Kisah Kyai Pamungkas: ULAR SANCA JELMAAN DAYANG NYI BLORONG
Sebuah fenomena gaib terjadi di Bojong, Tangerang Selatan. Seekor ular sanca besar jatuh dari eternit rumah warga. Ular itu menolak makan kelinci dan ayam. Makanannya ternyata hanya lontong sayur, tempe bacem dan minum teh manis. Anehnya lagi, ular itu hanya makan di tengah malam…
Rabu malam, 3 Maret 2010, seekor sanca berat sekitar 100 kilogram jatuh di rumah Tompel. Ular itu jatuh setelah memecahkan eternit rumah di Desa Bojong, Kec. Pakujaya, Kota Tangerang Selatan yang permanen itu. Warga menyebut bahwa ular itu memang bermukim di dalam bangunan rumah dan memakan tikus selama bertahun-tahun.
“Ular itu masuk ke plavon rumah ketika masih kecil, lalu dia makan hewan pengerat selama bertahun-tahun, hingga menjadi besar. Minumnya, dari genting yang bocor pada saat hujan,” cerita Imron Maulana (36), pawang ular yang juga kolektor ular-ular berbisa kepada penulis.
Apa yang diterangkan Imron Maulana secara fisik, masuk akal juga. Ular itu bisa saja turun ke genting rumah dari atas pohon besar sebelah rumah Tompel lalu besar dan menjadi tua di atas rumah. Tapi anehnya, ular tersebut tidak mau makan tikus atau hewan lainnya. Jangankan tikus, kelinci yang disediakan, pun tidak dimakannya. Berhari-hari kelinci itu tetap hidup dan tidak disentuh sedikitpun. Begitu pula dengan anak ayam yang dilepaskan di kandangnya, sama sekali tidak diganggu.
Anehnya, makanan yang dilahap ular itu adalah lontong sayur, tempe bacem, lontong gulai dan minumnya teh manis. Lain dari itu, tak dimakan dan tidak juga diminumnya. Jam makannya pun tidak sembarangan.
Ular itu hanya makan pada pukul 24.00, tengah malam. Sedangkan minum teh manis, dilakukannya setiap pagi subuh.
“Sanca itu bukan ular biasa, tapi siluman yang wanita bernama Asmararasa berumur 500 tahun dari laut selatan. Dia bukan Nyi Blorong, tapi dia bagian dari keluarga Nyi Blorong yang terkutuk hingga nyasar ke pedalaman, dipaksa pergi meninggalkan laut,” ungkap M. Salim Ki Temanggung (52), paranormal yang mukim di Kota Tangerang, saat berada di lokasi ular bersama kerumunan warga.
Di tengah banyak penonton ular, M. Salim Ki Temanggung berdialog dengan ular sanca dan ular itu menunjukkan sikapnya seperti menjawab. Kata istrinya, M. Salim memang sejak remaja sudah mendalami ilmu jin dan mampu berdialog dengan semua hewan siluman. Bahkan Salim mengajak banyak jin kafir masuk agama Islam. Dia mengajak para siluman untuk berpuasa, sembahyang dan bertobat kepada Allah SWT. Maka, bila di tengah keramaian M. Salim ngoceh berdialog dengan ular sanca yang ditemukan, istrinya sudah tidak aneh lagi.
Dalam perbincangannya dengan sanca siluman itu, Salim mendapatkan cerita mengapa mahluk itu sampai di rumah Tompel. Selain nama Asmararasa, Si Ular juga menceritakan bahwa dia datang dari laut selatan di daerah Bayah, Banten, dan diusir oleh penguasa laut agar pergi ke daratan. Ular itu mengatakan bahwa dia memakan apa yang biasa dimakannya saat menjadi manusia dulu, yaitu lontong sayur, tempe bacem dan meminum teh manis. Ular itu tidak mau makan yang lain dan minta disediakan setiap malam makanan yang disebutkan tadi.
