Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: MAHLUK ASING MIRIP MANUSIA

Kisah Kyai Pamungkas: MAHLUK ASING MIRIP MANUSIA

Kemunculan sosok-sosok manusia kerdil di pantai Jember menimbulkan kontroversi tersendiri. Di belahan bumi lain, juga telah bermunculan berbagai jenis makhluk asing mirip manusia. Siapakah mereka sebenarnya…?

 

Manusia-manusia kerdil muncul di pantai Jember. Sejumlah saksi mata mengatakan para Kurcaci itu menyantap kepiting dan tiram yang mereka temukan di sekitar pantai. Dan, mereka segera lari berserabutan apabila ada orang yang melihatnya. Kemunculan para Kurcaci di pantal Jember itu tak urung menimbulkan kontroversi. Benarkah manusia-manusia mini itu ada dalam kenyataan yang sebenarnya? Sebuah lembaga terkait tak urung menantang para peneliti LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) untuk melakukan riset khusus guna menelusuri habitat para Kurcaci itu. Ini artinya, untuk sementara waktu keyakinan terhadap keberadaan mereka memang sangat besar.

 

Jauh sebelum heboh manusia-manusia mini di pantai Jember, habitat makhluk serupa sesungguhnya sudah lama terendus di pedalaman Jambi. Bahkan, keberadaannya pernah di dengar langsung kesaksiannya oleh penulis.

 

Pada jarak 180 kilometer dari kota Jambi, keluar darl jalur lintas Sumatera akan kita temukan sebuah kawasan hutan tropis yang benar-benar masih perawan. Areal hutan lindung ini dikenal dengan nama Bukit Dua Belas, ditumbuhi banyak pepohonan raksasa yang sebagian besar terdiri dari pohon-pohon durian hutan. Nah, di hutan inilah dikabarkan terdapat habitat makhluk berupa manusia-manusia bertubuh kerdil. Hal ini seperti diakui oleh Pak Dodi, seorang transmigran asal Bandung, Jawa Barat, yang berdomisili di lereng hutan itu.

 

Dikisahkan, suatu hari pak Dodi bersama beberapa orang temannya berada di tengah hutan Bukit Dua untuk memancing. Mereka adalah Bahru, petani asal Jawa Barat, dan Sunti dari Pati yang kegiatan sehari-harinya menyadap getah karet, dan Aip yang berasal dari Pekanbaru. Sudah berjam-jam mereka berjalan dan tidak menemukan sungai atau rawa, sementara persediaan air minum pun semakin menipis, Pak Dodi segera saja mengajak ketiga teman seperjalanannya untuk beristirahat di bawah sebatang jelutung yang besarnya lebih dari perut sapi atau kerbau.

 

Mereka berempat duduk beristirahat dan membuka bekal makanan. Karena air tinggal sedikit, Bahru mengambil inisiatif untuk mencari sulur rotan muda yang mengandung air. Tiba-tiba ia merasa heran dengan sesuatu di bawahnya Jejak-jejak kaki kecil banyak sekali terlihat di situ, ukurannya sama dengan jejak kaki bayi.

 

Bahru segera kembali ke tempat semula dan memberitahukan penemuannya kepada yang lain. Mereka berempat kembali ke tempat Bahru melihatnya, semuanya terkejut melihat jejak itu, sambil tetap waspada, Pak Dodi memimpin rombongan menyusuri jejak-jejak itu.

 

Semakin jauh ke dalam hutan, jejak itu semakin banyak dan tampak beberapa di antaranya yang masih baru. Semakin penasaran ke empat orang ini untuk mengetahui siapa sebenarnya pemilik kaki-kaki kecil itu.

 

Hampir saja mereka menjerit ketika dari semak-sernak muncul sesosok tubuh manusia yang ukurannya sama dengan bayi berusia dua tahun, sekujur badannya berwarna hitam sehingga yang terlihat hanya bagian putih matanya saja. Makhluk kecil itu menyeringai sambll menutup wajahnya dengan kedua belah tangan. Pak Dodi dan kawan-kawannya hanya menganga heran…

 

Begitulah kesaksian Pak Dodi yang pernah bertemu dengan sekelompok manusla bertubuh mini di pedalaman hutan Jambi. Dengan demikian, harus diyakini bahwa memang ada habitat makhluk lain yang mirip dengan kita namun bertubuh jauh lebih kecil.

 

Di samping keberadaan manusia-manusia mini tersebut, beberapa tempat lain di dunia pernah dihebohkan dengan kemunculan manusia-manusia aneh, Mengapa dikatakan aneh? Menurut para ahli biologi, wujud mereka memang sangat mirip manusia tapi ada sejumlah “kelainan” yang mereka miliki. Apa sajakah “kelainan” yang dimaksud?

