Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: PESUGIHAN KERA GOA KARANGGANTUNGAN

Kisah Kyai Pamungkas: PESUGIHAN KERA GOA KARANGGANTUNGAN

Ketika ajal menjemput kera-kera Siluman itu turut melayat si penghamba pesugihan di Goa Karanggantungan. Hewan-hewan itu akan datang berduyun-duyun dan tak seorangpun tahu darimana mereka muncul…

 

Siang itu suasana desa Parangsari tampak sepi tidak seperti biasanya. Hal ini dikarenakan ada salah seorang penduduk desa terpencil itu yang meninggal dunia. Pak Karnomo yang juragan desa itu meninggal dunia setelah sakit sekitar sebulan lamanya.

 

Setelah sanak keluarganya berkumpul jenazah Pak Karnomo yang terkenal sebagai orang terkaya di desa itu mulai dimandikan. Para pelayat yang terdiri dari para tetangga di desa itu telah berkumpul semuanya. Setelah jenazah dimandikan para pelayat beserta sanak keluarga langsung menyembahyangkan jenazah yang dipimpin oleh Modin (pengurus mayat) setempat. Ketika itulah sebuah peristiwa janggal terjadi.

 

Saat Modin hendak menyembahyangkan jenazah mendadak dari belakang rumah almarhum muncul puluhan kera yang menimbulkan suara sangat gaduh. Para pelayat yang semula hendak menyembahyangkan jenazah dibuat terkejut, Mereka ingin melihat apa yang terdengar ribut di luar rumah. Sungguh mengherankan karena kera-kera itu datang secara tiba-tiba. Memang rumah almarhum ini terletak di pinggiran desa yang dekat dengan hutan.

 

Namun kedatangan kera-kera ini tidak biasa terjadi. Yang mengherankan, begitu datang kera-kera ini langsung bergerombol di sekitar rumah almarhum. Dan lebih aneh lagi kera-kera itu seakan-akan tidak memperbolehkan para pelayat itu menyembahyangkan jenazah Pak Karnomo. Buktinya, setiap akan memulai sembahyang kera-kera itu bikin suara gaduh dan tentu saja hal ini sangat mengganggu orang yang melaksanakan sembahyang.

 

Menyaksikan keadaan yang demikian, Modin yang memimpin sholat jenazah tak henti beristigfar. “Astafirullah, ya Allah tunjukkan jalan kebenaran kepadaku!” Pinta sang Modin yang juga ikut kebingungan. Sejenak kemudian Modin desa yang juga seorang guru ngaji ini seperti mendapatkan bisikan entah darimana.

 

Tidak lama kemudian ia memanggil keluarga almarhum. Setelah semuanya berkumpul ia berkata, “Maaf, kalau boleh saya bertanya selama ini dari mana harta yang diperoleh almarhum Pak Karnomo?” sambil bertanya matanya menatap tajam satu persatu keluarga almarhum.

 

Mendapat pertanyaan demikian anak tertua almarhum segera menjawab. “Maaf Pak Modin, seperti yang Bapak lihat almarhum bapak kami hanya sebagai seorang petani yang nyambi usaha dagang di Pasar Kota Pacitan.”

 

Mendapatkan jawaban demikian seakan Modin ini tidak puas. Sejenak kemudian ia ganti menatap istri Pak Karnomo untuk meminta jawaban yang jujur. Namun yang ditatap tidak sanggup untuk menjawab sepatah katapun, bahkan membalas tatapan mata Modin saja ia tidak sanggup. Yang bisa dilakukan wanita tua ini hanya menangis pilu. Sesaat kemudian Ia meraung-raung seperti orang kesurupan.

 

“Ya Allah, Pakne aku dulu sudah melarangmu untuk mencari harta dengan cara seperti Ini, tapi kenapa bapak tidak mendengarku, ya Allah!” ratap tangis wanita malang ini terdengar pilu. Sebentar kemudian ia pun jatuh pingsan. Sanak famili beserta anak-anaknya segera menolongnya sebisa mungkin.

 

Situasi rumah alamarhum kini semakin ribut. Bahkan kini anak-anak almarhum yang tadinya sudah berhenti menangis kini mulai menangis lagi, sehingga susana benar-benar menjadi sangat haru biru.

 

Suara-suara kera yang semakin berani mendekati rumah alamarhum juga tambah menimbulkan ketegangan. Kera-kera ini seakan memberi tanda bahwa kematian Pak Karnomno itu tidak sewajarnya. Hal ini semakin terlihat ketika jenazah Pak Karnomo mula diangkat menuju tanah pemakaman. Kera-kera yang semula mengitari rumah almarhum kini mereka juga ikut mengantarkan jenazah ke pemakaman.

