Kisah Kyai Pamungkas: ARWAH GADIS KORBAN NARKOBA
RUH ORANG BAIK BIASANYA LANGSUNG TERBANG KE ALAM NIRWANA DAN MASUK SURGA. TAPI SEBALIKNYA, RUH ORANG JAHAT AKAN GENTAYANGAN MENJADI HANTU. SEJAK AKU MELIPUT PEMBAKARAN MAYAT DI KREMATORIUM AGUNG ABADI SAMTIPO, BONTANG KOALA, AKU TERUS-TERUSAN DIIKUTI OLEH ARWAH LING LING HWA, ARWAH GADIS CANTIK YANG MENINGGAL KARENA KECANDUAN NARKOBA. LING LING HWA TERJEBAK KASUS OVER DOSIS KETIKA MENYUNTIKKAN HEROIN KE JARINGAN DARAHNYA. DIA MENINGGAL DUNIA DI KAMAR MANDI DISKOTIK KANTON MUSIC LONGE, SAMARINDA, 15 OKTOBER 2005. KAMATIAN DARAH CANTIK YANG MENJADI ISTRI PIARAAN ANGGOTA 5 DEWAN PUSAT YANG DISIMPAN DI KALIMANTAN TIMUR ITU, MENJADI HEBOH DAN DILIPUT BANYAK MEDIA. KARENA DITUGASKAN HINGGA PENGKREMASIAN, MAKA AKU TERUS MEMBUNTUTI UPACARA ITU HINGGA PELARUNGAN ABU DI TENGAH LAUT SELAT MAKASAR.
Hantu-hantu orang jahat yang mati secara mengenaskan apalagi saat amoral, maka arwah orang mati tersebut akan muncul di tempat di mana dia mati dan di mana dia diperabukan, serta saat berinteraksi dengan siapa kala dia dilarung atau di mana dia dibakar. Maka itu, di lokasi pembakaran jenazah biasanya menjadi tempat yang angker, banyak dihuni oleh arwah-arwah penasaran dan arwah-arwah yang bergentayangan. Bahkan, di lokasi krematorium, tempat pembakaran mayat, banyak sekali hantu-hantu bergentayangan, hantu-hantu yang beterbangan ke beberapa ruangan dan kamar-kamar yang ada, kata juru bakar mayat Krematorium Agung Abadi, Satimpo, Bontang Koala, Kalimantan Timur, Kwik Kwan Han, 60 tahun, kepadaku.
Apa yang dikatakan Kwik Kwan Han, benar-benar mempengaruhi batinku. Pikiranku selalu terarah pada mayat-mayat yang baru saja kusaksikan dibakar bagaikan hewan yang tidak berarti, dihancurkan oleh kayu-kayu bakar yang begitu lama hingga si mayat menjadi abu. Hal hantu-hantu krematorium itu terdeteksi betul olehku, saat aku memasuki lokasi pembakaran mayat, krematorium Agung Abadi di kawasan Satimpo, Kabupaten Kutai Kertanegara, dekat Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Di krematorium yang tanahnya sangat luas dan bangunan krematorium yang sangat besar ini, benar-benar kurasakan dan terlihat olehku begitu banyak hantu-hantu yang bergentayangan, baik di waktu siang maupun pada malam hari. Terutama pada malam Jumat Kliwon dan selasa pon. Saat pembakaran jenazah Ling-Ling, aku langsung mendengar suara jeritan yang memekakkan dari gadis cantik berdarah Fukien, Cina Daratan itu. Tapi anehnya, hanya aku yang mendengar suaranya, sementara familinya, yang terdiri dari kakak dan tante-tantenya, tidak mendengar suara jeritan itu.
“Tolong, tolong, tolong keluarkan aku dari api ini. Panas, panas, panas sekali. Tolong, tolong! Tolong, keluarkan aku dari sini, tolong!” jerit Ling-Ling, terdengar keras di kupingku. Api terus berkobar dan lidah api itu menjilat-jilat ke atap seng krematorium hingga ruang pembakaran menjadi begitu panas. Tidak berapa lama kemudian, terdengar ledakan. Ternyata ledakan itu keluar dari isi perut jenazah Ling-Ling yang pecah. Ledakan apa itu?
