Ijazah Kyai Pamungkas:
AGAR DISUKAI SEMUA ORANG
APABILA ANDA MENGALAMI KERETAKAN HUBUNGAN DALAM BISNIS ATAU PERNIAGAAN, HUBUNGAN PERGAULAN, DENGAN PASANGAN, RUMAHTANGGA, DAN ITU MERENGGANG ATAU BAHKAN PUTUS, MAKA UNTUK MENGHARMONISKANNYA KEMBALI LAKUKANLAH KAIDAH ILMU HIKMAH INI…
QS. Al-Hajj – Ayat 77:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ارْكَعُوْا وَاسْجُدُوْا وَاعْبُدُوْا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَۚ ۩ ٧٧
“yâ ayyuhalladzîna âmanurka‘û wasjudû wa‘budû rabbakum waf‘alul-khaira la‘allakum tufliḫûn.”
“Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah, sembahlah Tuhanmu, dan lakukanlah kebaikan agar kamu beruntung.”
Firman Allah SWT tersebut jelas mengisyaratkan bahwa untuk meraih keberuntungan di dunia dan akhirat dibutuhkan usaha terpadu antara ubudiyah atau hablumminallah, dan kegiatan memproduksi kebajikan atau hablumminannaas. Keduanya merupakan kesatuan yang tidak boleh ditinggalkan. Artinya, selain diperintahkan untuk hubungan yang baik dengan orang sekatar kita, maka hal-hal terbaik seperti kesuksesan, kebahagiaan kedamaian, dan kenyamanan, dengan sendirinya pasti akan tercipta.
Dalam kenyataan sehari-hari, tidak mudah untuk menjaga hubungan baik dengan tetangga atau teman sekitar, kadang-kadang dengan isteri sendiripun bisa terjadi kesalahpahaman yang bisa merusak hubung keharmorisan. Lantas, bagaimana pula jika baik kata dengan atasan, relasi, pelanggan, anak buah atau siapapun manusia di sekitar kita, maka yang terpenting kita haruslah memiliki motivasi yang tinggi untuk berlatih dan menghayati kecerdasan emosional yang ada di dalam diri kita. Sebab, kekuatan emosi baik yang ada di dalam diri sendiri akan menjadikan kita sebagai pribadi yang mampu menaklukan hati orang lain untuk membangun hubungan positif yang penuh nilai persahabatan.
Tetapi masalahnya, tak mudah untuk menggali potensi tersebut. Sering kali kita gagal mengembangkan hubungan baik dengan orang lain akibat miskinnya wawasan dan keterampilan kita tentang teori kecerdasan emosional.
Bila kita sudah terkungkung dengan ego dan kebiasaan buruk diri sendiri, maka pasti akan sulit menemukan orang-orang yang kita sukai di kehidupan ini. Dan, kita pasti akan hidup dengan kebiasaan buruk menyalahkan orangorang yang kita rasa telah mengecewakan, tanpa pemah menyadari bahwa kita sebenarnya dikuasai oleh ego, nafsu, dan ketidakmampuan diri kita sendiri untuk mengelola emosi dengan baik.
Coba kita lihat dewasa ini betapa banyak rumah tangga yang hancur berantakan karena masing-masing pihak dikuasai oleh egonya Suami menyalahkan isteri, atau sebaliknya isteri menyalahkan suami. Mereka tak mampu lagi menciptakan hubungan yang baik, sehingga akhirnya maraklah apa yang disebut sebagai perselingkuhan. Rumahtangga pun diselubungi kepalsuan, sehingga bukan lagi surga yang ada, melainkan neraka.
Karena ketidakmampuan menjaga hubungan baik bisnis pun bisa mandeg atau bahkan gulung tikar. Demikian pula dengan tetangga kita bisa saling benci dan caci, sehingga rezekipun sulit dicari.
Dalam salah satu haditsnya Rasulullah SAW bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah di manapun kamu berada dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik (karena kebaikan dapat mengkompensasi keburukan-Pen) dan bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlag yang baik.”
Dalam hadits tersebut terungkap bahwa perintah bertagwa kepada Allah harus dilanjutkan dengan berbuat kebaikan serta bergaul dengan sesama manusia dengan akhlag yang baik.
Dalam kaitannya dengan hablumminallah keunggulan kompetitif vertikal seseorang ditentukan berdasarkan tingkat ketagwaannya, sedangkan keunggulan kompetitif horizontal ditentukan oleh besar kecilnya kadar kemanfaatan yang dimiliki orang tersebut bagi orang lain.
Menyadari adanya keterkaitan yang begitu erat antara hablumminallah dan hablumminannaas, para salafus shalih. Cepat melakukan instrospeksi (muhasabah) terhadap hablumminallah mereka apabila mereka mengalami kesulitan atau masalah di dalam hablumminannaas. Misalnya, suatu saat mereka mendapati isteri mereka marah-marah, anak-anak mereka sulit diatur dan bahkan keledai atau onta mereka susah dikendalikan, maka mereka segera merasa bahwa ada yang tidak beres dalam hubungan ubudiyah dan taqarrub mereka kepada Allah.
Sebaliknya, walaupun seseorang rajin beribadah kepada Allah atau menonjol kegiatan ubudiyahnya, bila hubungannya dengan sesama manusia buruk, maka dia tidak akan selamat di dunja apalagi di akhirat. Dalam suatu sirah, digambarkan seorang wanita yang ahli ibadah, rajin shalat tahajjud dan puasa sunnah, tetapi karena dia gemar menyakiti hati tetangganya baik dengan lisan maupun perbuatan, maka dia dikomentari Rasulullah SAW sebagai calon penghuni neraka. Naudzubillahi min dzalik.
