Layanan Kyai Pamungkas: PESTA PERNIKAHAN SEDERHANA APA MEWAH
Assalamualaikum. Kyai Pamungkas, izinkanlah saya berkonsultasi dengan harapan memperoleh jalan keluar yang dapat menolong saya dari permasalahan yang saat ini membuat pusing kepala. Akar permasalahan itu berkaitan dengan hubungan cinta saya dengan seorang gadis. Pertautan asmara saya telah berjalan selama lima tahun. Benih-benih cinta saya dan pacar, mulai bersemi ketika masih sama-sama kuliah di satu kampus. Kemudian berlanjut hingga kami masing-masing telah lulus dari perguruan tinggi dan bekerja. Saya bekerja di bidang penerbitan pers. Sedangkan pacar diterima menjadi juru bayar atau kasir di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang real estate. Selama lima tahun saya dan pacar merajut tali kasih, hampir-hampir tidak pernah terjadi “friksi” atau persoalan serius. Semua berjalan lancar, tertib dan santun. Kami berdua selalu menjalani kebersaman dalam keceriaan. Jikapun terjadi perselisihan hanya menyangkut hal-hal sepele. Karena hubungan kami berjalan relatif cukup lama, otomatis orang tua kami masing-masing telah mengetahui. Meskipun para orang tua belum pernah mengucapkan restunya terhadap hubungan kami, namun mereka semua seperti tak melarangnya. Kerap kali orang tua saya menanyakan pacar saya, ketika agak lama tidak pernah saya bawa singgah ke rumah. Demikian pula dengan orang tua pacar, juga seperti itu terhadap saya. Titik persoalan yang ingin saya konsultasikan justru terjadi pada diri kami. Bermula ketika kami sepakat akan segera mengakhiri masa pacaran dengan pernikahan. Kami berdua juga sepakat semua biaya pernikahan akan kami pikul sendiri. Jangan sampai membebani orang tua, yang memang sudah berstatus pensiunan. Sampai pada tahap ini, kesepakatan antara saya dan pacar cukup solid. Tetapi menginjak pada hal-hal yang lebih mendetail, mulai timbul perbedaan pendapat yang cukup serius. Di mana saya menghendaki agar acara pernikahan berlangsung sederhana, da dilangsungkan di rumah saja. Mendengar usulan saya, pacar langsung tidak setuju. Dia menghendaki agar upacara pernikahan dilangsungkan semeriah mungkin, dengan alasan upacara pernikahan merupakan momen sejarah hidup yang tidak ternilai tingginya. Sehingga jika dilaksanakan sederhana akan berlalu hambar tanpa kenangan. Saya coba memberi pengertian bahwa kemegahan dan kemeriahan acara pernikahan terindikasi kemubaziran. Pacar saya malah berang dan tetap ingin acara pernikahan berjalan meriah.
Saya bingung menghadapi masalah ini. Sebab dari mana duit untuk menyelenggarakan pernikahan besar-besaran. Saya merasa tidak sanggup, namun tak berani terus terang dengan pacar. Mohon berkenan membantu saya Terima kasih. (Ferdinan, Jakarta).