 

Artikel ini merangkum beberapa laporan berkaitan hal tersebut. Bahan-bahannya kami sarikan dari sejumlah referensi terpilih.

 

Misteri pemuncul Banjos, Spanyol dan di Nurenberg Jerman, sempat menimbulkan kontroversi, Ada yang menganggap hanya sebatas dongeng, takhyul, cerita bohong atau mungkin sisi gelap, kenyataannya sesuatu yang jelaskan benar-benar bertarung dengan logika.

 

Jalan Unschiff Sguare, Nurenberg, Jerman, gempar. Lalu lintas yang tidak begitu ramai mendadak kacau, Bukan oleh kecelakaan atau kemacetan. Namun, karena kemunculan secara tibatba seorang bocah belasan tahun di tengah-tengah jalanan sebelum pecah Perang Dunia 1 itu, Anak itu nampak goyah menapak aspal. Tak sanggup berdiri, merintih pelan dan tak peduli dengan sekelilingnya. Kepada orang yang merubungnya ia bicara dalam bahasa yang tak dimengerti. Tangan kirinya memegang amplop menunjuk ke sebuah a amat. Para penolong segera membawa si anak ke alamat yang tertulis di sampul amplop: “Kapten Skuadron ke-4, Resimen Kavaleri.”

 

Sambil menunggu tuan rumah, dengan rakus dan tanpa malu bocah itu menyikat roti dan minuman. Kegembiraan muncul saat sang kapten datang. Sang anak rupanya suka dengan seragam yang dikenakan perwira itu. Ia selalu berucap, “Ingin menjadi serdadu seperti Ayah, t dak tahu, dan kuda-kuda”.

 

Di dalam amplop yang ia bawa berisi dua surat, tapi tak satu pun menjelaskat” dengan rinci asal-muasalnya. Satunya berasal dari ibunya yang memberi tanggal 30 April 1812, sebagai hari ulang tahunnnya dan meminta siapa saja yang membaca untuk mengurus Si anak. Tak lupa dikatakan, bocah yang berayah seorang tentara dari kavaleri ke-6 ini sudah dibaptis.

 

Menurut dugaan, Surat tertulis bulan Oktober dibuat oleh seorang yang dikutuk Tuhan, karena mempunya 10 anak tanpa mampu merawatnya satu pun. Sang kapten yang mencoba bertanya pada si anak tak memperoleh jawaban. Ia berkesimpulan kalau si anak, salah satu pendatang liar dan sinting. Segera ia mengontak polisi. Sama seperti si kapten, polisi juga mendapatkan kalimat yang patah-patah dan tak jelas. Namun, diam-diam polis mengamati tingkah lakunya. Anak misterius ini cukup kuat, sangat sehat dan lembut. Taps kakinya nampak melepuh dan berdarah, meski tapak sepatunya sudah lunak. Apakah dia manusia yang berasal dan planet lain?

 

Sang anak mampu duduk tanpa bergerak selama berjam-jam dengan kaki menggantung. Seorang dokter menduga ini akibat adanya distorsi pada sendi lutut dan tangan karena kebiasaan duduk dengan kaki tertekuk di depan sewaktu kecil. Ini juga yang menyebabkan ia selalu goyah setiap kali mencoba berjalan. Dokter yakin anak ini tidak gila, hanya saja agak tertinggal dalam pergaulan sos alnya. Anehnya, Ia selalu memilih tempat yang gelap dan duduk di sudut seperti kucing, Banyak orang berkerumun untuk mel hat ia makan, tidur, buang air besar tanpa merasa malu.

 

Dalam dirinya, panca indra seperti yang dimiliki binatang justru berkembang dengan baik. Selain memiliki pendengaran yang tajam, ia pun dapat melihat dalam gelap. Penciumannya mampu membedakan jenis pohon hanya dengan mencium baunya. Namun, ia tak bisa membedakan sesuatu yang bernyawa atau tidak. Buktinya, ia takut berdiri dekat jam dinding yang diyakininya sebagai makhluk hidup. Bahkan ketika disodari cermin, ia buru-buru membalik kaca tersebut untuk mencari orang yang wajahnya tergambar di cermin tersebut.

 

Penguasa Nurenberg lalu menyerahkan anak Itu dalam pengawasan seorang pendidik, Prof. George Fnedrich Daumer. Bagi Daumer, meski si bocah tumbuh sempurna dan berkesan seperti orang primitif, menurut Daumer, si bocah cukup berbakat dan sangat pandai.

