Kisah Kyai Pamungkas: HANTU CANTIK PENUNGGU LEBAK JERO, GARUT
Leles merupakan wilayah kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Udaranya yang sejuk sepanjang hari, merupakan ciri khas kota pegunungan ini. Dengan ketinggian 700 meter dari permukaan laut, daerah ini menjadi salah satu penghasil sayur mayur. Letaknya yang berada di lereng gunung Guntur menyajikan panorama yang indah. Sejauh mata memandang, terlihat di sebelah Barat gunung Malabar, ke Selatan gunung Papandayan dan ke sebelah timur Gunung Talaga Bodas, yang di bawahnya terhampar kota Garut.
Di balik keindahan alamnya yang mempesona, diyakini ada daerah-daerah tertentu yang menyimpan berbagai misteri. Salah satunya adalah daerah Lebak Jero, persisnya di ruas jalan antara Garut dan Leles. Di sini para pengemudi harus ekstra hati-hati. Lebih-lebih pada waktu malam hari atau di waktu hujan. Medannya cukup berbahaya, karena banyak tikungan tajam serta dipinggir jalan sepanjang turunan menganga jurang yang dalam. Pantas kalau daerah tersebut disebut Lebak Jero yang artinya “jurang yang dalam.”
Di samping jalur tersebut terkenal rawan kecelakaan, Lebak Jero terkenal juga dihuni bermacam-macam makhluk halus yang sering mengganggu kendaraan lewat. Makhluk halus yang cukup terkenal di Lebak Jero ialah arwah penasaran Nyi Sarmah.
Menurut cerita warga setempat, Nyi Sarmah seorang gadis desa yang cantik. Suatu ketika ia hendak melaksanakan akad nikah di Kantor Urusan Agama Kec. Leles. Namun malang, ketika rombongan pengantin mau ke Kantor Urusan Agama, di tengah jalan Nyi Sarmah terpeleset dan jatuh kemudian disambar kendaraan yang melaju dengan kencang dari arah Lebak Jero. Ia meninggal seketika karena tergilas. Sungguh mengenaskan!
Sejak kejadian itu, arwah Nyi Sarmah terus gentayangan. Ia sering menampakkan diri dan mencegat kendaraan yang lewat. Makhluk halus ini tak tanggung-tanggung kelayapannya, ia bahkan sampai daerah Rancaekek, Kabupaten Bandung. Di sana ia mencegat kendaraan dari arah Bandung yang menuju Garut. Sesampainya di Lebak Jero ia menghentikan kendaraan, kemudian raib entah kemana.
Salah satu pengalaman menegangkan bersama arwah Nyi Sarmah, seperti dikisahkan berikut ini yang dituturkan dalam bentuk pengakuan:
Kisahnya berawal ketika aku dipromosikan menjadi kepala Lembaga Pemasyarakatan Ciamis (sekarang Rutan). Karena waktu itu belum ada rumah dinas, aku mengontrak di rumah bapak Sahdi, pegawai Pemda Kabupaten Ciamis. Aku beserta keluarga menempati paviliunnya yang Cukup besar, sebuah kamar tidur beserta dapurnya yang menurut ukuranku cukup untuk dihuni oleh keluarga kecil sepertiku.
Pada suatu hari aku mendapat undangan untuk rapat dinas di Bandung secara mendadak. Karena sempitnya waktu, kuputuskan untuk berangkat malam itu juga (malam Senin) dengan maksud besok harinya aku sudah ada di Bandung. Jarak kota Ciamis – Bandung 122 Km. dapat ditempuh selama 3 jam. Karena pada waktu itu sering terjadi gangguan keamanan, terutama sering adanya pencegatan oleh gerombolan di daerah Malangbong, ditambah lagi kondisi jalan banyak yang rusak, sudah barang tentu perjalanan tersebut sangat melelahkan dan menegangkan.
Aku sudah memutuskan tidak akan menggunakan kendaraan umum. Alasannya, pertama dikarenakan kendaraan umum jarang ada yang berani mengoperasikan kendaraannya pada malam hari, karena situasi keamanan yang begitu rawan. Kedua, dengan sepeda motor akan lebih cepat tiba di tujuan.
Perjalanan kuputuskan melalui Garut, tidak melalui Malangbong, walaupun akan lebih jauh 22 Km selisihnya, Jam 19.00 tepat aku pamitan kepada isteriku dan kebetulan Pak Sahdi pemilik rumah sempat berkelakar, “Pak, kalau di jalan ada wanita cantik ikut membonceng bawa saja, lumayan teman kesepian.
“Tentu, dengan didampingi wanita cantik capek jadi hilang dan perjalanan jauh jadi terasa dekat,” ujarku membalas candanya.
Setelah bercanda, aku berangkat. Sampai di kota Garut jam telah menunjukkan pukul 23.30 WIB. Kota pun sudah sepi sekali dan udara dingin menusuk tulang.
