Panggonan Wingit: MISTIS BATU TUJUH, BOJONGMENJE, BANDUNG
Setelah diketemukannya puing-puing candi kuno, Desa Bojongmanje ternyata menyimpan sejumlah jejak misterius lainnya. Mungkin, kawasan ini memang bekas pusat kerajaan tempo dulu…
Bojongmanje kini seolah menjadi tempat yang sangat terkenal menyusul berita heboh ditemukannya puing bebatuan di kedalaman tanah areal pekuburan Rancaekek, Bandung, yang ternyata merupakan candi sisa kerajaan Hindu yang pernah ada di Jawa Barat. Kini puing-puing candi di Desa Bojongmanje itu tengah diekskavasi dengan serius oleh sebuah tim dari ahli arkeolog Jawa Barat.
Hampir sepanjang hari, baik siang maupun malam, lokasi penemuan candi itu banyak dikunjungi orang dengan maksud tidak lain hendak melihat keberadaannya lebih dekat. Tetapi, di samping heboh penemuan situs purbakala itu, ternyata dari kawasan perkampungan yang telah sarat pemukiman serta pabrik-pabrik, terbesit kabar yang cukup mengundang tanya. Ternyata, persis di tengah perkampungan penduduk yang berlokasi tidak jauh dari titik candi ditemukan, di Bojongmenje ini ada tujuh buah batu kerukuran sama dengan diamter sekitar 60 cm dan tergeletak begitu saja di sudut sebuah gang bertulis “Batu Tujuh” Sepintas terlihat memang aneh. Itulah batu-batu yang konon menyimpan kekeramatan, sehingga sekarangpun nyaris tidak ada orang yang berani mengusiknya.
“Batu tujuh ini, sejak lama telah berada di sini. Menurut tutur orang tua kami, batu-batu ini memang menyimpan semacam kekeramatan yang kami semua dipesankan untuk selalu menjaganya,” cerita Amin, 45 tahun, ketua RT setempat saat ditemui penulis di lokasi.
Tentang kekeramatan Batu Tujuh, selain tidak ada orang yang berani memindahkannya, juga pada malam-malam tertentu terkadang suka ada orang yang nyuguh dengan pengharapan khusus. Terutama sekali, bagi penduduk yang hendak melakukan hajatan, seperti khitanan atau pernikahan.
“Pada pagi hari, terutama pada malam Selasa dan Jum’at, di tempat ini sering didapati adanya bahan-bahan bekas suguhan tersebut. Namun, itu dulu, sekarang-sekarang map telah jarang yang melakukan,” tambah Amin.
Adanya penunggu gaib di Batu Tujuh dibenarkah oleh Amin. Ia menuturkan pengalaman mengerikannya, yaitu tatkala suatu malam, dengan ditemani dua orang temannya ia sempat mencoba melekan di lokasi batu itu. Pada malam yang digambarkan Amin sangat menyeramkan itu, dengan maksud iseng setelah banyak orang yang menggambarkan tentang kewingitan Batu Tujuh, Amin dan temanetmannya bermaksud hendak mencari nomor buntut. Namun, belum lagi malam beranjak larut, di tengah kesunyian saat mereka bersemedi, tiba-tiba dari atas mereka muncul bayangan makhluk dan suara-suara yang menyeramkan, sehingga merekapun lari lintang pukang.
“Waktu saya melihat bayangan makhluk tinggi besar dengan suara mengguruh seperti badai,” kenang Amin dengan mimik serius.
Meskipun Batu Tujuh yang tergeletak begitu saja di jejalanan dan diyakini masyarakat setempat memiliki kekeramatan itu, ketika ditelusiri penulis tentang sejarah dan asal muasalnya, tidak seorang penduduk pun yang mengetahui persisnya. Bahkan, para orang tua yang usianya telah di atas 70 tahunan pun, umumnya mengaku tidak tahu tentang cerita sejak kapan batu itu berada, juga sebab-musabab sehingga dikeramatkan.
