Cerita Kisah Kyai Pamungkas

Panggonan Wingit: SENDANG MADE JOMBANG, PENINGGALAN AIRLANGGA

Panggonan Wingit: SENDANG MADE JOMBANG, PENINGGALAN AIRLANGGA

Sebagai salah satu kota yang berdekatan dengan bekas pusat pemerintahan Majapahit yakni Mojokerto, Kota Jombang yang berada di Jawa Timur ini dipercaya masih banyak menyimpan bukti-bukti sejarah dari masa lampau. Salah satunya adalah Sendang Made. Sendang ini dipercaya menjadi saksi pelarian Airlangga tatkala keratonnya dihancurkan oleh saudaranya. Airlangga dan istrinya pernah mandi di sendang ini sehingga sekarang menjadi tempat laku tirakat yang banyak dikunjungi orang…

 

Meski saat ini yang tersisa hanya sebuah sendang dengan tembok yang terbuat dari bata-bata kuno tidak lantas membuat Sendang Made yang berada di desa Made, Kecamatan Kedu, Jombang ini dilupakan Orang. Justru yang terjadi sebaliknya sendang ini sampai saat ini masih sering disinggahi oleh berbagai orang dari berbagai golongan dan beragam tujuan. Ada yang sekedar melakukan wisata sejarah dan ada pula yang melakukan ngalab berkah. terkait mereka yang melakukan ngalab berkah di sendang yang dipercaya pernah digunakan untuk mandi oleh Prabu Airlangga dan istrinya ini kebanyakan adalah sinden dan waranggana. Mereka melakukan mandi kungkum di sendang ini guna mendapatkan berkah. berupa penglarisan.

 

Di samping itu setiap bulan Suro dalam sistem penanggalan Jawa di sendang ini kerap kali diadakan sebuah ritual unik yang dikhususkan bagi para pesinden dan juga waranggana. Terkait ritual unik tersebut adalah ritual berupa wisuda bagi mereka yang telah dianggap mempuni dalam olah suara dan menari baik itu sebagai pesinden atau sebagai waranggana. Oleh sebab itulah nama Sendang Made tak pernah sedikit pun lekang oleh waktu.

 

Mengenai kepercayaan masyarakat tentang Airlangga yang ada di se

Sendang Made ini tidak bisa dipisahkan dengan sebuah prasasti batu gurit yang berada tidak jauh dari sendang made ini sendiri. Dalam prasasti yang disebut dengan Prasasti Batu Gurit ini disebutkan bahwa dalam pelariannya akibat diserang raja dari Kerajaan Worawari, Airlangga pernah singgah diberbagai wilayah yang ada di berbagai belahan pulau Jawa mulai dari Karanganyar yang berada di Jawa Tengah hingga Lamongan yang berada di Jawa Timur. Dan salah satu tempat yang pernah dijadikan peristirahatan Airlangga tadi adalah Sendang Made ini.

 

Bahkan dalam mitos yang ada dalam masyarakat dikatakan bahwa sendang made ini bermula saat dalam pelariannya prabu Airlangga sempat singgah dan mandi di tempat ini. Dalam pelariannya dari serbuan tentara kerajaan Wora-wari itu prabu Airlangga dengan istrinya yang bernama Dewi Sembodro, putri dari Prabu Dharmawangsa Teguh dengan ditemani oleh abdinya yang sangat setia yakni Narotama kerap kali menyamar dengan berbagai wujud. Salah satu penyamaran yang dilakukan oleh ketiga orang yang memiliki darah biru ini adalah menyamar menjadi pengamen tandak untuk menyambung hidup dan untuk membuat masyarakat tidak tahu siapa sebenarnya mereka.

 

Selain ketiga orang tadi Airlangga, istrinya dan Narotama adalagi beberapa orang yang mengikuti mereka selama pelarian diri tadi. Mereka adalah para dayang yang selamat dari serangan wora-wari. Dan dalam perjalanan pelarian diri ini tadi para dayang inilah yang menjadi waranggononya. Selama menjalankan pelarian diri ini tadi rombongan ini dipimpin langsung oleh Airlangga sendiri dengan wakil narotama. Dan dalam perjalanan pelarian diri agar bisa selamat dari serangan Raja Wora-Wari ini tadi semuanya yang ikut dalam rombongan ini berganti nama dengan tujuan tidak ada yang kenal dengan mereka kecuali mereka yang ikut serta dalam rombongan tersebut.

 

Selama melakukan ngamen menjadi tandak itu tadi Airlangga menggunakan nama samaran yakni Tambak Joyo dan sesekali menggunakan nama samaran Mbah Jenggot. Sedangkan Narotama menggunakan nama samaran Mbah Gombloh. Sedangkan istri dari Airlangga sendiri menggunakan nama samaran berupa Dewi Suprabawati. Sedangkan para embannya itulah yang menjadi waranggononya.

 

Dalam perjalanannya meninggalkan gunung Lawu iring-iringan yang menyamar mejadi pengamen ini melewati desa-desa dan pegunungan. Beberapa tempat yang disebutkan dalam legenda masyarakat setempat antara lain Gunung Wilis, Gunung Klotothok, Gunung Maskumambang, Gunung Tunggorono, hingga sampai di lereng Gunung Pucangan. Sesampainya di lereng Gunung Pucangan ini kemudian rombongan tadi menemukan sumber air yang kemudian digunakannya untuk mandi. Oleh karena merasa senang kemudian sendang atau sumber air itu kemudian diubah namanya menjadi Sendang Madukoro.