Deru sepeda motorku memecah keheningan malam, Karena lapar aku berniat mampir di Warung Peuteuy. Tapi sebelum sampai di sana, di bawah temaram sinar bulan terlihat ada seorang wanita berkebaya merah hati, berkain panjang, melambaikan tangannya padaku. Serentak motor ku rem dan berhenti beberapa meter melewati wanita itu. Basa-basi terjadi. Dari perbincangan singkat itu, ia meminta agar aku sudi mengantarkannya pulang ke Lebak Jero. Alasannya, sejak sore tadi ia menunggu kendaraan belum ada yang lewat.
Melihat wajah yang cantik dan sendirian di tengah malam, ditambah sikap yang manja dengan merengek-rengek agar aku sudi mengantarkan ke rumahnya, maka hilanglah kecurigaanku. Tanpa pikir panjang lagi kubawa wanita itu. Hitung-hitung teman mengobrol di jalan, pikirku.
Sepanjang perjalanan terjadilah tanya jawab. Dari tanya nama sampai keluarga, yang akhirnya menjurus kepada masalah romantis. Sesampainya di daerah Lebak Jero, dengan tidak diduga sebelumnya hujan turun deras, sehingga kami berdua basah kuyup. Si cantik kedinginan, badannya makin merapat kepunggungku. Kesempatan baik tersebut tidak kusia-siakan, lebih-lebih motorku banyak berguncang karena melintasi jalan berlubang. Tatkala terjadi guncangan itulah, ada sepasang benda kenyal yang menempel ketat di punggungku itu.
Setelah sekian lama menempuh perjalanan dengan guyuran hujan deras, akhirnya kami tiba di rumahnya. Walaupun rumah berpanggung, tapi menurut ukuran di kampung lumayan besar. Setelah memarkir motor di teras rumahnya, aku dipersilahkan masuk. Namun aku sempat heran juga melihat keadaan rumah yang sepi.
“Maaf, ayah dan ibu sedang bepergian kewanaraja dan tidur di sana, sehingga saya sendirian di rumah,” cetus gadis itu seolah tahu kecamuk pikiranku.
Hujan di luar tetap turun semakin deras. Tak terasa jarum jam telah menunjukkan pukul 01.30 dinihari. Sambil menunggu redanya hujan aku tidur-tiduran di bangku panjang yang ada di ruang tamu. Tak lama kemudian gadis itu menemuiku lagi. Kali ini ia hanya mengenakan baju daster berbahan tipis, sehingga lekuk-lekuk tubuhnya membayang jelas.
Disuguhi pemandangan sedemikian aku tak sanggup lagi membendung gairah kelelakianku. Berawal dari sekedar cumbuan, akhirnya aku bangkit dan membopongnya ke tempat tidur. Ia mendesah panjang saat aku mulai membawanya mengarungi samudera asmara, hingga akhirnya aku meregang dan melenguh panjang dengan kepala mendongak ke atas. Hanya beberapa menit saja aku sudah menggelimpang sambil mengeluarkan nafas panjang.
Ia merebahkan kepalanya di dadaku yang bidang dan basah. oleh keringat. Dan aku memeluknya dengan hangat. Dia menarik selimut menutupi tubuh kami berdua. Aku memejamkan mata setelah merasakan kenikmatan yang luar biasa. Menjelang pagi aku baru bisa tidur sambil berpelukan dengannya. Aku kelelahan.
Jam enam pagi aku tersentak bangun karena saking kagetnya. Mataku terbelalak melihat di sekelilingku yang begitu asing. Gila, aku ada di dasar jurang yang dalam yang penuh bebatuan serta dikelilingi oleh ilalang serta tumbuhan perdu yang lebat. Lebih kaget lagi melihat tubuhku yang benar-benar bugil.
Kusambar celana dan bajuku yang menggantung pada dahan kering. Kulihat makanan yang tadi malam disuguhkan kepadaku, ternyata cacing dan kotoran babi.
“Astaghfirullah!” aku baru sadar bahwa aku telah disesatkan makhluk halus. Lebih herannya lagi, mengapa sampai di dasar jurang yang dalam? Bukankah tadi malam kami menyelusuri jalan desa ketika menuju rumah gadis itu? Motorku.yang tadi malam disimpan di teras rumahnya ternyata disandarkan pada batu besar yang merupakan saksi bisu atas kejadian memalukan ini.
”Rasa takut, heran dan malu berbaur “pada saat itu. Dengan hati yang galau, aku merayap tebing untuk mencapai jalan raya yang ada di atas jurang. Dengan nafas terengah-engah, akhirnya aku sampai juga ke tepi jalan. Kemudian aku merebahkan diri di rumput. Untung saja ada seorang tua yang kebetulan lewat menghampiriku. Disangkanya aku telah jadi korban perampokan. Namun setelah kuterangkan, orang tua tersebut manggut-manggut.
“Ini perbuatan si Sarmah yang suka usil menyesatkan orang yang lewat ke daerah Lebak Jero. Entah sudah berapa orang yang mengalami demikian, untung “tidak minta korban jiwa,” katanya.
Setelah meminta pertolongan penduduk setempat, motorku yang ada di dasar jurang secara beramai-ramai ditarik ke atas. Dengan wajah yang loyo serta pakaian yang kumal akhirnya aku pulang kembali ke Ciamis. Rencana untuk menghadiri rapat kerja di Bandung batal. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)