudik.
“Lalu daging yang murah dan tak begitu diminati warga di sini yang seperti apa?” Tanya Tarkim kemudian.
“Daging yang murah biasanya yang sudah tua, lalu kepala serta beberapa bagian tertentu. Karena biasanya hanya dipakai untuk membuat sop dan gulai saja. Apakah kau akan mencoba sopnya?” Tanya sosok tersebut.
Tarkim hanya mengangguk, apalagi sudah tiga hari puasa mutih perutnya lapar bukan main. Lalu dia berjalan mengikuti langkah sosok aneh tersebut menuju ke warung sop. Dengan santai, dia pun duduk memesan sop yang dimaksud. Dilihatnya pula beberapa orang sedang menikmati daging tersebut. Niat hati ingin melihat daging sop yang menurut teman barunya itu tak begitu laku dan tak diminati warga di sekitar sini, lalu dia membuka jimbung panci yang digunakan untuk merebus daging. Begitu tutup panci dibuka, betapa terkejut serta shok hatinya, dia berteriak histeris.
“Subhanallah…” Lalu dia melompat sejadi-jadinya. Dengan jelas di dalam panci besar tergeletak kepala manusia yang masih lengkap dengan hidung, telinga serta mata yang bulat melotot. Tarkim terus lari tunggang langgang meninggalkan sosok aneh tadi yang dengan lezatnya menyantap mangkok penuh dengan jari tangan serta jari kaki manusia. Sesekali sosok itu menusuk mata dan mengunyah telinga begitu lahap. Di tengah jalan, Tarkim berhenti, nafasnya tersengal-sengal. Di sebelah kirinya nampak kerumunan orang, lalu dia berjalan menuju ke arah mereka dengan maksud untuk bertanya, pasar apa ini sebenarnya. Tapi belum sempat bertanya, dia begitu dikagetkan lagi dengan sosok seorang anak yang metonta-ronta dan berteriak kesakitan karena sedang diikat kedua tangan dan kakinya, lalu digantung di antara pohon besar. Mungkin anak ini merupakan korban baru dari iblis celeng beles yang hendak dipotong dan dijualnya.
“Aku tak bisa berbuat apa-apa Mas, yang ada di benakku, aku harus lari meninggalkan para iblis tersebut secepatnya. Aku tak melihat arah lagi, yang penting lari dan lari. Aku bisa bernafas dengan lega setelah tahu berada di dalam Puskesmas. Menurut beberapa orang yang di sampingku, dia menemukanku di pagi hari, tergeletak di pinggir jalan. sehingga dia membawaku ke Puskesmas,” ceritanya kemudian.
Sejak peristiwa itu aku benar-benar trauma dengan apa yang disebut pesugihan. Aku ini saksi hidup yang melihat langsung keadaan di alam iblis yang sangat menakutkan dan mengerikan, Mas!”
Ternyata semua benar, iblis adalah musuh manusia yang begitu kejam dan nyesatkan. Dengan tipu muslihatnya dia akan menggoda orang yang lemah imannya agar mengorbankan anak manusia. Dan mereka (para iblis) bukan hanya meminta nyawanya saja untuk dijadikan budaknya, akan tetapi dagingnya akan disantapnya pula beramai-ramai. Bahkan diperjualbelikan. Beruntunglah orang-orang yang beriman sehingga tak tergelincir ke alam sesat yang penuh dengan fenomena mengerikan.
Rupanya pesugihan ini berbeda dengan pesugihan lain, yang hanya memanfaatkan nyawa korbannya saja. Tapi pesugihan celeng beles ini akan memanfaatkan semuanya. Maka waspada dan berhati-hatilah jika dintara kita ada yang menganut pesugihan ini.
“Sebenarnya penganut pesugihan ini cukup gampang untuk dilihat (ditandai). Orang tersebut biasanya sering batuk-batuk kecil (dehem), bahkan terkadang berbunyi segruk-segruk. Dan baunya dia cenderung berbau apek sekalipun memakai minyak wangi. Satu hal lagi dia suka meludah,” tutur Tarkim.
Bahkan dia memberi tips jitu yang bisa menangkal kita dari pelaku penganut celeng beles. Yaitu, jika bertemu dengan orang terebut, kita harus ingat kepada Allah dengan menyebut asma-Nya dan Kalimat Syahadat. Kita juga berusaha menghindar dan diusahakan jangan bersentuhan dengannya. Jika terdengar ketukan pintu di rumah kita pada malam hari tanpa menyebut nama atau memberi salam, jangan sekali-kali dibuka pintu.
Seandainya kita berpapasan dengan seekor celeng pada malam hari yang dianggap itu adalah siluman dari celeng beles, jangan sekalikali dipukul bagian kepalanya. Dia tak akan bisa pingsan atau mati, tapi pukulah bagian pantatnya dengan kayu randu atau kelor. Dia akan jatuh serta berubah menjadi manusia. Karena kedua kayu itulah kelemahannya dan kepala penganut pesugihan adalah pantat dari celeng beles tersebut, atau kebahkannya.
“Kita tak boleh mencurigai seseorang sebaga penganut pesugihan ini. Tapi seandainya seseorang telah terbukti memiliki pesugihan celeng beles, satu hal yang dianggap hisa untuk menangkal perbuatannya, yaitu mengitari pintu rumahnya dengan kotoran manusia atau kotoran anjing yang masih baru. Dengan jalan ini dipercaya dalam setiap pencanan korbannya, dia akan wurung (gagal) sehingga biasanya akan mengenai keluarga atau dirinya sendiri,” pesannya.
Tapi walau bagaimana pun adanya, kita lebih baik dan mulai untuk menyadarkan serta memberinya pengampunan. Agar mereka taubat dan kembali ke jalan yang benar serta diridhoi Allah, agar mendapatkan rahmat serta hidayah-Nya. Semoga dengan saran ini kita lebih mawas diri serta berhati-hati dalam menyikapi ujian dari Allah. Percayalah akan kebesaran dan kemurahan-Nya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)