Memang, seyogyanya hubungan yang baik dan sehat antara seorang hamba dengan Rabbnya akan berimbas atau berdampak positif pada hubungannya dengan sesama manusia
Pertanyaannya, bagaimana caranya agar kita bisa membina hubungan baik dengan orang lain? Berikut ini kami beberkan kunci-kunci rahasianya.
1. Keumanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT
Keimanan dan ketagwaan kepada Allah merupakan syarat utama atau modal dasar untuk membina hubungan dengan orang Jain. Bila hubungan kata dengan Allah baik, maka akan baik pulalah hubungan kita dengan manusma. Oleh sebab itu sebelum kata membina hubungan baik dengan orang lain berdasarkan akhlagul kanmah, maka kita harus lebih dulu membina hubungan baik dengan Allah, yakni dengan cara menerapkan akhiag terhadap Allah, Rasul dan Al-Quran sebagai pedoman hidup.
2. Akhlaq yang baik
Ada keterkaitan yang erat antara keimanan dengan akhlaq, seperti nampak dalam hadits-hadits yang berisikan perintah-penntah Nabi SAW untuk berbuat baik selalu didahului dengan masalah keimanan. Misalnya saja ada hadits berbunyi:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah memudahkan tetangganya.”
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah memulialkan tamunya.”
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan han akhir, hendaklah berkata yang baik atau (lebih baik) diam.”
Akhlaq yang baik ini meliputi akhlag terhadap Allah, Rasul, Al-Quran (vertikal) dan akhlag terhadap sesama manusia seperti pada orangtua, suami, istri, anak, teman, tetangga, binatang dan alam.
3. Ketrampilan berkomunikasi.
Komunikasi yang baik akan menciptakan suasana menyenangkan, dan hasilnya adalah hubungan yang semakin baik dan harmonis yang akan disusul dengan saling memahami, mengerti, senang, dan sikap saling percaya.
Pertanyaan selanjutnya muncul, “Bagaimana bila kita sudah berusaha menerapkan ketiga hal tersebut namun kita menghadapi seorang yang keras hati?”
Banyak sekali contoh sekaitan dengan pertanyaan ini. Misalnya, ada seorang isteri yang adak mau memaafkan suaminya karena merasa sang suami menyakiti hatinya, atau sebaliknya, ada suami yang tidak bisa memaafkan isteri.
Contoh lain, mungkin di antara kita ada yang mempunyai seorang atasan yang sudah telanjur membenci karena dia terprofokasi hasutan seorang teman, atau mungkin karena Anda telah berbuat salah dan engecewakannya, sehingga sang atasan tak mau memaafkan Anda?
Kasus seperti ini juga pasti sering terjadi: Anda mempunyai seorang reladi bisnis dan karena sesuatu hai terjadilah perselisihan di antara Anda berdua.
Bisa jadi relasi bisnis Anda itu seorang yang keras hati dan sulit memberi maaf, sehingga akibatnya roda bisnis pun macet atau malah berantakan.
Tentu saja, masih banyak contoh lain lagi yang menggambarkan betapa sulitnya mengambalikan hubungan baik karena membentu dinding hati yang keras, apapun upaya pendekatan yang kita lakukan mentah tak ada hasilnya. Kalau sudah begini, tindakan apa yang harus kita lakukan?
Mulai sekarang tak perlu risau, juga tak perlu menghiba-hiba, merajuk, apalagi sampai nekad menjilat, hanya karena mengalami kasus-kasus kehilangan hubungan baik. Apabila di antara para sahabat ada yang mengalami keretakan hubungan dalam keluarga, bisnis atau pemiagaan, hubungan pergaulan dengan teman, pacaran, rumah tangga atau suami isteri, dan lain sebagainya, yang merenggang atau bahkan putus, maka untuk mengharmoniskannya kembali lakukanlah tata laku di bawah. Inilah rahasianya:
1. Bangun tengah malam dan dirikanlah sholat Hajat Khusus 2 rakaat.
2. Setelah selesai sholat kemudian bacalah:
ILAA QADOROTI JAMII’IL ULAMAAI WASHOOLIKHIINA SYAIU LILLAAHI LAHUMMUL FAATIHAH (Baca Surat Al-Fatihah 1x)
3. Selesai membaca Fatihah terus lanjut dengan mewiridkan “HALLA” sebanyak 400x.
4. Setelah cukup bilangan 400 kali kemudian tiuplah kedua telapak tangan lalu usapkan ke wajah Anda.
5. Lakukan selama 7 malam berturut-turut, maka dengan wasilah ini insya Allah hajat Anda akan terkabul. Artinya, separah apapun keretakan hubungan Anda dengan keluarga, rekan bisnis atau perniagaan, dengan teman, pacaran, atau suami-isteri, dan lain sebagainya, berkat izin Allah akan tersambung kembali dan berubah jauh lebih mesra/harmonis dibandingkan sebelumnya. Demikianlah kajian kita kali ini. Semoga dapat menambah pengetahuan Anda dalam khazanah Ilmu Hikmah, dan semoga pula bermanfaat dan berhasil guna bagi mereka yang mengamalkannya. Aamiin ya robbal a’lamiin… Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)