 

Memorinya kuat. Dia belajar membaca, menulis, berbicara, dan mempunyai banyak catatan. Ketika seseorang memberikan kertas dan pena. Hasilnya mengagetkan, ia menulis di kertas dengan tulisan khas anak-anak seumurnya. Hanya tiga buah kata yang muncul, “Relter, Cavalrymen 3 dan Kaspar Hauser.” Ini membuat Ia dinamai Kasper Hauser dan meski pada mulanya ia menolak menanggapi, akhirnya ia dikenal sebagal Kasper Hauser. Kasper pun segera menimbulkan sensasi di Nurenberg an dan menjadi topik pembicaraan warga kota. tak seorang pun tahu darimana ia berasal. Dari kesimpulan sementara, Kasper dulunya tinggal dalam sebuah gua dan tidur di atas jerami. Selama itu ia tak pernah mendengar suara, melihat sinar dan tak kenal orang. Dia selalu menjalani siklus tidur, bangun dan terus berulang-ulang. Hanya karena campur tangan orang lain, ia berhasil keluar dari persembunyiannya.

 

Berita munculnya anak tak dikenal itu berkembang semakin kontroversial. Banyak orang meragukan, bahkan menganggap cerita itu hanya isapan jempol belaka. Ada pendapat mengatakan mungkin si bocah mengenakan topeng atau termasuk anak haram dari keluarga bangsawan. Mereka sengaja menyembunyikannya untuk menutupi skandal yang akan muncul kembali bila identitas yang asli sudah tak diketahui.

 

Bahkan polisi yang mencoba mencari gua bekas tempat persembunyiannya Kasper pun tak berhasil menemukannya. Yang jelas, sejauh ini tak ditemui petunjuk jelas hubungan antara Kasper dengan resimen kavaleri ke-6.

 

Meski begitu kontroversi mengenai riwayat hidupnya tidak berlangsung lama. Suatu hari Kasper ditemukan tak berdaya di ruang bawah tanah Dr. Daumer dengan luka di bagian dahi. “Saya dipukul orang bertopeng,” katanya.

 

Warga Nurenberg terkejut. Serangan itu menandakan bahwa Kasper mempunyai musuh. Beberapa tahun kemudian Kasper memang mati secara mengenaskan. Seseorang tidak dikenal menikamnya dengan bengis. Pisau pembunuh melukai bagian kiri dada, merusak paruparu dan hati. “Seseorang yang tak saya kenal, pendek dengan cambang dan pakaian, hitam mendekati saya dan bertanya: Anda Kasper Hauser? Ketika saya jawab, ya, orang itu kemudian membawa saya ke kota dan memberi saya dompet. Ketika saya mau membukanya orang itu lalu menikam saya dan lari,” terang Kasper sebelum menghembuskan napas penghabisan. Dompet itu berhasil ditemukan. Di dalamnya, catatan yang kesemuanya mengandung teka-teki. Tulisannya terbalik, saat dibaca dengan bantuan cermin berbunyi: “Hauser mungkin akan menceritakan apa yang saya lihat, darimana saya berasal dan siapa saya. Saya akan menceritakan kepada Anda tentang diri saya sendiri. Saya berasal dari… di perbatasan Bavaria… di sungai… Nama saya MLO.” “Akhirnya Kasper Hauser dikubur dan di batu nisannya tertulis, “Di sini terbaring Kasper Hauser. Kehidupannya penuh teka-teki. Kelahirannya tak dikenal. Kematiannya misterius. Pembunuhan Kasper menjadi misteri yang berkepanjangan. Penyelidikan kepolisian yang memeriksa tempat Kasper ditusuk sama sekali tak diketemukan jejak selain jejak kaki Kasper. Sementara itu pengasuhnya yang terakhir, dr. Meyer menduga anak asuhnya bunuh diri karena frustasi.

 

Sementara itu identitas si penyerang yang digambarkan Kasper sangat samar. Meski Kasper ingat penutup kepala orang yang merawat saat ia masih kecil sama dengan yang dipakai si pembunuh, baik di rumah Dr. Daumer maupun di rumah Dr. Meyer. Ini membuat motif si pembunuh sukar dimengerti. Jika Kasper datang dari keluarga biasa, mengapa orang itu perlu membunuhnya? Lalu apa hubungannya dengan catatan terbalik sang pembunuh? Apakah ini berarti bahwa ia dibunuh oleh pembunuh bayaran, atau bekas serdadu dari resimen kavaleri ke-6 yang disebut-sebut dalam surat yang dibawa Kasper?

 

Semua hal yang masih gelap mengenai kehidupan Kasper yang singkat, selama lima tahun, sangat menarik bagi para penyelidik. Catatan asli tentang penampilan dan tingkah lakunya dipelajari secara cermat dan teliti. Bahkan salah seorang yang pernah merawatnya di Ansbach menghubungkan Kasper dengan dunia di luar planet kita, Bumi.