Tanyaku kepada juru bakar krematorium. “Setiap jenazah yang dibakar pasti meledak. Perutnya pecah dan mengeluarkan letusan. Di dalam perut mayat, pasti banyak angin, pada saat terbakar dan perut itu pecah, angin yang berbentuk gas itu pun meledak dan mengeluarkan bunyi-bunyian, terang Kwik Kwan Han kepadaku.
Pada saat tubuh terbakar selama 3 jaman dan tubuh jenazah menjelang menjadi abu, arwah dari jenazah itu langsung hadir di sekitar pembakaran dan menyaksikan jasadnya sedang digodok api. Kwik Kwan Han membimbing mataku untuk dapat melihat ruh yang sedang dibakar itu ke sebuah sudut dekat perapian.
“Lihat ke sana, itu sosok Ling Ling sedang meratapi tubuhnya yang hangus!” bisik Kwik Kwan kepadaku.
Puji Tuhan, mataku menangkap sosok gadis yang sangat jelita sedang bersedih di suatu pojok sebelah selatan pembakaran. Gadis Ling-Ling berdiri kaku membisu dengan mata berkaca-kaca menatap tubuhnya sedang diperangi api yang begitu besar.
“Dia bukan manusia lagi, dia sudah menjadi hantu dan kami tidak pernah mempedulikan hantu-hantu itu!” desis Kwik Kwan, biasa-biasa saja, tanpa rasa kaget atau terkejut sedikitpun.
Arkian, Kwik Kwan Han dan teman-temannya yang sudah tinggal selama puluhan tahun dalam kompleks tertutup krematorium, sudah sangat biasa menghadapi hantuhantu. Malah mereka bermain-main dengan hantu-hantu orang yang sesat semasa hidupnya. Bahkan, Kwik Kwan Han mengaku sering dimintai bantuan raja judi untuk membuka rahasia nomor taruhan dari para arwah yang bergentayangan itu.
“Hantu bagi kami adalah hal yang biasa saja, bukan lagi hal yang mengejutkan karena hantu-hantu itu sudah biasa kami lihat di sini!” kata Dudi Harjana, 4 tahun, sebutlah begitu, pegawai krematorium yang lain, tukang bakar mayat yang lain, anak buah Kwik Kwan Han yang sekalian bertugas sebagai tukang pungut tulang belulang jenazah kremasi yang telah menjadi abu. Tulung-tulang yang terbakarpun, masih berbentuk tulang, tapi kalau dipegang, ternyata sudah rapuh dan menjadi abu. Aku pun, dalam peliputan itu, ikut membantu mengumpulkan abu-abu tulang yang dipisahkan dari abu daging, yang tentunya setelah mendapat restu dari pihak keluarga jenazah.
Dudi Harjana yang telah bekerja selama 12 tahun di krematorium Agung Abadi diakui awalnya karena terpaksa, sebab dulunya dia sangat sulit mencari kerja dan hanya dapat panggilan di pembakaran mayat itu dan hal itu langsung diterimanyaPikirnya kala itu, daripada nganggur, bekerja sebagai pembakar mayatpun, jadilah, yang penting mendapatkan uang untuk biaya sekolah adik-adiknya yang kala itu masih kecil. Maka itu, walau gaji minim, Dudi Harjana pun menjalani pekerjaan myuskil itu dengan tulus ikhlas sampai sekarang. Dan adik-adiknya pun jadi bisa sekolah dan cukup pakaian dan makanan.
Diakui Dudi Harjana, bahwa rejeki sebagai pembakar mayat justru sering datang dari hantu-hantu yang begentayangan yang mereka dayagunakan di krematorium, Mereka sering kedatangan orang-orang yang memasang judi buntut dan minta nomor empat angka. Bila sudah dapat angka dari makhluk halus itu, mereka mendapatkan uang dari pelanggan. Lalu, bila pelanggan menang empat angka dengan pasangan uang yang besar, mereka juga mendapatkan bagian yang besar, Bahkan Dudi pernah dibagi oleh pejudi buntut sebesar Rp 30 juta dan dia langsung beli motor baru dan membangun rumahnya yang reot di Desa Bagil, Satimpo Selatan, Bontang.
Tapi pada masa awal bekerja, jantung Dudi Harjana pernah hampir copot. Sebab seumur hidup baru kali itulah dia membakar mayat hingga hancur menjadi abu. Ada rasa tidak tega awalnya, tapi kepala rumah bantuan kremasi, Kwik Kian Gok, abang kandung Kwik Kwan Han, memacu semangat dan mentalnya, bahkan memberikan contoh bagaimana cara membakar jenazah yang baik dan benar.
