Kisah Kyai Pamungkas: REJEKI PEMBERIAN WANITA GAIB
SETELAH TAFAKUR DALAM DOA, MENJELANG DINIHARI ITU SEORANG PEREMPUAN CANTIK DATANG MENGETUK PINTU. DIA MEMBAWA WADAH SIRIH EMAS. APA YANG KEMUDIAN TERJADI? BERIKUT INI KISAH NYATA YANG DILAKONI SALBIAH, SEORANG JANDA MISKIN DENGAN 4 ORANG ANAK.
SALBIAH menjalani kehidupan sebagai seorang janda dengan tanggungan empat orang anak. Dua orang anaknya baru duduk di bangku SD, sedang yang dua orang lagi masih usia balita. Untuk menopang kehidupan keluarganya, Salbiah mengambil upahan mencuci pakaian dari tetangga.
Pekerjaan itu menjadi satu-satunya mata pencaharian Salbiah. Suaminya, Salamuddin, meninggal dunia setahun lalu setelah hampir selama dua tahun berjuang keras melawan penyakit paru-paru. Semasa hidupnya, Salamuddin bekerja sebagai penarik becak di kota.
Penderitaan hidup miskin sangat Salbiah rasakan ketika pemerintah menaikkan harga BBM. Pengumuman dari pemerintah yang akan memberikan dana konvensasi atas kenaikan BBM terhadap warga miskin sempat memberikan secercah harapan. Dengan bantuan sebesar tiga ratus ribu rupiah per tiga bulan, Salbiah berharap penderitaan hidupnya sedikit dapat terbantu. Tapi harapannya mendapatkan dana konvensasi kenaikan BBM menjadi sirna, sebab namanya tidak masuk dalam daftar warga miskin yang berhak menerima dana tersebut.
Ketika dia menanyakan hal ini pada aparat desa setempat, dia tidak mendapatkan jawaban pasti, kecuali janji akan diusulkan pada periode kedua. Salbiah harus menerima kenyataan sangat menyedihkan. Air matanya mengalir membasahi wajahnya.
Namun, Salbiah tetap mencoba untuk tabah. Dia bahkan menolak ajakan kaum miskin lainnya yang tidak mendapatkan dana itu untuk melakukan demonstrasi. Baginya, untuk apa melakukan unjuk rasa, toh kebijakan subsidi langsung tunai tersebut memang dilakukan dengan amburadul, banyak yang salah sasaran.
Dalam ketabahannya, seperti biasa, setiap malam Salbiah bangun di sepertiga waktu malam untuk mengerjakan shalat tahajud. Tetapi malam Jum’at Kliwon itu ada sesuatu yang lain. Selesai berdzikir dan ditutup . dengan doa, tiba-tiba pintu depan rumahnya diketuk dari luar. Lalu samar-samar telinganya mendengar suara seorang perempuan yang berulangkali mengucapkan salam, “Assalammu’alaikum!”
“Wa’alaikum salam!” Jawab Salbiah, sambil dalam hati menggumam, “Siapa pula yang malam-malam bertamu ke gubukku ini?”
Dengan hati yang diliputi tanya, Salbiah segera membuka pintu. Setelah pintu terbuka, dia pun terpana heran. Di hadapannya berdiri seorang perempuan muda berwajah sangat cantik. Tubuhnya tinggi langsing. Dia memakai busana perempuan Arab tanpa cadar penutup wajah. Bau harum menyebar dari tubuhnya. Seumur hidup, Salbiah belum pernah melihat perempuan secantik itu.
“Siapa Anda ini, dan mengapa datang ke rumahku?” Tanya Salbiah dengan gemetar. Dia takut perempuan cantik itu akan berbuat jahat pada dirinya.
“Ibu jangan takut! Saya hamba Allah seperti Ibu juga,” ujar perempuan itu dengan suara lemah lembut. Dengan lembut pula dia menyalami si nyonya rumah.
Setelah bersalaman, Salbiah tidak menaruh rasa curiga lagi. Dia langsung berbaik sangka , pada perempuan misterius yang malammalam bertamu ke rumahnya. Perempuan itu dipersilahkannya masuk ke dalam rumahnya.
