Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Panggonan Wingit: BERBURU BENDA GAIB DI KAYANGAN DLEPIH

Panggonan Wingit:

BERBURU BENDA GAIB DI KAYANGAN DLEPIH

 

DI TEMPAT INILAH RAJA-RAJA MATARAM BERTAPA UNTUK MENDAPATKAN WANGSIT, TEMPAT INI JUGA MENJADI SAKSI BISU HUBUNGAN CINTA ANTARA PANEMBAHAN SENOPATI DAN RATU PANTAI SELATAN. KINI, KAHYANGAN DLEPIH JUGA MENJADI AJANG PERBURUAN BENDA-BENDA GAIB, TERUTAMA BATU AJI DAN KAYU BERTUAH…

 

Dengan latar belakang perbukitan yang membentuk lembah di mana di bawahnya mengalir Sungai Khayangan, menjadikan tempat ini begitu asri dan sunyi. Di kala malam tiba, halimun puncak Wijil menutupi pamornya yang menyimpan saksi bisu bagi sejuta misteri raja-raja Mataram, sebelum mereka diangkat sebagai raja.

 

Bagi sebagian orang, nama Kahyangan sudah tak asing lagi. Sejak dulu, kawasan Kahyangan Dlepih dikenal sebagai tempat semedi atau bertapa. Lokasinya yang berada di tengah-tengah hutan dengan topografi bergelombang, memang menyimpan aura magis yang dipenuhi kesakralan. Aura inilah yang oleh sebagian masyarakat diyakini dapat mengabulkan cita-cita.

 

Kesakralan tempat ini dapat dirasakan dari mulai pintu masuk hingga bagian paling terbelakang. Di sepanjang jalan dipenuhi oleh petilasan yang biasa dipergunakan untuk semedi.

 

Suasanannya yang asri itu selalu tak dapat dilepaskan dari suara gemericik air dan nyanyian binatang liar, terutama monyet yang telah lama menetap di sana. Dengan suasana yang sedemikian, tidak mustahil Kahyangan Dlepih menyimpan banyak cerita misteri, Salah satunya, konon di tempat inilah Panembahan Senopati mendapat petunjuk atau wahyu bahwa dirinya akan menjadi penguasa Mataram.

 

Sebelumnya yang terbesit di hati, Kahyangan hanyalah tempat wisata biasa di daerah Wonogiri. Namun, perjalanan menyusuri Kahyangan Dlepih ini telah meninggalkan kesar yang amat mendalam.

 

Tempat ini tentu sangat bersejarah, karena di sinilah tempat semedi raja-raja Mataram. Karena menyimpan saksi bisu sejarah, oleh masyarakat tempat ini begitu dihormati dan dijaga kesuciannya. Di lokasi ini, hampir setiap hari selalu ramai oleh orang yang bermunajat kepada sang pencipta agar keinginannya dapat terkabul. Mereka tak hanya penduduk setempat, bahkan, kebanyakan yang datang berasal dari luar Wonogiri.

 

Kahyangan Dlepih atau yang lebih populer dengan nama Petilasan Panembahan Senopati termasuk wilayah kecamatan TirtomoyoWonogiri. Jaraknya sekitar 4 jam dari arah tenggara Tirtomoyo atau /6 Km dari Kota Solo. Jalannya telah diaspal, sehingga sangat memudahkan pengunjung yang akan kesana.

 

Mulai dari pintu masuk, arah Utara hingga k ke atas, arah Selatan kawasan ini menyimpan S tempat yang memiliki nilai-nilai sejarah. Di antaranya Sela Bethek, Sela Gapit, Sela Payung, Tn Sela Gilang, Sela Gowok dan Pemandian Kahyangan.

 

Konon, para pendahulu kita banyak yang memanfaatkan tempat tersebut untuk meditasi dengan maksud tertentu yang menjadi Cita-citanya. Misalnya menjadi pemimpin, mendapatkan pekerjaan, dimudahkan urusannya dan lainnya.