Mayat yang dibakar pertama kali oleh Dudi Harjana adalah mayat Tan Kie, sebutlah begitu, pada tanggal 11 November 1990. Siang membakar mayat, malam harinya mayat itu datang ke kamar Dudi Harjana, kamar jatah pegawai beberapa meter dari ruang kremasi di areal lima hektar tanah krematorium Agung Abadi yang ditumbuhi pohon-pohon rimbun jenis angsana dan pohon payau di muara laut Bontang itu.
“Tan Kie datang dengan wajah penuh luka bakar, telanjang dengan kemaluan yang meleleh. Tubuh saya gemetar dan jantung saya bergetar hebat. Keringat dingin pun membanjir ke seluruh tubuh saya!” cerita Dudi Harjana kepadaku, getir.
Sebagai pemeluk agama Islam, Dudi Harjana yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat ini membaca beberapa ayat suci Al-Qur’an. Mungkin karena membaca dalam keadaan takut, tidak konsentrasi, maka ayat-ayat itu tidak membuat hantu Tan Kie pergi darinya. “Sosok hantu Tan Kie terus mendekati saya dan berusaha menceku leher saya. Untung saya bisa menghimdar dan terus kabur ke halaman kremator!” kisah Dudi Harjana berapi-api.
Sekarang ini, surat-surat dan beberapa surah Al-Qur’an, ayat suci into berkatan dengan pengusiran setan yang dibaca Dudi Harjana, karena konsentrasi penuh, maka ayat-ayat suci inti itu bisa mengusir hantu. “Hantu hantu yang datang, Alhamdulilah akan langsung kabur bila saya sudah bisa baca Al-Qur’an dengan baik dan benar, juga dengan konsentrasi penuh meminta kepada Allah!” ungkap Dudi Harjana.
Hampir semua karyawan krematorium Agung Abadi saat ini sudah pernah didatangi ruh-ruh jahat yang maujud menjadi hantu. Karena seringnya didatangi makhluk gaib itu, maka semua temanteman Dudi Harjana, sudah menjadi tidak takut lagi sama hantu-hantu itu. Bahkan hantu di situ sudah jadi teman bercanda, “Siang kita membakar mayat, bila arwah semasa hidup yang bersangkutan jahat, pastilah pada malam harinya dia nongol menampakkan diri. Bahkan paling tidak, suaranya yang berteriak keras di tengah malam. Semua orang mendengar suara teriakan, pekikan orang seperti korban kebakaran!” kata Dudi, kepadaku.
Mendengar cerita Dudi, aku pun terangsang untuk ikut menginap dan membuktikan tentang keberadaan ruh atau arwah orang-orang yang dibakar dan yang tetap mengambang, terutama kasus Ling-Ling yang cantik, yang sedang kubuntuti untuk dijadikan bahan tulisan sebuah media cetak.
Besok harinya, penulis yang menginap atas ijin Kwik Kwan Han, ikut masuk mengantar jenazah Loh Biek Kiong asal Tarakan Kalimantan Timur, menemukan beberapa kejanggalan lain di areal krematorium yang lengang dan sunyi sepi itu. Arwah Loh Biek Kiong yang sedang dibakar dan menjelang menjadi abu karena api yang besar, tiba-tiba ruhnya mauyud lagi bentuk Loh Biek Kong dan bangkit lalu pergi ke kamar mandi dan dia menyirami tubuhnya berkali-kal dengan air.
“Panas, panas, aduh, aduh!” teriaknya, sambil terus menyirami tubuhnya yang dikatakannya sangat panas. Keluarga yang menunggui pembakaran, tenang-tenang saja, karena mereka tidak melihat arwah Loh Biek Kiong maujud dan keluar dari perapian dan lari ke kamar mandi.
“Kau sudah punya indera ke enam yang tajam, maka itu kau sudah bisa lihat arwah yang maujud tadi dan mandi di kamar mandi itu. Sementara keluarga almarhum, tidak punya ketajaman indera ke enam itu, maka mereka tidak melihat sosok Loh Biek Kiong yang barusan melesat menuju kamar mandi!” kata Kwik Kwan Han kepadaku, sambil menepuk-nepuk bahuku.