JAWABAN KYAI PAMUNGKAS:
Waalaikumsalam. Adik Ferdinand yang saya hormati. (Saya panggil Adik saja ya, biar akrab). Tidak berlebihan melalui mimbar terbuka ini saya pribadi terlebih dulu mengucapkan “pf/proficiat”, atas rencana pernikahan antara Adik dan pacar. Terima juga apresiasi dari saya, atas keputusan bersama Adik dan pacar yang akan menyelenggarakar upacara pernikahan, tanpa membebani serupiah pun pada orang tua masing-masing. Keputusan anak-anak muda seperti Adik macam itu, sepertinya agak kurang lazim. Sebab pada umumnya yang ada, justru seluruh penyelenggaraan acara peresmian pernikahan, dipikul atau dibebankan pada orang tua. Agak saya sayangkan, ketika kesepakatan Adik dan pacar mengenai biaya seluruh pernikahan tak akan dibebankan pada para orang tua, justru menimbulkan sedikit goncangan terhadap keharmonisan hubungan kalian. Sebab antara Adik dan pacar, timbul perbedaan pendapat. Perbedaan tersebut kian tajam, manakala Adik dan pacar tidak menemukan kesepakatan. Masing-masing pihak ingin mempertahankan pendiriannya. Hal ini memang mengkhawatirkan, jika tidak diurus dengan baik disertai kepala dingin. Saya sangat memahami prinsip adik yang Ingin menyelenggarakan pesta pernikahan secara sederhana. Hal itu Selain untuk menghemat biaya, juga modal keuangan yang ada, kiranya dapat digunakan untuk modal hidup awal dari rumah tangga yang akan dibangun. Sebagai seorang calon kepala rumah tangga, pemikiran-pemikiran adik jauh mengarah ke depan tersebut, menurut pendapat saya, merupakan wawasan yang cukup positif. Adik bahkan telah memperhitungkan segi negatif dari pengeluaran uang yang dihambur-hamburkan pasti mengarah pada kemubaziran. Sementara pacar mempunyai pemikiran yang berseberangan dengan adik. Pacar menginginkan acara pernikahan sedapat mungkin diadakan dengan megah dan meriah dengan pertimbangan setidaknya kalau acara pernikahan itu berlangsung gemerlap, maka akan didapat memori tidak terlupakan bagi istri Adik nantinya.
Saya bukan berpihak pada Adik, namun pemikiran Adik menurut saya sangat realistis. Sebab hal tersebut memikirkan lebih jauh kepentingan keluarga ke depan, sekaligus mencerminkan sikap/sifat berhemat. Sesuai dengan pepatah, “Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai”. Dengan berhemat membuka peluang seseorang akan hidup dalam kesejahteraan, bahkan membuka peluang untuk kaya. Sebaliknya sikap/sifat boros akan mengundang orang menjadi jatuh miskin. Sedangkan kemiskinan itu sendiri identik dengan penderitaan lahir dan batin. Siapapun orang pasti tidak suka hidup menderita.
Sekarang adik dihinggapi rasa kebingungan dan tidak tahu untuk menentukan putusan. Sebab jika rencana acara pernikahan itu dilaksanakan dengan sederhana, pasti membuat calon istri tidak berkenan. Malahan bisa marah-marah berkepanjangan. Kalau ini yang terjadi, sudah pasti merupakan awal hubungan kurang baik dengan pacar/istri. Tidak menutup kemungkinan kalau kemarahan itu dipendam pacar/istri, maka akan berubah menjadi dendam. Nah, bisa dibayangkan apa ekses dari dendam seorang istri. Dampak negatifnya bisa berupa sesuatu yang tidak mengenakkan dalam rumah tangga. Pada taraf tertentu akan mengancam keutuhan rumah tangga. Hal inilah yang adik pikirkan, sehingga adik meminta saran dan pendapat saya.
Sekarang, bagaimana jalan keluar yang terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut? Menurut hemat saya, tidak ada buruknya adik dan pacar membawa persoalan ini pada orang tua adik dan orang tua calon istri. Adakan permusyawarahan dalam keluarga besar. Beberkan semua rencana di hadapan orang tua. Kemudian, kemukakan keinginan adik juga keinginan calon istri secara gamblang. Niscaya para orang tua akan menengahi dengan solusi terbaik. Dalam hal ini saya cenderung pihak orang tua akan mengamini rencana adik, yaitu pesta perkawinan diselenggarakan dalam suasana sederhana. Saya hadiahkan sebagai kado perkawinan pada adik, satu media sangat bertuah. Insya Allah dengan kegaiban media ini, semua akan berjalan lancar dan selamat. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)