 

Seperti pada dongeng masyarakat setempat, dahulu kala Panembahan Senopati berhasil menjadi raja Mataram setelah melakukan pertapaan di Kahyangan Dlepih.

 

Sebelum dijadikan sebagai tempat meditasi, Kahyangan Dlepih hanyalah hutan belantara. Setelah Panembahan Senopati mendapat wangsit untuk bertapa di sana, Kahyangan mulai terkenal keramat yang konon dapat mewujudkan cita-cita bagi siapa saja yang bermunajat di sana.

 

Menurut cerita yang berkembang, pada waktu itu atas restu Sultan Pajang, kedudukan Panembahan Senopati digantikan oleh ayahandanya, Kyai Ageng Pamanahan.

 

Hal ini membuat niatnya menjadi Raja Mataram menjadi kendur. Karena tekadnya sudah bulat untuk memimpin Mataram, dia pergi ke hutan Kahyangan untuk meditasi agar Cita-citanya terkabul.

 

Selama meditasi, Panembahan Senopati berjumpa dengan Khanjeng Ratu Kidul, penguasa laut selatan. Pertemuan terus berlanjut hingga kedua insan Ki Saung jatuh cinta, karena jasa Ratu Kidul yang begitu besar terhadap dirinya, maka Khanjeng Ratu Kidul kemudian dijadikan isteri oleh Panembahan Senopati.

 

Selain melakukan meditasi, dia juga tak lupa menjalankan shalat lima waktu. Tempat yang paling disenangi olehnya untuk melakukan shalat yaitu di Sela Gowok. Sedangkan tempat untuk berdzikir dan meditasi d pilihnya Sela Payung, karena dirasakannya seperti berada di sebuah Sanggar Pamelengan.

 

Jalinan asmara Ratu Kidul dengan Panembahan Senopati di Kahyangan Dlepih mulai terusik oleh kehadiran Nyi Puju. Gadis desa dengan paras yang rupawan ini, ternyata menaruh hati pada Panembahan Senopati.

 

Akhirnya pertemuan mereka terus berlanjut bahkan hampir setiap hari. Kyai Puju, yang tak lain adalah suami Nyi Puju mulai mendum gelagat aneh isterinya. Didorong oleh rasa penasaran, akhirnya Kyai Puju berangkat ke hutan Kahyangan, di mana setiap hari isterinya mencari kayu bakar dan dedaunan.

 

Serba kebetulan, ketika Kyai Puju mencari isterinya, dilihatnya ada dua insan lain jenis yang sedang memadu kasih. Rupanya mereka adalah Panembahan Senopati dan Khanyeng Ratu Kidul. Tanpa disengaja, Khanjeng Ratu Kidul menoleh ke belakang. Alangkah terkejut dia, sebab dilihatnya ada manusia yang menyaksikan adegan cintanya dengan Panembahan Senopati. Mengetahui gelagat ini Ratu Kidul langsung berkata, “Oh, pertemuan kita diketahui manusia.”

 

Setelah mengeluarkan kata itu Kidul langsung menarik tangan Senopati, tapi sayang yang dipegang bukan tangan tapi tasbih. Karuan saja manik tasbih tercerai-berai berji Kahyangan.

 

Sambil mengajak Panembah Ratu Kidul berkata, “Mari Kang pulang, kembali ke Mataram.”

 

Sebelum berangkat ia memanggil pembantunya Widyanangga, sambil berkata,” tinggal di sini, jagalah kawasan Mulai saat ini, kamu menjadi Ratu Kahyangan.”

 

Sela Gapit, letaknya di sebelah selatan Sela Bethek, Sela ini berbentuk batu yang besar yang bagian atasnya saling berhimpitan. Di bawah himpitan itulah terbentuk terowongan yang mirip gapura.

 

Konon, batu ini tak memiliki nilai magis. Namun, batu ini diyakini sebagai petunjuk arah positif, karena sebelum menuju Sela Payung, pengunjung harus menunduk, yang artinya adalah penghormatan bagi penunggu Kahyangan.

