Panggonan Wingit: MISTIS DI LUBANG BUAYA
Pada malam hari sering terdengar suara-suara aneh dan misterius. Bahkan, seorang penjaga malam pernah menyaksikan sesosok tubuh tanpa kepala menggendong anak kecil berjalan di samping Sumur maut Lubang Buaya…
Monumen Pancasila Sakti yang juga tempat sumur maut Lubang Buaya dibangun pada tahun 1967. Pembangunan tersebut selesai serta diresmikan pada tahun 1973 oleh Presiden Soeharto. Semenjak itu bangunan megah ini menjadi salah satu saksi bisu pembunuhan yang dilakukan oleh pemberontakan G 30 S PKI. Sejak itu pula hingga kini masyarakat akan merasa ngeri jika mengingat atau bahkan menyaksikan langsung tempat pembuangan para pejuang anak bangsa tersebut.
Letaknya yang terpencil di sebelah ujung Timur Jakarta menjadikan sebuah tempat yang sangat setrategis bagi para pemberontak untuk menguburkan mayat para jendral. Menurut salah seorang penjaga Monumen yang juga kerap disebut juru kunci Lubang Buaya, Bapak Sidik, tempat sekitar Lubang Buaya ini memang pada dasarnya sudah angker dari dulu sebelum digunakan sebagai sumur pembuangan mayat para jendral. Karena di belakang monumen juga ada pemakaman penduduk yang sudah ada semenjak zaman Belanda.
“Kalau bicara soal keangkerannya, tempat ini sangat angker, Jika malam hari tidak ada orang yang berani lewat sekitar tugu monumen ini,” tutur Sidik.
“Namun bagi saya yang sudah bekerja di sini mulai dari tahun 1973, masalah hantu sudah tidak saya hiraukan lagi. Jika pada malam hari hanya mendengar suarasuara aneh mah biasa,” tambahnya dengan logat Betawi yang medok. Selanjutnya, ia bercerita lagi.
“Bahkan, pernah suatu ketika pas saya lagi jalan meronda di sekitar sumur keramat ini saya melihat seorang wanita yang berjalan mendekati sumur. Wanita itu berjalan dengan rambut terurai sepinggang. Tetapi ketika saya susul ternyata tidak ada. Tapi saya tidak takut lagi. Karena hal semcam ini sudah biasa terjadi. Pernah suatu hari ada kejadian yang menghebohkan. Waktu itu ada seorang juru poto yang melihat seorang wanita tengah bersisir di dalam rumah ini. Tetapi ketika di dekati wanita itu hilang. Akhirnya juru poto itu yang berlari ketakutan sambil berteriak mencari saya.”
Mungkin karena sejarahnya yang menyeramkan kini monumen Lubang Buaya ini juga sering didatangi oleh para peziarah dari berbagai daerah. Di antaranya ada yang datang dari Lampung.
“Mereka datang ke sini banyak yang melakukan doa sambil menangis. Mungkin salah seorang saudaranya dahulu ada yang mati disini,” kata Sidik.
Selain para peziarah yang datang dari Lampung ada juga para peziarah yang datang dari Bali yang kebetulan adalah seorang Biksu. Ketika ditanya oleh Pak Sidik rohaniwan dari Bali ini mengatakan kalau ia datang ingin mendoakan arwah para pahlawan revolusi yang dulu mayatnya dibuang di Lubang Buaya. Selain itu sang Biksu juga mengaku mencari sarana batin. Menurutnya, pada waktu itu Bali agak sedikit rusuh. Sebagai seorang tokoh agama ia menerima semacam wisik lewat mimpi yang isinya jika ingin Pulau Dewata ini aman dari kerusuhan ja harus minta air suci dari Lubang Buaya, Jakarta. Untuk itulah ia datang ke Lubang Buaya dan melakukan sembahyang dengan cara Hindu. Namun begitu tata-cara ketika datang ketempat ini menggunakan cara Islam, misalkan dengan mengucapkan salam.
“Assalamu’alaikurn Pak Ahmad Yani!” cetus si Biksu dengan penuh khidmad.
Tentu saja hal ini membuat bulu kuduk para penjaga yang turut hadir di tempat itu meremang. Karena setelah itu suasana memang terasa lain. Mungkin karena pengaruhnya sebagai seorang pemuka agama. Jadi membawa suasana tempat itu seakan didatangi oleh arwah sang pahlawan.
Setelah upacara doa selesai ia meminta air kepada para penjaga yang akan dibawanya ke Bali. Karena di sumur maut itu tidak ada airnya maka oleh para penjaga di beri air kran yang ada di tempat Itu. Air itu konon akan dibawa ke Bali dan harus di siramkan di daerah pulau Bali yang rawan konflik.