 

Menurutnya, selama ini Kasper Hauser terbukti lain dari manusia biasa. Ia tidak mampu menguasai bahasa, kekurangan kata dan ide atas semua yang dilihatnya. Pergaulan sosial dan mentalnya aneh, demikian pula fisiknya. Barangkali ini alternatif lain untuk mempercayai kalau si Kasper merupakan warga planet lain yang dipindahkan oleh kekuatan gaib ke dunia kita.

 

Dibandingkan dengan kisah misteri Kasper, yang lebih mengesankan adalah laporan ditemukannya manusia berkulit hijau di kawasan Desa Banjos, Spanyol. Suatu hari, ketika sedang beristirahat siang sesudah bekerja di ladangnya para petani di kawasan itu dikejutkan dengan munculnya dua bocah tak dikenal dari sebuah gua di lereng bukit. Keduanya tampak bingung dan takut. Yang membedakan mereka dengan manusia biasa adalah kulitnya yang hijau. Di samping tak diketahui darimana asal-usulnya, mereka berbicara dalam bahasa yang tak dimengerti pula.

 

Akhirnya, kedua anak tersebut ditampung oleh keluarga Ricardo dan Galno, seorang hakim merangkap kepala desa. Setiap Da Galno mencoba mengajaknya berkomunikasi, si bocah selalu bersembunyi, menangis dan ketakutan. Selama lima hari mereka tak makan apa pun. Akibatnya tubuh mereka melemah. Roti dan buah-buahan yang disediakan mereka sentuh, tapi tak dimakan. Namun rupanya mereka menyukal kacang polong. Secara sembunyi-sembunyi mereka memotong-motong dan merobek tangkainya. Mereka mulai menangis ketika tak menemukan apapun dalam tangkai itu. Pada waktu seseorang memberi contoh bagaimana cara membuka kulitnya, mereka nampak gembira sekali.

 

Sejak itu tak ada jenis makanan lain yang dimakan kecuali kacang tadi. Di pihak lain, ketidakcocokan makanan membuat mereka tumbuh lambat. Akhirnya yang laki-laki tak mampu bertahan hidup. Sebulan kemudian tewas. Ia dibakar dan dikebumikan di pekuburan desa. Sebaliknya, yang wanita tumbuh lebih kuat dan menjadi pembantu keluarga Da Calno. Warna kulitnya yang hijau berangsur-angsur memudar, Sebulan kemudian dia diarnbil dari rumah Da Calno. Bahkan lama-lama ia mulai bisa berbicara sedikit-sedikit dalam bahasa Spanyol dan mampu menjelaskan asal-usulnya. Ia mengaku datang dari suatu tempat yang tak didapati matahari dan selalu dalam keadaan senja. Ketika ditanya bagaimana mereka bisa sampai di bumi, ia menjawab, “Suatu ketika terdengar suara gemuruh. Kami mengikutinya dengan penuh semangat. Ketika kami tiba di ladangmu.”

 

Makhluk aneh itu berwarna hijau itu mampu hidup selama lima tahun sebelum akhirnya meninggal.

 

Teori yang muncul kemudian menjelaskan kedua bocah itu berasal dari dimensi ke-empat. Sebuah dunia masa lalu yang bersebelahan dengan dunia kita. Ada pula anggapan bocah berkulit hijau itu jatuh ke dalam pusaran angkasa seperti orang terperangkap dalam es dan tak dapat lagi menemukan jalan keluar.

 

Para ilmuwan masih menduga si bocah datang dari planet Mars, di mana tumbuhan bisa berwarna biru atau hijau, sama dengan tumbuhan di ketinggian.

 

Setelah menyimak kisah-kisah di atas, timbul pertanyaan, makhluk apa sebenarnya mereka? Banyak versi bermunculan yang dikemukakan para peneliti mengenai hakikat.sebenarnya dari makhluk-makhluk asing mirip manusia tersebut. Masyarakat dunia, menyebut mereka dengan makhluk asing dari luar angkasa. Ada juga yang menyebutnya sebagai makhluk-makhluk dasar bumi. Mereka ini disinyalir berasal dari golongan makhluk penghuni bumi yang ada jauh sebelum manusia menjadi penghuni bumi ini. Benarkah? Kepastian dari semua ini tentu masih harus diselidiki. Namun, polemik makhluk-makhluk asing mirip manusia sejauh ini memang masih menjadi salah satu misteri terbesar di berbaaai belahan bumi. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Layanan Kyai Pamungkas: SUAMI BATAL GUGAT CERAI

KyaiPamungkas

Ijazah Kyai Pamungkas: Pelet Semar Mesem, Silahkan Diamalkan

adminruqyah

Panggonan Wingit: JEJAK PERAHU MISTERIUS JONG DOBO, NTT

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!