Panggonan Wingit: MAKAM SIDIK PREMONO, WONOGIRI
Dengan gamblang dan wijang, tak satupun jawaban orang yang bersimpuh di hadapannya luput. Oleh karena waskita dan linuwih, Raja kemudian menganugerahi gelar nama Sidik Premono, yang artinya bisa melihat dengan jelas atau waskita.
Selain menjadi tempat tujuan wisata religi, di desa ini juga terdapat makam keramat yang biasa menjadi tempat untuk menjalani laku ritual. Di antaranya makam Nyai Huju, abdi dalem Panembahan Senopati yang didaulat secara khusus oleh Panembahan Senopati menjaga Selo Bethek di Kahyangan. Tak jauh dari obyek wisata religi Kahyangan, terdapat satu lagi makam keramat yang diyakini makam salah satu dari keturunan Kanjeng Sunan Kalijaga.
Makam tersebut adalah makam Kiai Sidik Premono yang berada di Desa Srigading, Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. Tidak hanya ramai dikunjungi para pelaku ritual tiap malam satu sura, namun makam tokoh sakti yang pernah bertapa di pertapaan Kahyangan ini, pada malam malam tertentu juga di pakai untuk ritual ngalap berkah. Tidak hanya bagi penduduk desa sekitar, namun banyak juga para pelaku ritual yang datang dari Demak, Semarang, Kudus, Jakarta, dan dari warga desa yang ada di Kabupaten Wonogiri dan sekitarnya. Makam Kiai Sidik Premono berada di atas puncak gunung yang bernama Wukir Dhenta (Gunung Dhenta). Di atas puncak ini selain makam Sidik Premono, terdapat juga makam lain milik warga desa sekitar. Namun dari sekian banyak nisan yang ada di atas puncak Wukir Dhenta, hanya makam Kiai Sidik Premono yang diberi cungkup pesanggrahan oleh warga desa sekitar.
Bangunan pesanggrahan sengaja dibuat, diperuntukkan bagi para pelaku ritual yang ingin bermalam di atas puncak Wukir Dhenta. Bangunan cungkup ini pertama kali dibangun pada tahun 1882. Di dalam bangunan cungkup selain makam Kiai Sidik Premono, terdapat beberapa makam kerabatnya yang juga turut dimakamkan di samping kiri kanan makam Sidik Premono.
Bagi para pelaku ritual yang ingin berkunjung ke atas puncak Wukir Dhenta, terlebih dulu harus melewati anak tangga sebanyak lebih dari seratus anak tangga. Akses jalan yang menuju Desa Srigading sangat mudah dicapai dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua, namun sangat berbahaya apabila mengendarai kendaraan roda empat, karena jalan sempit yang menanjak curam dan licin. Jarak dari obyek wisata religi Kahyangan ke makam Kiai Sidik Premono, kurang dari satu kilometer.
Menurut cerita, Kiai Sidik Premono adalah seorang yang sangat waskita sekali. Waskita atau titis yakni bisa menebak dengan tepat, meski kedua matanya tak bisa melihat. Menurut cerita yang beredar di masyarakat sekitar, saat dirinya tengah menjalani laku bertapa di Selo Gapit Kahyangan. Pertapaan Kahyangan kedatangan seorang narendra dari Keraton Kasunanan Surakarta.
Raja yang hendak menjalani laku ritual di pertapaan kahyangan kaget, melihat seorang tua dengan mata buta bersimpuh di hadapanya. Saat disapa oleh Raja, laki-laki tua itu menyapa dan menyembah layaknya mengetahui dengan jelas orang yang berdiri di hadapannya, padahal kedua matanya tak bisa untuk melihat. Penasaran mengetahui ke waskita-an orang yang bersimpuh di hadapannya, lantas timbullah keinginan raja menguji kemampuan linuwih orang itu.