 

Oleh karena merasa nyaman oleh ketenangan dan kenyamanan yang ada di lokasi sendnag lalu membuat Airlangga beserta kawulanya itu bertekad untuk membuka lahan tersebut dan dijadikan sebuuah pemukiman. Lambat laun perkampungan tersebut menjadi besar dan terkenal. Ini tidak terlepas dario adanya keterampilan yang dimiliki oleh Airlangga yang kala itu menyamar dengan nama Mbah Joyo untuk membuat perhiasan dari emas dengan berbagai model. Di tempat tersebut pada akhirnya Airlangga juga menemukan seorang warga desa yang memiliki kemampuan untuk melaraskan gamelan.

 

Oleh karena kemampuannya melaraskan gamelan itu orang yang ditemukan oleh Airlangga tersebut diberi nama Joko Laras Tungkul.

 

Sadar akan perkampungannya yang semakin besar itu membuat Airlangga memutuskan untuk membuat beberapa sendang di daerah tersebut. Dalam membuat sendang itu Airlangga menggunakan kayu yang disebut dengan condong. Sendang ini pada awalnya dipergunakan untuk keperluan membasuh kerajinan emas yang dibuat oleh Airlangga beserta warga desa tersebut. Selang beberapa waktu kemudian Airlangga membuat sendang lagi yang airnya dipergunkan untuk minum dan sendang tersebut kini dinamakan dengan sendang pomben.

 

Tidak cukup sampai situ saja oleh karena dalam penyamarannya itu Airlangga beserta para pengikuitnya tetap menggunakan jalan penyamaran dengan mengamen telah membuatnya sadar bahwa kecantikan yang dimiliki oleh para waranggononya sangatlah penting. Oleh sebab itulah kemudian ia membuat sendang yang dipergunkan untuk menjadi pangilon tempat berkacanya para waranggononya. Sendang tersebut memang memiliki air lebih jernih dibandingkan dengan sendang-sendang lainnyayang berada di daerah tersebut. Sendang itu kemudian diberi nama dengan Sendang Pangilon.

 

Selain itu Airlangga juga membuat sendang lain yang dipergunakan untuk mandi. Sendang itu dinamakan dengan Sendang Putih karena sendang yang dipergunakan untuk mandi ini airnya keputih-putihan. Jumlah sendang keputihan ini ada dua. Salah satu diantaranya memiliki aroma air yang agak wangi. Dan oleh sebab itulah karena dianggap memiliki kelebihan dibandingkan dengan sendang lainnya membuat sendang ini dinamakan dengan Sendang Drajat.

 

“Salah satu tempat yang sering digunakan untuk tirakat dengan laku kungkum adalah Sendang Drajat ini, mereka beranggapan bahwa dengan kungkum di sendang ini akan membuat drajat mereka akan naik,” ujar Mbah Supono, juru kunci sendang.

 

Mbah Supono juga menambahkan bahwa selain itu masih ada sendang lain yang dipercaya memiliki sawab gaib yang begitu tinggi, mengenai sendang tersebut adalah sendang gede. Sendang ini berada di tengah-tengah sendang yang ada. Selain itu sendang ini juga merupakan sendang yang paling besar dari sendang yang ada di daerah Made Ini.

 

“Semua sendang yang ada di sendang ini semuanya berjumlah tujuh buah, kesemuanya sendang ini disebut dengan Sendang Made. Terkait adanya penamaan ini barangkali saja karena letak semua sendang ini ada di Desa Made. Sebab, pada kenyataannya masing-masing sendang di sini memiliki nama masing-masing dengan tuah yang berbeda pula,” ungkap sang juru kunci.

 

Disamping itu Mbah Supono juga menambahkan bahwa semenjak membuat sendang-sendang itu tadi pada akhirnya telah membuat prabu Airlangga memberikan anugrah pardikan kepada wilayah tersebut. Saat Prabu Airlangga berhasil naik tahta kembali setelah menghancurkan kerajaan Wora-wari yang telah membuatnya terusir dari istana. Di masa-masa selanjutnya Prabu Airlangga serig melakukan semedi di tempat ini sebelum mengambil keputusan demi kemajuan kerajaan yang dipimpinnya.

 

Bahkan ia tetap sering melakukan semedi di tempat ini meski kerajaan Wora-wari yang telah membunuh keluarga istrinya tersebut berhasil dikalahkan. Di lain pihak Airlangga juga mengutus abdi dan sahabatnya yang setia yakni Narotama untuk menuliskan keutamaan yang ada pada sendang ini. Oleh sebab itulah tidaklah mengherankan apabila dalam perjalanan sejarah selanjutnya sendang ini senantiasa dijadikan oleh raja-raja yang pernah berkuasa di Jawa. salah satu raja yang pernah bertirakat dan bersemedi di sendang ini adalah Prabu Brawijaya dari Majapahit.

 

Dan dalam semedinya tersebut ia mendapat gambaran bahwa sendang yang dijadikannya kungkum tadi bukanlah sendang biasa. Akan tetapi sebuah sendang istimewa dengan berbagai sawab gaib yang mampu melantarkan apapun yang menjadi keinginan dari yang melakukan tirakat. Oleh karena adanya keutamaan yang tersimpan dalam air sendang ini kemudian selanjutnya Airlangga sering melakukan semedi di tempat ini. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Panggonan Wingit: ORO-ORO SEPETIK, GERBANG MASUK KERAJAAN JIN

KyaiPamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: ARWAH KORBAN KECELAKAAN

KyaiPamungkas

Panggonan Wingit: PESUGIHAN DIPATI TAMBAKBAYA, DIHUNI MONYET SILUMAN

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!