Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: LUKAH GILO, JAELANGKUNG ALA ROKAN HILIR

Kisah Kyai Pamungkas: LUKAH GILO, JAELANGKUNG ALA ROKAN HILIR

PERMAINAN Jaelangkung adalah sebuah permainan yang berarti mengundang roh atau setan. Tentu saja permainan ini cenderung mendatangkan kemusrikan. Tak hanya itu, bila dikerjakan terus menerus, niscaya bisa mendatangkan malapetaka.

 

Masih ada permainan sejenis Jaelangkung yang disebut Nini Thowong. Boneka dolanan bocah ini dimainkan para perempuan dewasa Namun, dolanan mistis ini sebenarnya lebih seru lagi bumbu magisnya jika dibandingkan dengan Jaelangkung. Sensasi gaib bisa terjadi dan berlangsung sangat mencekam bila ritual permainan ini digelar. Karena itu, untuk memainkan Nini Thowong harus dipimpin oleh seorang pawang, yang bertugas sebagai pengendali roh yang merasuki boneka. Kalau tidak, roh yang datang bisa sulit dikendalikan. Tak jarang, penonton permainan ini akan kalang kabut ketika boneka dan pemainnya kerasukan roh dengan permintaan yang macam-macam.

 

Seiring dengan waktu dan perkembangan zaman, baik dolanan Jaelangkung maupun Nini Thowong memang kian terlupakan, bahkan hampir tak pemah dimainkan, Namun sekadar catatan, permainan Jaelangkung telah melahirkan sejumlah inspirasi di kalangan sineas (pekerja film), dan ternyata hasilnya jugan cukup digemari. Di tahun 1960-an, dolanan tradisional Nini Thowong masih banyak dimainkan di Nan pedesaan sepanjang pesisir utara Jawa Tengah. Bahkan, banyak pula dimainkan masyarakat pedesaan di daerah pedalaman Jawa Tengah.

 

Dan dolanan boneka mistis lainnya, yang ternyata tidak lahir di Tanah Jawa adalah Gilo Lukah. Permainan berbumbu gaib int merupakan tradisi asli penduduk Rokan Hilir, Propinsi Riau.

 

Sama seperti Jaelangkung dan Nini Thowong, permainan Gilo Lukah ini sekarang sudah mulai hilang, amat jarang dimainkan.

 

Bapak Buyung Gegeh adalah seorang yang dikenal sebagai pawang dalam permainan Gilo Lukah, Dia membenarkan bahwa dolanan mistis ini memang tradisi asli masyarakat Rokan Hilir. “Sayangnya Gilo Lukah hampir tak pernah dimainkan lagi, Sebentar lagi mungkin akan punah!” Tandasnya, pahit.

 

Menurutnya, GiIo Lukah merupakan permainan yang mangasikkan dan bisa membuat orang tertawa sendiri. Dari artinya saja mungkin orang orang Melayu Riau pasti tahu maksudnya. Bagi para pembaca yang tidak mengetahui hal ini, dapat menceritakan dan mengartikannya berdasarkan keterangan yang diberikan oleh sang pawang.

 

Gulo berarti gila. Mungkin, arti kata giIa ini tidak perlu penulis jelaskan, tentu saja sudah jelas maknanya. Sementara, arti kata Lukah sendiri menunjukkan sebuah alat atau media yang biasa digunakan para nelayan dalam menjebak buruannya (ikan). Alat ini berbentuk bulat pada tapaknya, dan mengeal pada ujungnya. Juga terdapat pintu kecil di depan sebagai pintu masuk ikan, terbuat dari bambu dan rotan yang dijalin sedemikian rupa. Ringkasnya, dapat diidentikkan dengan bubu.

 

Untuk membuat boneka Gilo Lukah, menurut Bapak Buyung Gegeh, harus ditambah dengan pernak-pernik, sehingga nantinya berbentuk seperti layaknya seorang anak manusia. Dia diberi tang dan tangan yang terbuat dari kayu, diberi baju, dan diberi yang kelengkapan yang lainnya.

 

Uniknya, kepala Gilo Lukah ini harus dibuat dari bahan sebuah Labu Cina (labu parang) yang sudah kering. Ingat juga, dalam tradisi Halloween di daratan Eropa sana, labu kering semacam ini juga dijadikan piranti utama.

 

Masih ada keunikan lainnya, Lukah yang akan dijadikan sebagai badan boneka magis ini haruslah Lukah yang diperoleh dengan cara mencuri. Jadi, tidak boleh dibuat sendiri atau diminta kepada orang lain yang memilikinya.

 

Tak terkecuali, Labu Cina yang digunakan buat media kepalanya juga sama-sama harus dicuri. Demikian juga dengan bayu dan pernak-pernik lainnya.

 

“Kalau bahan-bahan untuk bikin Gilo Lukah tidak diperoleh dengan cara mencuri, maka jangan harap boneka itu bisa hidup,” tandas Bapak Buyung Gegeh.

 

Lantas, bagaimana jadinya racikan Gilo Lukah yang seluruh bahannya harus dipersiapkan dengan cara mencuri tadi dapat bergerak dengan liar, seperti layaknya orang yang gila?

