Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Panggonan Wingit: POHON ANGKER GEMPARKAN WARGA JAKARTA & KLATEN

Panggonan Wingit:

POHON ANGKER GEMPARKAN WARGA JAKARTA & KLATEN

 

Guna perluasan Pasar Rawa Kerbau dan pembuatan Puskesmas, maka, pihak Pemda berniat untuk meratakan pohon dan gubuk yang berukuran 6 x 6 meter. Tetapi apa daya, pohon itu tak pernah bisa dirobohkan. Bahkan, juga tak mau difoto…

 

Aneh tapi nyata. Di kawasan Cempaka Puth, tepatnya di Jalan Rawasari Timur Dalam, Jakarta Pusat, terdapat sebuah makam tua yang sampal sekarang masih dianggap keramat oleh penduduk sekitar. Selain Itu, di dekat tempat itu juga berdiri sebatang pohon yang tak kalah tua usianya. Di mana masyarakat sekitar biasa menyebutnya dengan Kramat Sangka Luak.

 

“Aneh memang, tapi begitulah kenyataanya. Pohon tua itu anti tebang. Bahkan beberapa orang pernah mencobanya, tetapi usaha mereka sia-sia. Berbagai alat untuk menebang pohon, apakah itu golok, kapak atau yang lainnya, tak pernah ada yang sanggup melukai kulit pohon keramat Itu,” ujar Mbah Bejo (64), bukan nama sebenarnya, kepada penulis di kediamannya.

 

Mbah Bejo, yang asli Banjar dan telah memiliki banyak cucu itu kembali menyatakan, Keanehan pohon Keseambi Kedondong Jaran m masih sepi dari perhatian pers dan publik. Tapi sudah amat terkenal di mata warga Cempaka Putih dan Percetakan Negara. Dan yang Ingin mencoba menumbangkan pohon keramat itu bukan hanya mereka yang bermodalkan peralatan sederhana saja, ternyata, beberapa orang yang penasaran dan bahkan menggunakan peralatan modem pun gagal. Ketajaman mata gergaji mesin itu ternyata tak sanggup melukai, apalagi menembus batang pohon keramat itu.

 

“Pokoknya, jika berhadapan dengan pohon keramat yang satu ini jangan sekali-kali pakai akal. Akal takkan pernah sanggup mencernanya,” imbuh Mbah Bejo yang dipercaya untuk menjaga dan merawat pohon itu oleh leluhurnya, Menek Jami dan Nenek Budeh.

 

Menurutnya, daya kekuatan pohon tersebut adalah akibat dari letaknya yang ada di dekat, tepatnya di sebelah sebuah makam orang sakti yang tak dikenal. Sampai detik ini, belum ada seorang pun yang mampu membuka tabir kemisteriusan dari makam yang membujur rata dengan bumi dan tanpa batu nisan itu.

 

“Sejak saya kecil, makam dan pohon itu sudah ada. Dan pohon keramat itu pun sudah beberapa kali berganti. Bukan karena di tebang. Tetapi memang sudah waktunya. Yang aneh, tiap pohon itu tumbang, pasti ada lagi pohon penggantinya. Begitulah seterusnya sampai sekarang ini,” imbuhnya.

 

Sampai tulisan ini diturunkan, entah sudah berapa banyak orang yang terkabul keinginannya setelah berdo’a di tempat ini. “Mungkin, yang di makamkan di situ adalah tokoh sakti dan sekaligus sholeh. Akibatnya, doa yang dipanjatkannya langsung diijabah Allah. Yang jelas, sampai sekarang masih banyak orang yang datang untuk berbagai maksud dan tujuan,” sambung Mbah Bejo yang sering mengantarkan para peziarah dan sekaligus memberitahukan tata tertibnya.

 

“Memang, beberapa waktu yang lalu, pihak Pemda pernah berniat meratakan kawasan ini untuk perluasan Pasar Rawa Kerbau dan pembuatan gedung Puskesmas. Tetapi apa daya, pohon itu tak bisa di robohkan. Walau dengan buldozer sekali pun,” ujar pak Zaenal, anak dan sekaligus pendamping ayahnya, Mbah Bejo.

 

Jika disimak dengan saksama memang agak terasa aneh, betapa tidak, di sekitar perkomplekan yang padat, terdapat secuil areal yang memancarkan nuansa mistik teramat pekat. Aneh memang, tetapi begitulah kenyataan yang ada,

 

Hari-hari tertentu di tahun 80-an tempat keramat yang satu ini selalu dipadati oleh peziarah. Bahkan banyak yang bermalam di sekitar makam dan pohon itu. Tetapi sekarang, paling-paling hanya satu atau dua orang saja. Itu pun tidak selalu.