“Apa yang barusan kau lihat d Kamar mandi, aku juga melihatnya. Loh Biek Kiong mandi di kamar mandi itu dan kita bisa melihatnya dengan jelas. Setelah mandi, dia pergi ke alam Nirwana, mudahmudahan dia masuk surga!” desis Kwik Kwan, kalem.
Di kamar mandi yang sepi sebelah timur krematorium, aku pergi untuk buang hajat di senja yang merangkak menuju petang. Di sana ada empat kamar mandi yang semuanya kosong. Tapi setelah penulis keluar dari salah satu kamar mandi, ternyata secara tiba-tiba ada satu kamar pojok yang terisi seperti orang yang sedang mandi. Tidak berapa lama, suara orang mandi itu bergumam seperti orang sakit demam panas. Suara yang keluar itu sangat jelas kudengar, yaitu suara perempuan muda. Tapi apa yang terjadi, dalam waktu sepersekian detik suara itu menghilang dan ke empat kamar mandi itu ternyata kosong belaka.
“Di kamar mandi pojok itu sering sekali ada orang mandi yang bergumam. Padahal di situ tidak ada siapa-siapa yang mandi. Suara air ada, suara orang ada, tapi sebenarnya tidak ada siapa-siapa. Yang mandi itu adalah salah satu arwah penasaran yang belum disempurnakan oleh keluarganya. Walau lima tahun lalu dikremasi, tapi dia sering datang dan menampakkan diri serta mandi di kamar pojok!” tukas Dudi Harjana.
Bila dihitung jumlah arwah yang penasaran di krematorium Agung Abadi, disebut Dudi Harjana berjumlah ribuan. Sedangkan puluhan ribu lain, sukses pergi ke alam Barzah, alam Surga Nirwana yang abadi. Kesalahan yang mendasar dari semua itu, karena pihak keluarga tidak menyempurnakan ruh secara agama.
“Bagi pemeluk agam Budha atau kepercayaan aliran budaya Konghucu, penyempurnaan arwah menuju alam baka itu mutlak dilakukan. Penyempurnaan itu bukan sekadar dengan ilmu hongsui atau doa-doa, tapi juga abu jenazah mestilah dilarung ke tengah lautan. Larungan itu adalah bentuk penyempurnaan arwah. Maka itu, bila sudah disempurnakan, dia tidak lagi mengambang dan tidak lalu selama bertahun-tahun menjadi hantu!” komentar Dudi.
Prosesi penyempurnaan memang memakan waktu dan biaya besar. Selain mendatangkan suhu fengshui bermutu dengan doa-doanya yang ampuh, juga menambah biaya larungan dan ritual panjang penyempurnaan jenazah. Untuk wilayah Kalimantan Timur biaya yang dikeluarkan keluarga sampai ratusan juta rupiah.
Arwah yang penasaran biasanya karena tidak diurus dengan baik oleh pihak keluarga, maka itu menjadi tidak sempurna. Biasanya, arwah pembunuh, penzinah, pemabuk dan penjahat lain di krematorium itu, dibiarkan oleh pihak keluarga. Bahkan banyak pula yang ditinggal begitu saja di ruang pembakaran, baik itu pembakaran lewat api maupun pembakaran dengan oven.
Setelah satu minggu aku melakukan observasi supramistik di krematorium Agung Abadi, aku berniat pulang ke Samarinda. Aku akan masuk kantor dan menulis laporan bersambung tentang perjalanan kematian Ling Ling. Pada malam sebelum aku pulang, tiba-tiba di halaman depan paviliunku, aku melihat sosok gadis yang berdiri membelakangi kamarku.
“Hallo, siapa kamu, cari siapa ya?” pancingku.
Gadis itu berbalik dan dengan wajah sendu dia mengatakan sesuatu padaku.
“Aku Ling-Ling yang kau buntuti selama beberapa hari ini. Aku sudah jatuh cinta kepadamu yang terus setia menemaniku di krematorium ini. Aku tahu kau besok pergi meninggalkan krematorium ini dan otomatis meninggalkan aku. Tapi bolehkah aku datang ke rumahmu di Samarinda suatu waktu nanti, bila aku merasa sangat rindu kepadamu?” tanyanya.