 

Karena bentuknya yang menyerupai payung, sela yang berada di tengah-tengah hutan Kahyangan ini dinamakan Sela Payung. Sela ini diyakini sebagai pesanggrahannya Nyai Widyanangga. Jika nasib sedang mujur, Anda dapat berjumpa dengan Nyai Widyanangga.

 

Masih ada lagi tempat yang memiliki nuansa magis tinggi, yaitu pesiraman Kahyangan. Tempo dulu, tempat ini dijadikan sebagai pemandiannya Panembahan Senopati, Ratu Kidul dan para pengikutnya. Pesiraman ini yang paling ramai dari semua petilasan yang ada. Konon hal ini karena di dasar pesiraman tersimpan manik-manik tasbih Panembahan Senopati.

 

Pada bagian bawah pesiraman ada bebatuan yang dapat digunakan untuk tidur. Banyak pengunjung yang memanfaatkan batuan tersebut.

 

Saking begitu sakralnya tempat-tempat di Kahyangan, tak ada pengunjung yang berani mengotorinya apalagi merusaknya. Bahkan tempo dulu, untuk menjaga kesucian Kahyangan Dlepih sering diadakan upacara labuhan yang dilakukan setahun sekali.

 

Upacara ini bertujuan untuk mengirimkan pakaian atau busana ganti yang diperuntukan bagi para pepunden di kawasan Kahyangan Dlepih. Bentuk busana itu berupa kain lurik polos beringin warna hijau, semekan, minyak wangi, kemenyan, kaca/pengilon, sisir dan lainnya.

 

Acara labuhan dilakukan di Sela Payung atau di Sela Bethek. Setelah barang-barang tersebut terkumpul di sela tersebut, kemudian disimpan di sebuah Musholah yang posisinya berdekatan dengan rumah kuncen Kahyangan Dlepih.

 

Saat ini, Upacara Labuhan hanya dilakukan delapan tahun sekali atau tiap ada Jumenengan Nata (Pengangkatan Raja atau Adipati).

 

Bagi yang ingin berkunjung ke Kahyangan Dlepih, untuk meditasi atau sekedar wisata, ada beberapa peraturan yang harus ditaati, diantaranya: Dilarang mengenakan pakaian warna hijau, merusak isi petilasan, melakukan vandalisme dan mengail di sungai Kahyangan.

 

Jika larangan itu dilanggar, maka melanggarnya. Sudah banyak orang yang celaka karena larangan itu, seperti hilang atau bahkan meninggal dunia.

 

Selain larangan ada juga keharusan yang harus dijalankan oleh pengunjung, di antaranya permisi pada kuncen, minta petunjuk arah atau didampingi guide dan berlaku sopan. Larangan dan keharusan ini berlaku bagi siapa saja yang datang ke Kahyangan Dlepih.

 

Seperti yang diceritakan Sunarti, pemandu napak tilas, belum lama ini ada sepasang anak muda yang hilang. “Hilangnya kedua anak mudi yang sedang memadu kasih itu, disebabkan karena sikapnya yang kurang menghormati tempat ini,” cerita Sunarti.

 

Begitu terkenalnya Kahyangan sebagai tempat semedi, banyak orang beranggapan Kahyangan sebagai tempat keramat. Hanya dengan bertapa, semua cita-cita segera terkabul.

 

Bukan bertapa yang membuatnya terkabul, karena meditasi ataupun tapa hanyalah pemantap atau pendorong menuju tercapainya hajat yang diinginkan. Tuhanlah yang menentukan semua hajat kita.

 

BAJU AJI DAN KAYU BERTUAH KAHYANGAN

 

Karena pengaruh ajaran Hindu dan Budha, kepercayaan terhadap benda-benda pusaka di masyarakat kita masih terus membudaya. Namun, janganlah kita mengartikan dalam skala yang sempit. Berpikirlah positif, karena tak semua orang yang memakai benda-benda bertuah percaya padanya. Benda bertuah hanyalah perantara, bukan dapat menolong atau memberi kemudahan.