 

Sebagai seorang juru kunci, sudah tentu Mbah Bejo punya pengalaman menarik dan sekaligus menegangkan dari apa yang dijaganya. Suatu ketika, tepat tengah malam, ketika ia sedang bermeditasi di bawah pohon keramat itu, tiba-tiba ia mendengar suara aneh. Ketika ia membuka matanya, di depannya, tampak seekor kodok raksasa. Anehnya, kodok itu tampak amat jinak. Sejenak kodok dari alam gaib itu memperhatikan dirinya seolah ingin mengucapkan sesuatu, sayang tak lama kemudian binatang gaib itu menghilang.

 

Dan bukan hanya itu, beberapa hari yang lalu, ternyata, ia juga pernah ditemui seorang kakek yang mengaku bernama Kumpi Mandura. Usianya mungkin sudah ratusan tahun. Sang kakek pun menyampaikan pesan yang isinya teramat menakutkan. Sayang, Mbah Bejo enggan untuk menjelaskan isi pesan gaib itu. Ia hanya bisa mengisyaratkan, badai dan bencana alam akan semakin senang terjadi. Bahkan, krisis moral pun akan semakin meningkat. Dan bukan tak mungkin, pesan ini juga berkaitan dengan keadaan kota Jakarta yang bakal “rame” disekitar bulan Agustus dan Nopember mendatang.

 

Dan yang lebih aneh lagi adalah hal yang sama juga terjadi di Klaten, Jawa Tengah. Karena belum mempunyai gardu Siskamling, maka warga Rt. 03/01 Dukuh Gebang, Desa Munggung, Kecamatan Karangdowo, sepakat untuk mendirikannya. Dan lokasi untuk itu pun langsung ditentukan. Pada hari Minggu, tanggal 3 Juni 2001, gotong royong untuk memulai pembangunan gardu itu langsung dimulai. Tua muda, besar kecil, semuanya terlibat dalam kegiatan ini. Sebagian dari mereka membersihkan rerumputan liar yang banyak tumbuh di situ, sedangkan sisanya menebang pepohonan yang ada. Apakah itu pohon Pisang, Jambu, Mangga, Palem dan beberapa tanaman lainnya. Namun, kegemparan pun terjadi seiring dengan akan selesainya kegiatan. Saat itu, sebagian warga hendak menebang pohon Palem yang tak seberapa besar. Tetapi apa lacur, walau beberapa batang pohon Palem yang lebih besar telah berhasil mereka tumbangkan sebelumnya, tetapi, pohon yang satu ini ternyata berbeda.

 

Ketajaman mata gergaji mesin mereka tak pernah mampu melukai kulit pohon Palem itu. Bahkan tergores pun tidak! Walau berulangkali dicoba, tetapi hasilnya tetap saja sama. Nihil. Warga pun memutuskan untuk menuda pekerjaan. Bahkan mereka sepakat untuk meminta petunjuk pada seorang paranormal dan kyai yang terpandang di kampung itu.

 

Ternyata, hasil terawangan kedua tokoh itu sama. Pohon Palem itu dihuni oleh sepasang suami istri bangsa lelembut. Mereka bersedia pergi, asalkan dipindahkan terlebih dahulu ke tempat yang mereka tentukan. Yakni disebuah sungai di dekat rel kereta api. Pada saat yang telah ditentukan, prosesi pemindahan pun berlangsung disertai dengan doa dan sesaji yang khusus. Hanya saja, sebelum pergi, suami istri bangsa lelembut itu menyampaikan pesan, “Jika warga desa ingin selamat, pohon tak boleh di tebang semua. Sisakan tiga sampai empat batang. Dan selain itu, posisi gardu juga harus membelakangi pohon Palem sisanya.”

 

Kedua pesan tersebut dituruti oleh seluruh warga yang tak mau mengambil resiko dikemudian hari. Dan kini, gardu pun telah berdiri dengan posisi membelakangi beberapa batang pohon Palem. Agaknya memang benar apa yang dikatakan oleh orang-orang bijak, bahwa, tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: KAKEKKU MENEMUKAN PUSAKA PRABU SILIWANGI

adminsusuk

Testimoni Client Kyai Pamungkas

adminruqyah

Kisah Kyai Pamungkas: Makam Keramat Ganceng

adminruqyah
error: Content is protected !!