Batinku bergolak hebat, jantungku pun bergetar dahsyat. Dengkulku seakan mau terlepas dari batang kakiku, tapi aku berusaha untuk tetap tenang menghadapinya. Sebab kunci menyelamatkan diri bila bertemu hantu, kata Kwik Kwan, haruslah dengan hati yang tenang. Sambil tidak lupa berdoa meminta bantuan Yang Maha Kuasa, agar bisa diselamatkan dari gangguan gaib. Bila bisa baca ayat suci, bacalah ayat itu dan berkonsentrasilah minta bantuan Tuhan. Begitu kata Kwik Kwan, yang beragama Budha tapi banyak faham akan ritual agama-agama lain, terutama Islam, agama yang kuanut.
“Bukankah kamu sudah berada di alam lain, sedangkan aku masih hidup di dunia, apakah bisa kita saling berhubungan dan saling menyayangi? Aku tidak keberatan kau datang ke rumahku, malah aku senang sekali. Tapi mohon kau datang f dengan bentukmu seperti ini, bentuk kecantikan seorang Ling Ling yang sangat jelita!” kataku.
Ling Ling sepakat akan hal itu, lalu dia terbang ke angkasa dan kembali ke dalam krematorium tempat abunya tersimpan di rak-rak dalam kamar penyimpanan abu-abu.
Besoknya aku pergi meninggalkan krematorium dengan rasa hati yang terasa sangat berat. Selain berat meninggalkan orang-orang yang sangat baik seperti Kwik Kwan Han, Dudi Harjana dan pegawai lain, aku juga merasa berat meninggalkan Ling Ling yang cantik, yang telah menjadikanku sebagai kekasih gaibnya.
Dua minggu setelah itu, Ling-Ling memang datang dengan wujudnya yang sangat cantik. Kami bercengkerama berdua dan jalan-jalan di tepi Sungai Mahakam di tengah kota Samarinda yang damai. Tak ada orang yang tahu bahwa Ling-Ling adalah mayat hidup yang maujud menjadi wanita jelita dan sangatlah cantik. Ling-Ling mengenakan baju-bajunya yang pernah ada semasa dia masih hidup, entah bagaimana cara dia mengambilnya. Yang jelas setiap laki-laki yang melintasi kami, semua melotot kepada Ling-Ling dan terkagum dengan kecantikannya. Ling-Ling bercerita tentang hari-hari bahagia dan hari suramnya selama dia hidup. Dia menceritakan pejabat Jakarta yang menjadi kekasih gelapnya, yaitu seorang anggota dewan yang memberikannya banyak uang selama ini. Pejabat itu saya kenal dan dia telah beristri dan beranak. Ling-Ling tidak dinikahi, maka itu Ling-Ling dikenal masih lajang. Tapi Ling-Ling kecewa setelah tahu pejabat DPR itu memelihara teman baiknya Yen Cheng dan Ling-Ling pun jadi frustrasi lalu jadi budak narkotika. Nah jarum suntikan heroin lah yang membuat jantungnya berhenti dan darahnya tak mengalir lagi. Maka, meninggal lah Ling-Ling, lalu jadi awah gentayangan di krematorium dan berhubungan dengan aku.
Setelah setahun berhubungan denganku, keluarga Ling-Ling yang tahu kalau arwah Ling-Ling penasaran dan mereka harus bertanggungjawab menyempurnakan, maka mereka pun patungan mengeluarkan uang sebesar Rp 100 juta untuk melarung abu jenazah Ling-Ling ke laut Selat Makasar. Pemimpin ritual adalah seorang pemangku agama besar dan memimpin upacara itu dengan hidmad dan sakral. Akupun ikut dalam ritual pelarungan penyempurnaan arwah itu dengan hati yang gundah gulana. Saat itu, adalah saat terakhirku melihat Ling-Ling. Walau orang lain tak melihat, tapi aku bersama Ling-Ling di dalam kapal motor saat pelarungan abu jenazah nya ke laut. Kami berpisah dengan airmata duka sekaligus bahagia. Duka karena aku terpaksa berpisah dan tak bertemu lagi selamanya dengannya. Bahagia karena aku meyakini arwah Ling-Ling yang kucinta, pergi ke alam Nirwana, alam surga yang membahagiakan untuk selama-lamanya. Selamat jalan Ling-Ling, kekasih gaibku yang sangat kusayangi, kucintai dan kurindukan, selamanya.
(Pengalaman mistik ini terjadi pada Anggito Rahwana). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)