Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Panggonan Wingit: MAKAM DATUK DARAH PUTIH

Panggonan Wingit: MAKAM DATUK DARAH PUTIH

 

Cukup banyak pembaca yang bertanya siapa sebenarnya Datuk Darah Putih sebagaimana yang menjadi latar belakang dalam kisah “10 TAHUN HIDUP BERSAMA PENJAGA MAKAM DATUK DARAH PUTIH” pada tulisan yang lalu. Kali ini penulis akan menjelaskan lebih maksimal soal gelar datuk secara umum berangkat dari kepercayaan asli penduduk Sumatera Timur, Melayu…

 

Ada dua versi pendapat, pertama gelar datuk untuk para bangsawan ataupun tuantuan tanah di zaman feodal (Kerajaan Melayu) tempo dulu. Kedua, istilah datuk sering pula dipakai untuk menyebutkan makhluk gaib sebagai ucapan penghormatan.

 

Lebih jauh bisa dijelaskan bahwa makhluk gaib yang disebut (dipanggil) datuk dipercaya ‘hidup’ di alam gaib sebagaimana layaknya kehidupan manusia di dunia nyata. Para datuk yang berada di sana konon dikenal pula sebagai masyarakat berbudaya.

 

Menurut kepercayaan masyarakat Cina di Kota Medan, para datuk yang hidup di alam gab beragama Islam. Sehingga budaya dan hukum syariat dalam agama Islam berlaku pula dalam kehidupan para datuk.

 

Menurut kajian antropologis khusus tentang obyek kepercayaan terhadap datuk belurn sepenuhnya diperoleh masukan yang mendasar atau valid, mengapa datuk diserap ke dalam kepercayaan masyarakat Cina di Medan. Padahal, selai datuk, mereka sudah memiliki tradisi kepercayaan atas keberadaan Pe Kong.

 

Secara ontologis datuk dan Pe Kong dalam kaitannya dengan kepercayaan Cina di kota Medan mengandung makna metafisika, Kualitasnya tidak intrinsik pada obyek, tetapi diberikan pada obyek itu oleh pikiran dan perasaan keagamaan subyek para penganutnya. Jadi, bukan merupakan aspek dunia empiris, tetapi berada diatasnya, dan bukan pula pengetahuan yang terpusat pada pengalaman indrawi. Demikian yang terungkap sebagai hasil penelitian tim riset Univeristas Sumatera Utara (USU) beberapa tahun yang lalu. Jadi, masyarakat Cina di Kota Medan ada yang mempercayai keberadaan makhluk-makhluk gaib dengan istilah khas yang berasal dari tradisi leluhur mereka, namun juga percaya atas keberadaan makhluk gaib milik penduduk asli setempat (suku Melayu). Sehubungan dengan itu, untuk meryamin keserasian hubungan (interaksi) dengan para Datuk (sang makhluk gaib), orang-orang Cina berpantang memberikan sapenan yang diharamkan oleh kaum Muslim, seperti daging babi dan minuman keras.

 

Datuk dan Pe Kong sebagai obyek kepercayaan, secara ontolog s merupakan dua patron yang dibedakan cisi-cinnya. Kendatipun demikian, keduanya menjadi acuan, sehingga menjadi kerangka kepercayaan yang Khas dan unik serta eksklusif. Kedua objek dapat dirangkat menjadi patron yang harmonis, tanpa pertentangkan (kontroversi). Masuknya suatu faham atau aliran baru dari luar Cina, ternyata bisa berkembang bersama-sama dengan budaya, filsafat, kepercayaan dan agama yang telah ada sebelumnya. Oleh karena itu, sering dinyatakan, bahwa salah satu karakteristik dari filsafat Cina adalah sifat toleran dan menghargai pendapat atau filsafat pihak lain, meski mungkin pandangan Itu berbeda atau bertolak belakang sama sekali dengan filsafat yang telah berkembang dalam masyarakat. Ajaran filsafat Cina yang berlogika metafisika seperti itu terdapat dalam filsafat Yin Yang subyek penganut dapat terbantu mensinkretisasikan datuk dan Pe Kong, dua obyek yang mungkin berbeda atau bertentangan.

 

Aktivitas penyembahan terhadap datuk dilakukan oleh para penganutnya (yang mempercayainya) secara rutin pada setiap karnis sore, Dan dilakukan di sebuah bangunan suci yang dibuat sedemikian rupa, biasanya disebut rumah datuk. Di dalam rumah datuk dihuni oteh lebih dari satu makhluk datuk, sebagaimana kelenteng dipercaya dihuni lebih dari satu makhluk Pe Kong pula.

 

Karena datuk dianggap makhluk gaib yang beragama islam, hal ini mempengaruhi terhadap tata letak bangunan rumah datuk untuk melakukan ritual penyembahan. Rumah datuk yang terkenat kesuciannya berada di Makam Datuk Darah Putih di Jalan Palang Merah Medan (tidak jauh dari Kantor Imigrasi Sumut).