 

Warga desa melihat hal ini mulai terdengar kasak-kusuk membicarakan keadaan Pak Karnomo.

 

Aneh, sesampainya di tanah kuburan jumlah kera-kera itu seakan semakin bertambah. Mereka bergelantungan di pahon-pohon yang terdapat di areal pemakaman. Selama itu ada juga yang duduk-duduk di atas batu nisan. Kera-kera ini ikut mengerumuni jenazah Pak Karnomo yang akan dimasukkan ke liang lahat.

 

Setelah jenazah dimasukkan ke liang lahat para pelayat kembali mendoakan Si mayat. Saat inilah kembali kera-kera liar itu membuat ulah dengan suaranya yang membuat para pelayat tidak konsentrasi dalam mendoakan si mayat. Dipenghujung doanya Modin berkata, “Saudara-saudara, kita semua mempunyai cara sendiri-sendiri dalam menyongsong kematian, namun hendaknya kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Dan yang lebih penting marilah kita lebih mendekatkan diri kepada kuasa Illahi!”

 

Setelah selesai para pelayat beserta sanak keluarga almarhum segera meninggalkan pemakaman. Namun begitu kuburan Pak Karnomo yang masih berupa tanah merah itu setelah ditinggalkan, kera-kera itu langsung menyerbu kuburan baru tersebut. Bunga-bunga yang ditaburkan para pelayat diobrak-abrik. Bahkan tanda kayu yang ditancapkan di atas makam juga dicabut dengan paksa. Melihat hal ini salah seorang anak almarhum marah dan hendak menghalau kera-kera liar ini. Tetapi kera-kera ini tidak takut bahkan bersiap hendak menyerang.

 

Melihat ini Modin yang sedari tadi terheran-heran itu berusaha menenangkan anak almarhum. “Sudahlah, biarkan hal itu dilakukan olen kera liar itu, besok bisa diganti lagi!” tuturnya menasehati. Demikianlah akhir dari pemakaman jenazah Pak Karnomo warga desa Parangsari, sebuah desa terpencil yang terdapat di pesisir Selatan Pulau Jawa.

 

Setelah beberapa hari kematiannya, rahasia Pak Karnomo pun terkuak. Ternyata menurut salah seorang teman dagangnya, ia pernah mencari pesugihan di daerah Pantai Selatan, persisnya di sebuah tempat yang bernama Karanggantungan.

 

Konon, tempat ini merupakan sebuah karang yang terletak di sebuah tebing yang sangat curam. Karang ini terdapat sebuah goa yang dihuni oleh siluman kera. Tidak mudah untuk mencapai tempat ini, karena harus menunggu air laut surut baru kita bisa masuk ke dalam goa yang terdapat di karang tersebut. Konon, siapapun yang ingin mencari pesugihan kera di Karanggantungan harus bersedia menjadi suami kalau dia wanita dan istri kalau dia pria pada kera siluman yang terdapat di dalam Goa Karanggantungan, tersebut.

 

Menurut cerita, pertama kali yang dilakukan oleh para pemuja kera siluman ini harus memakan kotoran kera tersebut. Kemudian mereka diwajibkan untuk melakukan hubungan seksual dengan kera siluman itu di dalam goa. Setelah diketahui kalau orang itu benar-benar pasrah pada si kera siluman barulah permintaannya dikabulkan. Jika ingin kaya biasanya orang yang mencari kekayaan dengan jalan sesat ini diharuskan mempunyai sebuah usaha walaupun itu kecil-kecilan.

 

Konon, jika yang mencari kekayaan di tempat ini adalah seorang wanita, kera-kera siluman jantan ini dengan ganasnya akan melampiaskan nafsu kebinatangannya kepada wanita pencari kekayaan. Begitupun sebaliknya, jika yang mencari kekayaan adalah seorang lelaki, ia akan jadi bulan-bulanan juga akan menjadi budak seks kera-kera siluman betina. Sungguh sebuah kenyataan miris dan membuat bulu roma berdiri.

 

Iblis memang selalu menyebarkan anak buahnya untuk menggelincirkan kita dari jalan kebenaran. Dan hanya keimanan kitalah yang mampu membentengi diri kita dari godaan iblis laknatullah. Wallahu a’lam bisaawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: UPACARA TENGKORAK WANITA MALAM

KyaiPamungkas

Panggonan Wingit: WALET PANTAI KARANG BOLONG

KyaiPamungkas

Ngaji Psikologi: BERUBAH!

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!