Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: MISTIS PUNCAK GUNUNG LAWU

Kisah Kyai Pamungkas: MISTIS PUNCAK GUNUNG LAWU

Barang siapa yang berani melanggar sumpah Sunan Lawu, maka ia pun akan berhadapan dengan kutukan kematian. Benarkah hal ini dapat terjadi…?

 

Gunung Lawu yang terletak antara perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur terkenal sebagai gunung mistik di Pulau Jawa. Banyak hal gaib yang akan ditemukan bila mendaki gunung ini, bahkan terkadang membawa Anda ke jurang kematian. Oleh karena itu, wajar saja bila tidak mudah untuk mencapai pucuk ketinggiannya, Banyak pantangan yang harus diindahkan agar bisa selamat. Jika berani melanggarnya, maka kutukan Sunan Lawu pun akan menghakiminya.

 

Keberadaan mitos sumpah Sunan Lawu telah melegenda di kalangan masyarakat sekitarnya, sehingga jika terjadi kecelakaan dalam pendakian, masyarakat akan beranggapan bahwa mereka telah melanggar sumpah itu dan harus menerima kutukan Sunan Lawu.

 

Menurut sumber sejarah tidak resmi, kutukan Sunan Lawu berawal dari masa Kerajaan Majapahit yang ketika itu dipimpin oleh Pangeran Brawijaya. Di mana saat itu, muncul perselisihan di wilayah Majapahit dan mengakibatkan pemberontakan. Tak jelas apa pemicu perselisihan itu. Ada yang bilang karena perebutan kekuasaan dan ada pula yang mengatakan karena terdesak oleh pengaruh Islam (Mataram).

 

Akhirnya, Pangeran Brawijaya melakukan semedi atau tapa di puncak Gunung Lawu untuk meminta petunjuk dari Sang Hyang Widhi, agar prahara itu dapat segera terselesaikan. Kemudian, berkat petunjuk Sang Hyang Widhi masalah pun dapat teratasi. Namun, sebelumnya, beliau sempat melontarkan sumpah-serapah kepada setiap wilayah yang melakukan pemberontakan pada Majapahit. “Setiap keturunan dari wilayah Bloro, Cepu, Pati dan Bojonegoro diharamkan untuk menginjakkan kaki di Gunung Lawu, atau maut akan menjemputnya.” Kira-kira demikian arti dari penuturan Mbah Cilik Lawu yang merupakan salah satu abdi Pangeran Brawijaya atau lebih dikenal dengan gelar Sunan Lawu.

 

Kutukan sang Sunan hingga kini masih kerap kali terjadi, seperti tragedi tewasnya Ide Sumarto, 26 tahun, asal Bojonegoro, dua hari menjelang peringatan 1 Muharam tahun ini di puncak Lawu. Dia ditemukan terkapar kaku di Pos IV dengan tubuh membiru karena kedinginan. Menurut keterangan Jagawana (AGL/Anak Gunung Lawu), sebelumnya dia telah dilarang mendaki gunung ini. Tapi, ia tetap bersikeras dan menyelinap masuk tanpa sepengetahuan AGL. Akibatnya, kutukan Sunan Lawu pun merenggut nyawanya.

 

Peristiwa semacam ini bukanlah merupakan suatu kebetulan belaka, Terlanjur dipercaya, setiap warga dari keempat daerah tersebut di atas akan menerima kutukan kematian bila berani menginjakkan kaki di Gunung Lawu. Data-data yang ada juga memperkuat kebenaran sumpah itu, bahwa korban jiwa di gunung ini kebanyakan berasal dari Bojonegoro, Cepu, Pati dan Bloro.

 

Selain larangan bagi keturunan masyarakat dari empat daerah itu, masih banyak lagi hal yang mesti dipatuhi. Seperti larangan mengenakan pakaian berwarna merah jambu dan hijau muda, berbicara sembarangan, mabok, bersentuh tubuh dengan lawan jenis, dsb.

 

Gunung Lawu juga terkenal sebagai tempat dikabulkannya keinginan, segala keinginan kita atau biasa dikenal sebagai lokasi pesugihan. Banyak orang berkunjung ke tempat-tempat petilasan (areal sakral) yang konon dapat mengabulkan maksud dan tujuan, tentunya dengan beberapa syarat yang mesti dipenuhi. Mereka rela meskipun harus menahan penat melalui panjangnya tanjakan, dalamnya ngarai, termasuk resiko kematian dalam setiap pendakian.

 

Berdasarkan keterangan Mbah Cilik Lawu, ada sekitar 27 Petilasan di puncak Lawu, di antaranya adalah Sendang Panguripan, Sendang Derajat, Sumur Jolotundo, Hargo Dalem (petilasan Sunan Lawu), dll. Beberapa tempat itu memiliki kelebihan masing-masing, tergantung maksud dan tujuan.

 

Sendang Panguripan misalnya, air yang menetes dari bebatuan gunung ini dipercayai merupakan sumber kehidupan bagi umat manusia. Orang-orang yang berdatangan ke sini biasanya mempuyai maksud untuk membersihkan diri untuk memulai kehidupan yang baru. Atau membersihkan benda-benda pustaka miliknya. Di kalangan pendaki, lokasi Ini merupakan salah-satu tempat terangker karena sering terjadi gangguan gaib bila berkemah di sini. Hamparan sesajen pun kerap kali terlihat di sekitar sendang dan inmemoriam (monumen kematian) pendaki yang ada di sini. Untuk itu, bila mendaki gunung ini, disarankan janganlah berkemah di sana, kecuali dalam keadaan terpaksa.