 

Asal usul tokoh Datuk Darah Putih yang dikramatkan selama ini ternyata tidak mudah untuk digali atau dijelaskan, karena minimnya data dan informasi yang bisa Giperoleh secara akurat dan bernilai sejarah. Namun melalui keterangan dari beberapa nara sumber berdasarkan penuturan para leluhur, keberadaan tokoh Datuk Darah Puth bisa dihimpun dan dirangkai serta dibingkai berikut ini. Sejauh mana kebenarannya terpulang pada keyakinan masing-masing, karena tidak didukung data-data sejarah yang valid. Konon usia makam tersebut Sudah lebih 600 tahun, yang berarti sang datuk sudah wafat di era feodalisme dan masa kolonialisme Belanda. Diperkirakan Datuk Darah Putth hidup antara abad ke 11 hingga abad ke 13. Bersamaan dengan kejayaan Kerajaan Haru yang kemudian merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Dell.

 

Pada waktu itu mulai ramai para pendatang masuk ke daerah ini, setelah dibukanya areal perkebunan, terutama tembakau yang kemudian menjadi bumi Deli terkenal ke penjuru dunia. Kapal-kapal dari Daratan Tiongkok cukup banyak yang singgah di pesisir pantai wilayah Kesultanan Deli. Kedatangan orang-orang Cina tidak hanya sebagai pekerja kasar, namun ada pula di antara mereka yang berprofesi sebagai pedagang yang ulet.

 

Medan yang semula hanyalah sebuah kampung kecil yang dihuni oleh penduduk asli setempat (pribumi) dari komunitas suku Melayu kemudian menjadi lokasi. pemukiman yang cukup padat dan ramai. Karena banyaknya para pendatang dari berbagai daerah, peristiwa kultural yang berkembang di Medan cukup menarik untuk disimak, kemajemukan masyarakatnya tidak memunculkan adanya corak budaya yang dominan. Di kota Medan inilah para perantau Cina ramai berdatangan untuk memperoleh kesempatan merubah nasib, kendatipun penuh tantangan. Mengadu nasib disamping tetap berusaha mempertahankan identitas kulturalnya.

 

Pada waktu bersamaan orang-orang dari India dan negara Timur Tengah turut pula meramaikan bumi Tanah Deli yang terkenal dengan tembakaunya. Diantara orang-orang dari Timur Tengah, ada seorang pria muda yang akrab dipanggil Tuan Hajie. Dia datang ke daerah Sumatera Timur bertujuan untuk memperkenalkan agama Islam kepada mereka yang belum mempercayai keberadaan Tuhan. Kemudian berkelana melakukan dakwah dan syiar Isiam bersamaan dengan berkuasanya Gocah Pahlawan sebagai Sultan pertama di Kesultanan Deli. Semula Tuan Hajie memperkenalkan Islam secara diam-diam dari pintu ke pintu termasuk memasuki barakbarak perkebunan tembakau yang umumnya dihuni oleh orang-orang non Muslim.

 

Kepada orang-orang Cina, Tuan Hajie mengatakan bahwa Islam juga mengenal makhluk gaib yang disebut malaikat, jin dan setan. Maka ada diantara mereka yang tertarik, karena ada persamaan dengan kepercayaan ‘sheisme’ dalam masyarakat Cina. Sheisme sudah ada sejak dahulu kala di daratan Tiongkok dan merupakan warisan kepercayaan turun temurun dari generasi ke generasi. Sheisme mempercayai keberadaan makhluk gaib (makhluk supranatural).

 

Namun Tuan Hajie dalam menjalankan misi dakwahnya meskipun secara tertutup, mendapat tantangan yang cukup hebat dari berbagai pihak. Bukan saja dari warga non Muslim, tetapi juga dari penduduk pribumi yang mengimani Islam konvensional yang masih mempertahankan budaya Hindu dan Buddha. Dan Tuan Hajie berupaya menghilangkan dan menghapuskan itu sernua, karena hal itu tidak ada dalam ajaran Islam bahkan dianggap sesat dan menyesatkan. Kelompok-ketompok yang anti ajaran yang dibawa Tuan Hajie kemudian mengadakan perlawanan baik lisan maupun fisik. Tuan Hajie sering dicaci maki bahkan diserang serta dikeroyok. Namun Allah SWT masih melindungi beliau dari ancaman-ancaman pembunuhan dan penyiksaan, karena para malaikat Tuhan selalu melindungi beliau.

 

Konon senjata-senjata tajam dari berbagai jenis tak mampu melukai tubuhnya. Untuk mengambil hati orang-orang Cina, Tuan Hajie kemudian menikahi seorang wanita Cina yang ulet dalam berniaga. Istrinya itu yang pertamatama memeluk Islam di kalangan non Muslim keturunan Cina. Lalu sering pula mendampingi Tuan Hajie turun berdakwah.