“Adik berasal dari mana dan siapa namanya?” Tanya Salbiah, menyelidik.
“Itu tidak penting untuk Ibu ketahui. Seperti yang saya katakan tadi, saya ini hamba Allah seperti Ibu” jawab si perempuan misterius yang sepertinya tidak igin diketahui asal daerah tempat tinggalnya.
“Adik mencari siapa?” Tanya Salbiah lagi.
“Saya mencari ibu!” Jawabnya. “Mencariku?” Bisik hati Salbiah. Dia mengingat-ingat siapa sebenarnya perempuan ini. Mungkin saja dia anak salah seorang saudaranya yang kebetulan sudah lama tidak bertemu.
“Saya datang kemari ingin memberikan harta karun buat Ibu,” cetus perempuan itu ketika Salbiah masih dalam kebingungan. Sembari berkata demikian, dia mengeluarkan tempat sirih berwarna kuning kemilau. Sepertinya terbuat dari emas.
“Ini harta karun yang akan saya berikan buat Ibu,” katanya lagi sambil menyodorkan wadah itu. Mata Salbiah terbelalak melihat tempat sirih terbuat dari emas. Seumur hidupnya baru pertama kali ini dia melihatnya.
“Tempat sirih ini nanti Ibu jual pada seorang kolektor benda-benda antik. Uangnya dapat Ibu pergunakan untuk modal usaha, sarannya pada Salbiah.
“Tapi, saya takut menerimanya, Dik!” Suara Salbiah gemetar. Perempuan misterius itu tersenyum.
“Kenapa harus takut? Ini rezeki dari Allah, sebab dia selalu mendengar doa-doa Ibu. Saya hanya diberi tugas untuk mengantarnya kepada Ibu,” jelasnya dengan penuh kelembutan.
“Terima kasih, Dik!” Hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut Salbiah. Ia tidak dapat mengucapkan kata-kata lain lagi.
Perempuan misterius itu segera memeluk Salbiah. Air mata bahagia membasahi wajah janda miskin ini. Dia merasa sangat terharu Di tengah himpitan ekonomi, tiba-tiba saja datang seseorang memberikan harta. Salbiah menganggapnya sebagai karunia dari Allah SWT. yang amat besar. Sesuai dengan janji Allah, “Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperduannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakinya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (QS. Ath-Thalaaq: 2-3).
Salbiah menyimpan tempat sirih pemberian dari puteri cantik yang datang bertamu dini hari itu di dalam lemari. Siapa perempuan cantik itu? Hati Salbiah diliputi tanya. Apakah malaikat yang menyamar? Salbiah menduga-duga. Keesokan malamnya, Salbiah menemukan jawaban dari tanya dalam hatinya tentang perempuan cantik yang datang malam kemarin. Pukul dua belas tengah malam, Salbiah bermimpi bertemu dengan perempuan itu.
“Siapa puteri sebenarnya?” Tanya Salbiah. “Saya utusan Allah yang diperintahkan untuk memberikan karunia-Nya.” Jawab perempuan yang datang semalam tetap merahasiakan identitas dirinya yang sebenarnya. Salbiah sebenarnya ingin bertanya lebih banyak tentang diri perempuan itu, tapi tibatiba dia pergi meninggalkannya seorang diri.
Salbiah berteriak memanggilnya,”Puteri, puteni!” Berulangkali dia memanggilnya, tapi si puteri tidak mempedulikannya. Salbiah akhirnya terjaga dari mimpi. Dia bangkit dari tempa tidur. Berulangkali dia mengucapkan istighfar dan bertakbir. Dia segera menuju kamar mandi mengambil wudlu selanjutnya mengerjakan shalat malam.
Sementara itu, tanpa diketahui ibunya dua anak Salbiah yang sudah besar bercerita pada teman-teman bermainnya jika ibuya diberi tempat sirih terbuat dari emas oleh seorang puteri. Bahkan, dengan keluguannya anak-anak Salbiah mengajak teman bermain mereka ke rumahnya untuk membuktikan kebenaran ucapannya.