 

Lain halnya dengan Sumur Jolotundo, tempat ini mempunyai daya magis yang mampu meluluskan keinginan. Airnya pun bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.

 

Begitu juga kekuatan gaib yang dimiliki oleh Sendang Derajat. Bahkan masyarakat lebih mempercayai keampuhan sumber air yang satu ini ketimbang Sumur Jolotundo. Hal itu mungkin dikarenakan oleh keunikannya, sumber airnya berasai dari sebuah batu besar yang menyerupai kolam kecil serta tidak pernah kering meskipun musim kemarau.

 

Khasiat Sendang ini adalah dapat meningkatkan derajat seseorang atau mempertahankan kedudukannya. Karena keampuhannya itu, tersiar kabar kalau mantan Presiden Soeharto juga sering ke sini, sehingga sering juga disebut sebagai Sendang Sdeharto. “Dulu sewaktu masih menjabat, Presiden Soeharto pasti ke sini pada bulan Muharam bersama ajudannya. Makanya beliau bisa menjabat selama 32 tahun,” ucap Nowo seorang penjaga warung yang mengaku pernah ikut mengantar Pak Harto ke sendang itu.

 

Dari semua petilasan yang ada, petilasannya Sunan Lawu atau Hargo Dalem yang mempuyai daya magis paling kuat, karena merupakan pusat dari seluruh kekuatan gaib yang ada di Gunung Lawu. Setelah mengunjungi petilasan yang ada, para peziarah harus ke Hargo Dalem untuk meminta restu sang Sunan. Dan khusus untuk air yang akan dibawa dari Sendang, harus dunapkan di sini agar lebih berkhasiat.

 

Hargo Dalem sendiri merupakan tempat pertapaan Sunan Lawu yang dipercaya masih hidup hingga sekarang. Hal itu disebabkan karena kesaktiannya yang bisa hidup di dua alam, yaitu alam manusia dan alam gaib, atau juga sering disebut dengan istilah mukswo.

 

Sementara itu, umumnya, kegiatan pesugihan di puncak Lawu biasa dilakukan pada malam 1 Muharam hingga 10 Muharam. Pada saat itu, sunyi senyap keheningan alam pegunungan berubah ramai, layaknya sebuah pasar malam. Tenda-tenda warung penduduk pun ada hingga ke puncak gunung yang berada pada ketingg an 3265 Dpl. ini. Tidak hanya Itu, mulai dari anak-anak hingga kakek-nenek yang umurnya hampir mencapai 1 abad, dari yang cacat fisik hingga yang sempurna, semuanya ada di sini.

 

Kebanyakan mereka yang datang ke Hargo Dalem ternyata juga bukan orang sembarangan. Setidaknya mereka memiliki atau mengerti kekuatan ilmu gaib, bahkan ada pula yang mengaku murid dari Sunan Lawu.

 

“Saya sudah dari tahun 1954 mengabdi pada Ajengan Sunan. Dan sebentar lagi mencapai tahap sempuna,” ucap Mbah Cilik Lawu dengan bangga.

 

Sama halnya dengan Jaka Taro, lelaki setengah baya berasal dari Cilacap, dia mengaku telah mendapat beberapa mustika dari hasil pertapaannya di beberapa petilasan Gunung Lawu. Bahkan dia tidak hanya melakukannya di puncak Lawu, tapi juga sempat mengembara dan bertapa di beberapa ternpat di Nusantara semisal Goa Naga Raja, Gunung Bromo, Gunung Agung, dsb.

 

Sayangnya, ketika dia menunjukkan beberapa mustika itu, penulis tidak diperkenankan untuk mengambil gambar dan mencatat nama mustika tersebut. Tapi dia memperbolehkan untuk memegangnya. Dan anehnya, ketika menyentuh tiap mustika itu, tiba-tiba saja gemuruh angin semakin kencang dan tempat itu menjadi harum oleh aroma bunga tujuh rupa. Lalu, suasana pun kembali seperti semula saat mustika itu drmasukan kembali ke tempatnya.

 

“Semua mustika ini hendak saya mandikan dan bersihkan di sumber air Sendang Panguripan. Dan bila diizinkan, saya juga ingin melakukan tapa di puncak Lawu,” ucapnya. Kemudian setelah cukup bercerita, dia pun melanjutkan perjalanannya dengan beberapa muridnya.

 

Demikianlah fenomena ritual gaib di puncak Lawu. Keangkerannya tidak hanya membuat orang gemetar, tapi sebaliknya menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang mempercayai kekuatan dunia gaib. Selain nuansa mistikal, gunung ini juga terkenal karena pemandangan alamnya yang erotis seperti deretan pegunungan Pulau Jawa yang nampak anggun dari pucuk ketinggian Gunung Lawu, Lukisan alam saat mentari mewarnai cakrawala, serta ke ndahan gemerlap kota Solo pada malam hari akan terlihat jelas dari puncaknya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: ISTANA LELEMBUT CILANDAK

adminruqyah

Kyai Pamungkas: Azimat Benda Pusaka

adminruqyah

Panggonan Wingit: BERSIH DIRI DI SENDANG JOMBLANG BETEK

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!