Satu persatu Raja menanyakan ageman apa yang beliau kenakan. Dari hal yang terkecil sampai dengan pusaka yang ia kenakan, semua ditanyakan kepada orang tua yang ada di hadapanya. Namun sekali lagi raja dibuat kaget, karena dengan gamblang dan wijang, tak satupun jawaban orang yang bersimpuh di hadapannya luput. Oleh karena waskita dan linuwih, Raja kemudian menganugerahi gelar nama Sidik Premono, yang artinya bisa melihat dengan jelas atau Waskita.
Oleh karena nunggak semi dari perjalanan laku Kiai Sidik Premono, maka Selo Gapit yang pernah menjadi tempat laku bertapa Kiai Sidik Premono, sekarang ini seringkali dipakai para pelaku ritual yang ingin mendapatkan ke waskitaan, mampu menebak atau mengetahui apa yang sebenarnya akan terjadi (ngerti sak durunge winarah).
Namun bagi mereka yang memiliki kelinuwihan mampu melihat sesuatu hal sebelum terjadi, tidak diperkenankan mendahului berucap atau mengatakan atau meramal kenyataan yang akan terjadi. Terdapat angger-angger yang tidak boleh diterjang dan dilanggar, karena siapapun yang melanggar wewaler (pantangan ‘ spiritual) maka akan terkena siku. Karena seseorang yang membuka masa depan sama saja dengan mendahului kekuasaan Tuhan. Orang yang memiliki linuwih kewaskitaan biasanya hanya akan memberikan gambaran atau pralambang yang akan terjadi.
Selain di Selo Gapit, makam Kiai Sidik Premono juga menjadi tempat laku ritual dan ngalap berkah. Di tempat ini menurut Siswanto, juru kunci makam Kiai Sidik Premono, banyak juga yang menjalani laku ritual nenepi selama berhari hari di makam. Dengan harapan agar memperoleh ngilmu waskita yang pernah dimiliki oleh Kiai Sidi Premono.
Tetapi dari sekian banyak pelaku ritual yang ingin mencari wahyu waskita di Wuk Dhenta, beberapa diantaranya juga ada orang orang yang datang untuk ngalap berkah. Mereka diantaranya ada yang menginginkan usahanya lancar dan sukse berhasil menduduki sebuah jabatan terter serta mencari obat alternatif bagi mereka yang sakit namun tak pernah kunjung sembuh.
Khusus bagi para pelaku ritual yang ingin mencari obat penyembuh, menurut Siswanto, diharuskan terlebih dulu ziarah. Setelah menjalani ziarah, biasanya para pelaku ritual akan memperoleh petunjuk atau perlambang obat apa yang seharusnya dipakai untuk menyembuhkan.
“Kebanyakan petunjuk itu menyarankan memakai obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan,” terang juru kunci makam Wukir Dhenta.
Laku ziarah yang dilakukan para pelaku ritual agar bisa mendapatkan petunjuk tidak hanya dilakukan dalam sekali saja, tetapi paling tidak harus dijalani selama tujuh hari tujuh malam. Selama mencari petunjuk pelaku ritual akan menginap di makam Ki Sidik Premono. Sedangkan untuk memeni kebutuhan makan dan minum sehari-hari juru kunci makam secara khusus akan mempersiapkan kebutuhan hidup pelaku ritual.
“Sedangkan bagi para pelaku ritual ya datang dari jauh ingin ngalap berkah agai sakit yang dideritanya sembuh, biasanya mereka memanfaatkan daun atau kulit di atas puncak Wukir Dhenta banyak sek dijumpai pohon Kemuning dan Srigading yang telah berumur ratusan tahun. Banyaknya pohon Srigading, membuat kawasan di sekitar Wukir Dhenta dijuluk dengan nama Desa Srigading. Kulit kayu Srigading dan Kemuning biasanya dipak untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Seperti halnya yang pernah dialami seorang pelaku ritual yang berasal dari Semarang. Sudah bertahun tahun sakit yang dideritanya tak pernah kunjung sembu Tubuhnya tak bisa digerakkan, bahkan ia jalan saja orang itu harus dibantu dengan menggunakan tongkat penopang. Dari pemeriksaan medis, tak satupun ditemi penyakit yang bersarang di tubuhnya. N telah diobati dengan cara medis maupi medis, namun tetap saja dirinya tak pet kunjung sembuh. Hingga bertahun-tahu sakit yang dideritanya semakin menyiksa.