“Percaya atau tidak, setelah hal itu dilakukan oleh sang pemuka agama, konflik di Bali waktu itu segera reda dengan sendirinya,” tutur Pak Sidik merasa keheranan.
Ketika penulis berada di tempat inipun ada seorang peziarah yang datang dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Peziarah ini datang juga atas petunjuk mimpi. Menurutnya, Ia harus mendatangi beberapa tempat di pulau Jawa sebelum menjadi seorang kyai terkenal. Dan salah satu tempat yang harus ia datangi adalah sumur Lubang Buaya ini. Untuk Itulah setelah datang di sumur maut ini peziarah Itu langsung melakukan doa untuk arwah sang Pahlawan Revolusi.
Masih menurut penuturan Pak Sidik, pernah suatu ketika kru TPI melakukan syuting di areal belakang monumen Lubang Buaya tanpa minta Ijin kepada pihak pengelola Lubang Buaya, termasuk Pak Sidik ataupun kepada penjaga Lubang Buaya lainnya. Akibatnya, ketika syuting tengah berlangsung mendadak alat-alat listrik yang mereka bawa mati dan bdak mau hidup lagi. Bahkan peralatan syuting itu seperti diobrak-abrik oleh sesosok makhluk yang tidak terlihat oleh mata biasa. Baru setelah memanggil orang pintar keadaan yang semrawut itu bisa di atasi.
Selain kru TPI itu syuting di areal Lubang Buaya, mereka juga syuting di pemakaman warga yang terletak tepat di belakang monumen Lubang Buaya ini tanpa minta ijin kepada ahli waris.
“Untuk itulah mereka dijahili” tegas Pak Sidik.
Selain Pak Sidik, penjaga Monumen Lubang Buaya juga ada Pak Cocong Martanus. Setelah mewawancarai Pak Sidik, penulis kemudian ganti mewawancari Pak Cocong Martanus yang juga salah satu penjaga terlama monumen Lubang Buaya. Rupanya Pak Cocong inilah yang lebih banyak mengalami kejadian aneh di luar akal sehat manusia selama menjadi penjaga di Monumen Lubang Buaya.
Pak Cocong Martanus yang sudah menjadi penjaga Monumen Lubang Buaya mulai tahun 1968 ini memang sudah seperti Janyangnya Lubang Buaya. Hingga tidaklah mengherankan jika ia sudah tidak takut lagi dengan soal hantu penunggu Lubang Buaya. Tetapi suatu ketika ia benar-benar merasa diuji keberaniannya. Ceritanya, malam itu habis hujan jadi suasana memang benarbenar sepi mencekam. Karena kebagian tugas malam ia berjaga sambil tidurtiduran disamping sumur Lubang Buaya.
Pada saat antara sadar dan tidak ia didatangi sesosok wanita tanpa kepala yang menggendong anak. Anehnya, hantu wanita tanpa kepala ini bertanya kepadanya, “Pak, saya datang mencari suami saya, apakah bapak melihatnya?”
Karena terkejut ja lantas tersadar. Namun begitu tersadar, ia mencoba mencari kemana perginya sosok hantu wanita tanpa kepala yang menggendong anak kecil itu, ia tidak menemukan apa-apa. Hanya bulu tengkuknya yang merinding ngeri.
“Selama saya bertugas di sini banyak kejadian aneh yang saya alami. Awal-awalnya memang saya sempat takut. Tapi lama-kelamaan sudah kebal,” tutur Pak Cocong.
Areal Monumen Lubang Buaya ini memang terbagi dalam beberapa bangunan. Yaitu ada bangunan museum, bangunan kuno yang terdapat di samping sumur maut, dan bangunan kantor yang juga sering digunakan presiden untuk istirahat jika melakukan kunjungan kenegaraan. Dan dibangunan yang digunakan sebagai kantor yang sering digunakan presiden untuk istirahat ini juga banyak menyimpan cerita menyeramkan.
Masih menurut penuturan Pak Cocong, hampir setiap malam pintu-pintu yang terdapat di dalam kantor itu sering tertutup dan terbuka dengan sendirinya. Padahal pintu-pintu ini telah dikunci sebelumnya.
“Anehnya jika kita periksa pintu-pintu terkunci kembali,” kata Pak Cocong.
Ia bercerita, pernah suatu ketika ada kejadian yang menghebohkan. Bahkan warga sekitarnya juga ikut bertanyatanya ada apa dengan Lubang Buaya. Pada malam itu alarm yang terdapat di dalam lemari yang terkunci secara tibatiba berbunyi dengan sendirinya. Tentu saja para penjaga kaget. Namun untuk mematikan alarm itu tidak ada penjaga malam yang membawa kuncinya, karena kuncinya dibawa oleh pegawai yang rumahnya jauh dari Lubang Buaya. Akhirnya hingga semalaman alarm itu berbunyi terus hingga habis baterainya.