 

Di kawasan Kahyangan, banyak sekali benda-benda bertuah, seperti batu aji dan kayu bertuah. Batu aji yang berada di Kahyangan konon berasal dari manik-manik tasbih Panembahan Senopati yang tercebur ke dasar sungai. Batu aji tersebut beraneka ragam warnanya. Yang sering eiketemukan adalah putih, kehitaman, kehijauan dan coklat.

 

Pancuran Pemandian Kahyangan Anehnya, batu-batu itu hampir seluruhnya berlubang pada bagian tengahnya.

 

Umumnya, batu aji Kahyangan bentuknya bundar serta memiliki nama dan ciri yang khas. Seperti batu Manik Ringin dan Toya, warnanya putih bening seperti air. Batu Manik Mlaka, warnanya agak kekuning-kuningan. Batu Manik Kecubung, bentuknya seperti kecubung berwarna ungu, dan batu Manik Nila Pakja warnanya kebiru-biruan.

 

Yang sering dicari oleh pengunjung yaitu Batu Bongiot. Menurut cerita, sejak dulu batu ini digunakan oleh Panembahan Senopati dan Ratu Kidul untuk menggosok badan.

 

Semua batu aji yang terdapat di Kahyanga mengandung khasiat dan manfaat yang luar biasa. Hal ini konon seperti yang diucapkan Khanjeng Ratu Kidul sebelum berangkat ke Mataram.

 

Selain batu aji, kawasan Kahyangan juga menyimpan kayu bertuah, Oleh sebagian orang, kayu bertuah sering diartikan sebagai jenis kayu yang secara kodrati mengandung daya kekuatan energi yang besar, bukan rekayasa manusia. Tuah yang ada dalam tiap kayu merupakan pancaran energi yang dapat dipelajari untuk kepentingan manusia.

 

Para Jeluhur kita telah mempelajari manfaat kayu bertuah sejak dahulu kala. Pengetahuan itu masih diwariskan pada anak cucunya. Hingga kini, banyak yang telah memanfaatkan khasiat kayu bertuah untuk pengobatan ataupun lainnnya.

 

Jenis-jenis kayu bertuah yang ada di Kahyangan Dlepih terdiri dari: kayu Mentigi, yang tuahnya dapat memancarkan kewibawaan bagi yang memakainya. Kayu Setigi Kuning, tuahnya dapat menetralkan kekuatan negatif atau power hitam. Kayu Tawar, tuahnya dapat memberi keselamatan, kayu Tasak, tuah kayu ini dapat mengusir binatang buas.

 

Bagi wanita yang sulit melahirkan, dapat memanfaatkan tuah kayu Lontrok.Kayu ini dipercaya dapat melancarkan kelahiran.

 

Sementara, untuk yang rumah tangganya ingin hidup harmonis, kayu Sulastri jawabannya. Tuah kayu ini dapat membangun rumah tangga yang harmonis.

 

Begitu juga kayu Naga Sari, tuahnya dapat menjadikan rumah tangga harmonis, kewibawaan, anti petir dan hal lainnya yang bersifat universal.

 

Selain kayu-kayu itu, masih banyak kayu bertuah lainnya, seperti kayu Srigading, Rukem,Rao, Tayuman, Sisir, Dewadaru, Wali Kukun, Klampis Hitam dan lainnya. Semua kayu-kayu tersebut dapat diperoleh di Kahyangan.

 

Biasanya batu aji dan kayu bertuah dijual bebas oleh para pengrajin batu aji dan kayu bertuah, Para pengrajin itu membuka kios disekitar Kahyangan Dlepih. Seperti kios Atmo Karidjo, kios ini menyediakan aneka macam bentuk dan jenis batu aji dan kayu bertuah. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: PESUGIHAN CELENG BELES

KyaiPamungkas

HARMONISASI RUMAH TANGGA DENGAN MENATA FENGSUI RUMAH

adminsusuk

Batu Bertuah: Batu Biduri, Batu Mata & Batu Intan

adminruqyah
error: Content is protected !!