Hingga pada suatu ketika, karena sudah bosan hidup menggendong penyakit, Orang itu kemudian menjalani laku ritual di tempat keramat di daerah Semarang. Selama menjalani laku, orang itu mendapatkan petunjuk gaib yang menjelaskan, agar pergi ke Wukir Dhenta, karena hanya di tempat itu dirinya bisa sembuh dari penyakit yang tengah dideritanya.
Usai mendapat whisik, orang itu gambaran kulit kayu kemuning. Dari hasil gambaran tersebut kemudian diterjemahkan, bahwa sesungguhnya obat yang harus ia cari adalah kulit kayu kemuning.
Dari hasil petunjuk itu, sebatang dahan kayu kemuning yang ada di atas puncak Wukir Dhenta kemudian dipotong, lalu dikelupas kulitnya dan direbus dengan air. Setelah air yang ia rebus hanya tinggal satu gelas, kemudian disaring dan diminum untuk jamu. Tak lama setelah minum air rebusan kulit kayu kemuning, lambat laun sakit yang dideritanya berangsur-angsur hilang.
“Tak jarang banyak pelaku ritual yang menginap di makam Kiai Sidik Premono hinga berbulan-bulan lamanya Kebanyakan mereka adalah orang-orang yang tengah terbelit masalah sulit, seperti dikejar-kejar hutang atau rumah tangga berantakan,” terang sang juru kunci.
Tempat sepi yang jauh dari penduduk desa, membuat para pelaku ritual betah tinggal di atas Wukir Dhenta. Meski berada jauh dari aktifitas warga desa, namun di tempat ini sudah tersambung dengan aliran listrik milik warga. Sehingga tak menyulitkan bagi para pelaku ritual apabila ada yang membawa telepon genggam dan peralatan elektronik lainya, jika ingin mencharger battery.
Para pelaku ritual yang ada di atas Wukir Dhenta juga tidak perlu harus turun ke bawah, jika ingin mandi ataupun buang air besar. Karena di atas puncak Wukir Dhenta terdapat sebuah sumber mata air, yang airnya terus mengalir meski di musim kemarau. Tidak hanya diperuntukkan bagi para pelaku ritual, air yang mengalir dari sumber mata air Wukir Dhenta juga dipakai untuk keperluan sehari-hari oleh penduduk desa. Air ini di yakini juga memiliki tuah, oleh sebab itu tak jarang banyak pelaku ritual yang mengambil air dari sumber mata air untuk keperluan tertentu.
Untuk menghormati keberadaan Kiai Sidik Premono, tiap malam satu sura dan malam lima belas sura, digelar upacara tradisi sedekahan dalam rangka wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada malam itu warga membuat nasi tumpeng wilujengan, sebagai sebuah ungkapan wujud rasa syukur kepada Tuhan, alam semesta, serta punden desa yang senantiasa turut menjaga kedamaian alam sekitar.
Di samping warga desa, para pelaku ritual yang sudah pernah terkabul penyuwunannya, biasanya turut menggelar tradisi wilujengan nasi rasullan tiap malam satu sura atau malam lima belas Suro di makam Kiai Sidik Premono. Tradisi ini hanya untuk mengingatkan, bahwa kehidupan masyarakat Jawa tak bisa lepas dari peran para leluhur. Karena keyakinan itu telah mengakar sejak ribuan tahun yang silam. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)