Selain itu masih banyak lagi kejadian aneh yang sering dialami para pekerja di tempat ini. Seperti air kran menyala dengan sendirinya, kemudian mati dengan sendirinya kembali. Ada lagi yang sering kali terdengar menakutkan dan membuat bulu kuduk berdiri adalah suara-suara orang seperti kesakitan yang merintih dan meraung. Suara-suara ini biasanya terdengar pada saat tengah malam saat suasana sunyi sepi.
“Jika mendengar suara-suara ini memang terus terang bulu kuduk saya juga sempat meremang,” kata Pak Cocong.
Menambah suasana menjadi terlihat angker dan sakral, tidak jauh dari sumur maut terdapat dua buah mobil tua yang dipasang berjejer. Yang satu adalah bekas mobil yang dahulu digunakan oleh Pak Ahmad Yani, yaitu sebuah mobil sedan tua. Sedangkan yang satunya lagi adalah mobil jip yang dahulu digunakan Pak Harto ketika menjabat sebagai Pangkostrad.
Cerita dari Pak Cocong yang tidak kalah seramnya adalah ketika pada tengah malam ia melihat sepasukan tentara tengah berbaris menuju sumur maut.
“Antara sadar dan tidak waktu itu saya benar-benar terpaku. Dalam hati saya masih sempat berpikir, beginikah dahulu para pejuang kita itu? Namun seketika itu juga bayangan serta bunyi derap sepatu itu hilang dari pandangan saya. Waktu itu saya sempat kaget dan tidak bisa tidur lagi. Soalnya di tengah malam buta ada sepasukan yang tengah berbaris dari mana datangnya? Apalagi derap sepatunya terdengar nyata sekali. Namun saya ingat dan buru-buru mengucap Istighfar,” kisah Pak Cocong.
“Namun demikian semakin lama kejadian yang sering saya alami itu tidak begitu aku masukkan dalam hati dan saya anggap hal yang biasa. Karena hanya dengan demikian aku bisa bekerja dengan santai dan tanpa beban,” tambahnya.
Kini jika mengalami hal yang tidak wajar Pak Cocong hanya mngucapkan kata, “Sama-sama penghuni dilarang saling mengganggu.”
“Namun demikian para hantu yang sering menampakkan diri itu tidak ada yang mengganggu para penjaga sampai berakibat fatal. Karena para makhluk halus ini biasanya hanya menampakkan diri kepada para penjaga yang sedang meronda sendirian dimalam hari,” Pak Cocong kembali bercerita.
Memang, kalau kita bisa berpikir positif semua tempat baik makam ataupun tempat yang mempunyai sejarah hitam, semuanya ada yang menunggu. Baik dari penunggu manusia ataupun makhluk halus. Karena itu tergantung manusianya apakah dia akan condong pada sifat penakutnya atau akan dengan keyakinannya kalau memang kita pemberani tidak ada setan ataupun makhluk halus yang akan menggoda diri kita.
Tentu kita juga tidak akan melupakan Kuasa Illahi. Karena hanya dengan ijinNya kita semua mendapatkan perlindungan dari setan sebagai penjelmaan iblis laknat. Selain itu banyak orang bijak mengatakan orang yang imannya kuat tidak akan pernah dijahili makhluk halus. Karena mereka merasa panas apabila berdekatan dengan kita.
Tentang keanehan seputar Lubang Buaya ini menurut seorang paranormal dari Bandung, Bapak Agus Supendi, hal semacam ini bukanlah suatu yang membahayakan karena seperti halnya seorang manusia makhluk halus pun juga ingin berkenalan dengan manusia.
“Jadi mereka sering menampakkan diri bukan dengan maksud menakutnakuti, tetapi untuk menjalin hubungan baik. Ini menurut mata batin saya. Untuk itu jika Anda sering melihat hal-hal yang aneh, tidak usah buru-buru takut. Itulah yang disebut fenomena alam gaib. Dan kita sebagai orang yang beriman harus percaya kepada hal yang gaib,” tutur Pak Agus Supendi.
Demikianlah secuil kisah-kisah mistis seputar sumur maut Lubang Buaya. Semoga bisa diambil hikmahnya oleh pembaca. Mungkin ada sebagian pembaca yang penasaran ingin berjumpa dengan penunggu Lubang Buaya? Bisa Anda buktikan sendiri! Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)