Anak-anak itu akhirnya menceritakan apa yang sudah mereka lihat di rumah Salbiah pada orangtua masing-masing. Semula orangtua mereka tidak percaya, tapi anak mereka meyakinkan orangtuanya bahwa apa yang mereka lihat itu benar.
Didorong rasa penasaran, ibu-ibu rumahtangga akhirnya datang ke rumah Salbiah. Dihadapan ibu-ibu yang datang ke rumahnya, Salbiah berterus terang menceritakan pertemuannya dengan perempuan misterius yang memberinya wadah sirih dari emas.
Berita Salbiah diberi tempat sirih terbuat dari emas oleh puteri misterius ini cepat beredar dari mulut ke mulut. Setiap hari rumahnya ramai dikunjungi warga sekampungnya.
Beberapa orang warga menyarankan agar tempa sirih itu secepatnya dijual. Mereka takut nanti ada orang berbuat jahat ingin memilikinya, dengan cara membunuh Salbiah kemudian membawa barang jarahannya.
Salbiah menuruti saran tetangganya. Rencananya, pagi itu tempat sirih emas akan dijualnya pada seoran kolektor barang-barang antik. Tapi pada malamnya Boiman, pencuri kambuhan yang baru seminggu keluar dari penjara berniat mencurinya. Dia membayangkan jika dapat mencuri barang itu harganya mencapai ratusan juta rupiah.
Menjelang tengah malam, Boiman beraksi. Dari rumahnya dia hanya membawa linggis untuk mencongkel pintu rumah Salbiah. Setibanya di rumah Salbiah, sejenak Boiman mengamati keadaan di sekelilingnya.
Setelah dirasakannya aman, Boiman segera membuka dinding bambu rumah Salbiah. Sekali bongkar saja pintu rumah Salbiah terbuka. Setelah terbuka, Boiman segera menuju tempat Salbiah menyimpan tempat sirih tersebut.
Boiman memasukan tempat sirih tersebut ke dalam karung goni lalu pergi meninggalkan rumah Salbiah. Satu jam kemudian, Salbiah terjaga dari tidurnya. Begitu dia melihat lemari dalam kamarnya terbuka dan tempat sirih itu hilang, Salbiah pasrah.
“Jika tempat sirih itu telah menjadi milikku pasti akan kembali padaku,” katanya, tawakal.
Sementara, Boiman yang menyimpan tempat sirih yang dicurinya dari dalam rumah Salbiah di dalam lemari miliknya. Rencananya besok pagi akan dijualnya di luar kota.
Menjelang pagi, isteri Boiman dikejutkan dengan suara kresek-kresek dalam lemari. Sepertinya ada binatang terkurung di dalamnya. Dia menduga binatang itu seekor kucing.
“Bang, barangkali dalam lemari ada seekor kucing!” Ujar isteri Boiman.
Karena penasaran. Boiman membuka lemari itu. Ketika lemari terbuka, matanya terbelalak melihat seekor ular cobra tegak berdiri.
Belum sempat berbuat apa-apa, ular kobra itu menyemburkan bisanya. Semburan bisa ular mengenai kedua biji matanya. Boiman kesakitan dan mencaci maki si kobra. Darimana ular itu bisa masuk ke dalam lemari? Boiman tak dapat menjawabnya.
Anehnya, si kobra segera pergi sesudah mencelakai korbannya. Boiman menyuruh isterinya mengambil barang yang dicurinya tadi malam. Setelah diperiksa, tempat sirih terbuat dari emas sudah tidak lagi.
Sementara, pagi hari itu Salbiah kembai menemukan tempat sirihnya yang kemarin hilang dicuri Boiman. Melihat tempat sirih berada ditempatnya, Salbiah melakukan sujud syukur.
Apa yang terjadi pada diri Salbiah merupakan karunia Allah SWT, sebagaimana janji-Nya. Tempat sirih emas milik Salbiah, bukan milik Boiman. Allah SWT mengembalikannya kepada pemiliknya yang sah. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)