“Hal yang lebih besar adalah, dia minta dinikahi oleh saya. Saya belum bisa menjawab, saya akan mengajak dia masuk Islam dan bertobat. Setelah dia menjadi Islam dan beribadah yang benar, saya akan menikahinya,” ungkap M. Salim pada penulis.
Ular Sanca panjang lima meter itu dulunya pernah menjadi manusia. Dia gadis asal masa lalu yang mati bunuh diri menerjunkan dirinya ke laut Muarabinuangeun. Hal itu terjadi sekitar 515 tahun yang lalu. Si Gadis bemama Asmararasa itu mendalami ilmu gaib dan tidak berhasil. Karena mendapatkan bisikan gaib dari iblis untuk menjatuhkan diri ke jurang, maka Asmararasa terpaksa terjun ke laut dan mati di atas batu karang. Selama di alam arwah, Asmarasa masuk di alam Kerajaan Laut Selatan.
Dalam kerajaan itu ia dijadikan Dayang Ular dan bertugas merias Nyi Blorong. Karena Nyi Blorong iri akan kecantikan Asmararasa, maka Asmararasa diperlakukan tidak adil. Bahkan beberapa kali disakiti secara fisik. Karena tak tahan perlakukan Blorong, Asmararasa melakukan perlawanan dan meludahi muka Blorong.
“Asmara lalu disiksa dan dikutuk keluar dari istana dan masuk ke daratan. Maka ity sampailah Asmara di kampong Bojong ini setelah berjalan 50 hari 50 malam. Tidak bety bahwa Asmararasa itu mukim di atas loteng rumah Tompel. Ular itu baru datang dan sedang bernasib apes, jatuh memecahkan eternit lalu ditangkap pawang ular,” cerita Salim.
Hingga berita ini ditulis, warga dari ragam pejuru kota datang ke lokasi. Banyak orang yang penasaran ingin melihat ular siluman itu. Selain memberikan uang saweran sekadaranya, warga juga berebutan menyentuh tubuh ular.
Salim berjanji dalam waktu dekat akan menampakkan wajah cantik Asmararasa jika siluman itu sudah masuk Islam. “Begitu dia mau mengucapkan dua kalimah syahadat, dia langsung akan menampakkan kecantikan sesungguhnya,” tekad Salim.
Tompel pemilik rumah dan pawang ular tetangganya, menolak ular itu untuk diserahkan kepada kebun binatang. Mereka bertekad untuk mengurus sendiri ular besar itu dan bersedia untuk menyediakan makanannya dari hasil bantuan warga.
“Makanannya memang tidak mahal, tapi sekali makan cukup banyak, 10 piring lontong sayur, 10 potong tempe bacem besar dan 10 liter teh manis,” kata Ahmadi, warga setempat.
Hingga tanggal 28 Maret 2010 lalu, warga masih berduyun-duyun mendatangi desa Bojong dan ingin melihat ular ajaib itu. Bahkan ada beberapa orang kiyai dan ustad mendekati ular dan berusaha untuk dapat mendeteksinya. Maksudnya, mereka ingin tahu ular tersebut ular betulan atau mahluk jadi-jadian.
“Saat saya mendekatinya, saya mendengar suara rintihan perempuan keluar dari multu ular itu. Maka itu, saya yakin, bahwa ular itu bukan ular biasa!” kata Ustad Alhadat, guru pesantren Al-Mukarom, Lampung Selatan kepada penulis di lokasi.
Selain mendengarkan suara rintihan wanita, Alhadat juga mendeteksi akan keberadaan manusia di dalam ruh ular tersebut. “Secara supranaturalis, saya merinding saat saya memegang tubuh ular itu dan terdengar suara, tolonglah saya, keluarkan saya dari tempat ini,” kisah Alhadad.
Kandang ular dibuat oleh seorang ahli supramistik dengan dinding gaib. Artinya, kandang ualar itu sudah dipagari secara mistik agar tidak bisa ditembus bila ular itu berontak untuk keluar kandang. “Kandangnya memakai kekuatan gaib dan ular itu telah terpenjarakan,” tutup Alhadad. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)