 

Sabtu, 10 Februari 2007, penulis kebetulan mendapat undangan khusus untuk menyaksikan pertunjukkan langka ini, Pagelaran Gilo Lukah dilakukan di sebuah rumah di Kelurahan Seding.

 

Malam itu, setelah semua peralatan dan persiapan matang dilakukan, maka tepat pukul 20.00 WIB, puncak acarapun dimulai. Para penonton sudah memenuhi halaman rumah untuk menyaksikan pertunjukkan yang bisa dibilang amat langka Ini. Wajah-wajah penasaran pun tampak jelas terlihat.

 

Bapak Buyung Gegeh maju ke tengah arena, Boneka Gilo Lukah yang telah dibentuk sedemiklan rupa dipegang beberapa orang. Setelah itu sang pawang seperti membisikkan sesuatu pada boneka magis itu.

 

Pada saat Bapak Buyung Gegeh membisiki Gilo Lukah tersebut, penulis sengaja mendekat. Maksudnya agar jelas apa yang dia ucapkan, tapi tetap tak tahu apa sesungguhnya kalimat yang dibisikkan oleh sang pawang. Sayangnya, kata-kata Bapak Buyung Gegeh tidak dapat penulis dengar, Tapi, mungkin bisikkan itu merupakan cara memanggil kekuatan halus agar Gilo Lukah tersebut dapat bergerak.

 

Setelah sang pawang berbisik pada gaib Gulo Lukah, dia lalu bernyanyi sambil mengibas-ngibaskan kain sarung yang sudah dipegangnya, ke kiri dan ke kanan.

 

“Gilo Lukah, gilo lukah, eleng-eleng, gelek-gelek, tunduk-tunduk.” Demikian nyanyi Bapak Buyung Gegeh. Dia terus bernyanyi dengan kalimat-kalimat yang sulit dimengerti. Mungkin, itu juga bagian mantera pemanggilan roh atau makhluk halus agar mengisi boneka Gilo Lukah.

 

Setelah nyanyian sang pawang hilang dalam kesunyian, aneh bin ajaib, Gilo Lukah tadi mulai bergerak ke kiri ke kanan. Semakin lama gerakannya semakin lincah, bahkan semakin lama semakin menggila. Tak berapa lama, bukan hanya boneka itu saja yang bergerak tak beraturan, para pemegangnya juga sudah mulai ikut-ikutan gila. Mereka bergerak tak tentu arah sambil berusaha mengikuti gerakan yang diberikan oleh gaib yang mengisi boneka Gilo Lukah tersebut.

 

Saking kuatnya gerakan yang diberikan gaib yang merasuk ke dalam Gilo Lukah, para pemegang akhirnya melepaskan lukah dari pegangan mereka. Begitu jatuh ke tanah, gerakan Gilo Lukah pun berhenti.

 

Yang membuat penulis penasaran, bagaimana bisa orang-orang yang memegang boneka Gilo Lukah yang kecil itu bisa tunggang-langgang seperti orang kalap?

 

Menjawab rasa penasaran penulis, Bapak Buyung Gegeh memberikan kesempatan kepada penulis untuk menggantikan salah seorang pemegang Gilo Lukah.

 

“Rasakan sendiri bagaimana kekuatannya,” kata Bapak Buyung Gegeh.

 

Berdua dengan sang pawang, penulis memegangi Gilo Lukah yang seharusnya dipegang oleh 4 orang itu. Dengan bantuan kekuatan gaib yang sengaja penulis hadirkan untuk memancing agar boneka itu semakin menggila, penulis memegang tangkainya erat-erat.

 

Melihat penulis telah bersiap, dengan santai Bapak Buyung Gegeh membisikkan kembali mantera-manteranya ke telinga Gilo Lukah. Nampaknya, Bapak Buyung Gegeh cukup tanggap dengan keinginan penulis agar gaib Gilo Lukah tersebut dilipat gandakan kekuatannya.

 

Setelah membisikkan mantera, sang pawang lalu bernyanyi, “Gilo Lukah, Gilo Lukah, GelekGelek.. dst”

 

Aneh, penulis mulai merasakan gerakangerakan dari Gilo Lukah. Menari ke kiri dan ke kanan.

 

Untuk Pembaca ketahui, setelah penulis coba bertahan kurang lebih 15 menit mengikuti gerakan gila dan Gilo Lukah tersebut, tiba-tiba penulis dihantam sesuatu dari depan. Kekuatan gaib yang begitu hebar, sehingga penulis terpental sejauh 10 meter dan lokasi acara.

 

Melihat kejadian ini, orang-orang yang hadir karuan saja tertawa geli melihat penulis jatuh terpental.

 

Demikian sekilas tentang permainan magis Gilo Lukah yang relat f unik Itu. Harapan penulis tentu juga harapan kita bersama, semoga masyarakat desa tersebut tidak melupakan adat istiadat dan peninggalan dari nenek moyangnya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: DIGUNA-GUNA DUA LELAKI

KyaiPamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: GENDERUWO MENYAMAR JADI SUAMIKU

KyaiPamungkas

Ijazah Kyai Pamungkas: Mahabbah Pengikat Sukma, Silahkan Diamalkan

adminruqyah
error: Content is protected !!