 

Tujuan pernikahan Tuan Hajie dengan wanita Cina tersebut berhasil, antara lain serangan dan ancaman dari mereka mulai reda. Beda dengan pengusaha perkebunan dan pemerintah kolonial Belanda, karena Tuan Hajie dan istrinya dicurigai dalam dakwahnya bernada provokator yang akan membangkitkan semangat para pekerja (buruh) perkebunan tembakau untuk menuntut perbaikan kesejahteraan mereka yang selama ini sangat memprihatinkan. Bahkan ada diantara pengusaha perkebunan kala itu yang sering melakukan siksaansiksaan sadis jika melakukan kesalahan sekecil apapun. Berbekal kerjasarna dengan tokoh-tokoh Melayu konvensional dalam mengimani Islam, Belanda kemudian mempersiapkan penembak-penembak jitu untuk menghabisi Tuan Hajie dan istrinya. Namun apa hendak dikata, mereka gagal mefakuan eksekusi, karena peluru-peluru mental dari tubuh Tuan Hajie dan istrinya. Sebaliknya, para penembak jitu lari lintang pungkang dihantui ketakutan yang amat sangat.

 

Salah seorang tokoh Melayu yang juga menguasai ilmu perdukunan memberi saran agar dibuat peluru berlapis emas dan perak serta perunggu. Karena itu cara satu-satunya yang bisa mencabut nyawa Tuan Hajie dan istrinya. Saran itu disambut baik oleh Belanda, lalu memerintahkan kepada ahlinya untuk membuat peluru tersebut. Dan pada suatu tempat yang sepi (sekarang Jalan Palang Merah Medan) para penembak jitu dengan menggunakan peluru khusus itu segera melakukan eksekusi.

 

Dan… upaya itu berhasil. Pasangan suami istri terluka penuh dengan lubang tembakan peluru berlapis emas, perak dan perunggu itu. Melalui bekas tembakan tersebut muncrat darah berwarna putih bersih bagaikan salju. Penduduk yang kebetulan mengetahui peristiwa tersebut, segera menguburkan jenazah pasangan suami istii itu di tempat kejadian. Pada papan nisannya tertulis dalam bahasa Arab dan Cina, di sini dikuburkan Tuan Haj e Darah Puth bersama sm Gergan berjalannya waktu tersiar kabar dar A ke mulut tentang kematian Tuan Hang yang berkabut misteri karena darahnya biak berwarna merah seperti biacanya Seyak itu makam pasangan suanni ist tersebut dianggap keramat dan disakraikan. Jenazah Tuan Hajre kemudian diben getar datuk, menjadi Datuk Darah Puth.

 

Pihak Belanda konon pernah berusaha membongkar makam itu, karena kerumunan orang-orang Yang berziarah di sana ckenggap mengganggu keamanan dan ketertiban. Namun upaya pembongkaran itu mengalami kegagalan total, karena kuli yang ditugaskan membongkar sering kesurupan di tempat itu bahkan tewas disengat lebah yang bersarang di pohon dekat makam.

 

Ada yang percaya lebah-lebah tersebut jelmaan yang dipercaya bertugas menjaga makam. Oleh masyarakat Cina di kota Medan, peran penjaga makam Datuk Darah Putih disebut 2 makhluk supranatural.

 

Para penziarah umumnya minta berkah keselamatan, berkah rezeki, jodoh dan kesembuhan penyakit. Dikabarkan permentaan mereka banyak yang berhasil, sehingga makam Datuk Darah Putih semakin ramai diziarahi. Bukan saja dari warga lokal, bahkan dari mancanegara (Malaysia, Singapura Brunei dan lain-lain). Apalagi setelah dibangun rumah Datuk di sana, para penziarah dari masyarakat Cina lebih dominan menziarahinya.

 

Ada syarat yang tidak tertulis, para penziarah dilarang makan babi selama tiga hari sebelum kesana. Sesajenan yang dihidangkan dilarang yang haram. Yang unik, Datuk Darah Putih dianggap tidak pernah wafat. Arwahnya hidup di alam datuk-datuk lainnya di alam gaib. Makhluk gaib yang dipanggil datuk tersebut hidup berbudaya layaknya manusia di dunia meski dengan tubuh astral.

 

Akhirnya, sekali lagi ditegaskan, kisah atau sebutlah legenda tokoh kharismatik Datuk Darah Putih diangkat berdasarkan penuturan beberapa narasumber yang tidak didukung fakta sejarah yang valid (tidak ada catatan tertulis yang memayunginya). Dalam kaitan ini sudah pasti ada kelemahan dan kekurangan di sana sini. Seandainya ada versi lain yang berbeda, bisa dimaklum. Dan perbedaan itu diharapkan bisa memperkaya khasanah penulisan sastra kisah legenda tempo dulu seperti halnya kisah legenda Putri Hijau yang diangkat dengan versi yang berbeda-beda. Ada versi Karo, versi Aceh dan versi Melayu. Namun semua versi mengisahkan keperkasaan Putri Hyau ketika menghadapi lawan atau musuh-musuhnya.

 

Mungkin kisah Datuk Darah Putih juga demikian. Ada versi Melayu, Belanda dan Cina Namun semua versi mengisahkan karisma seorang tokoh semasa hidupnya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Tempat Mistis: Misteri Sungai Kenal Deli Serdang

adminruqyah

Konsultasi Kyai Pamungkas: BERMESRAAN SAAT ISTRI HAID

KyaiPamungkas

Ilmu Pedotsih, Solusi Pembasmi Cinta yang Lain

adminruqyah
error: Content is protected !!