“Yang jelas, Batu Tujuh ini merupakan batu keramat yang telah ada sejak kakek buyut kami di sini,” demikian pengakuan beberapa orang di antara mereka.
Nek Iyok, 80 tahun, penduduk paling tua yang mukim di perkampungan dekat Batu Tujuh, perihal kekeramatan dan keyakinan adanya penunggu gaib di bongkahan-bongkahan batu itu, secara tegas membenarkannya. Ia sendiri menuturkan sebuah kejadian aneh yang dialaminya. Ceritanya, pada suatu malam dengan pandangan yang samar-samar, ia sempat melihat adanya wujud bayangan yang berwarna terang mengelebat di tempat itu. Namun, bayangan itu lantas menghilang entah ke mana.
Mungkin, karena letaknya yang berada persis di jalanan dan dirasa mengganggu, pernah oleh penduduk setempat posisi ketujuh batu tersebut dipindahkan, yaitu dengan meminggirkannya ke pinggiran jalan. Karena tindakan Ini sebuah musibah terjadi di Bojongmanje. Hanya beberapa saat setelah batu itu dipindahkan, tiba-tiba terjadi peristiwa kebakaran yang menghanguskan beberapa rumah di kampung itu. Akhirnya, lewat salah seorang penduduk yang merupakan orang yang dianggap paling bertanggungjawab terhadap keberadaan batu tersebut, yakni Haji Umar, akhirnya didapat semacam pesan gaib yang memerintahkan agar ketujuh batu tersebut segera dipindahkan ke tempat asalnya semula. Sebab kalau tidak, para penunggu gaib batu tersebut sempat melontarkan semacam ancaman, seluruh kampung akan dibumihanguskan.
“Maka, dengan serta-merta Bapak (Haji Umar) subuh-subuh memindahkan kembali batu-batu ini ke tempatnya semula, dengan cara mengguling-gulingkannya seorang diri,” tutur Ede Guntina, 38 tahun, anak dari Haji Umar yang beberapa tahun lalu telah meninggal. Memang, posisi ketujuh batu itu sejak dulu berada di pekarangan milik keluarga besar almarhum Haji Umar,
Sejak saat itu hingga sekarang, tidak ada seorang pun yang berani lagi memindahkan ketujuh batu keramat tersebut. Sementara sebagai jalan keluar, malah posisi jalan yang melintas di dekat batu tujuh itulah, akhirnya yang diputuskan untuk lebih diperlebar.
Dari hasil penelusuran penulis di bagian-bagian perkampungan Bojongmenje Itu, dari hasil obrolan dengan beberapa penduduk lainnya, akhirnya terungkap pula adanya pengakuan yang mengisyaratkan bahwa di Bojongmenje ini sejak dahulu memang akrab dan terkenal dengan adanya lokasi-lokasi yang dianggap keramat dan angker. Seperti di samping lokasi yang kini dinyatakan adanya candi yang sejak dahulu dianggap kawasan yang angker, juga Batu Tujuh yang dianggap masih menyimpan kekeramatan yang tidak bisa diusik, juga ada cerita lama tentang pernah adanya sebuah makam petilasan yang keramat.
Seperti diakui Dayat, 50 tahun, bahwa makam yang terkenal dengan julukan petilasan Embah Raksa Dipa tersebut berada di tanah milik keluarganya dan berjarak sekitar seratus meter dari lokasi penemuan candi serta sekitar 400 meter dari Batu Tujuh.
“Namun, keadaan makam tersebut kini telah tiada, karena tanahnya telah dibeli oleh pabrik,” jelas Dayat.
Tetapi, sebagaimana diceritakan Dayat, meskipun keadaan makam jika dilihat secara mata kasar kini telah tiada, namun secara mata gaib, konon kesohoran dan kewingitannya masih bisa dirasakan. Buktinya, pada saat-saat tertentu terkadang seringkali ada orang yang datang dan berziarah dibekas lokasi tanah makam yang kini telah berubah tersebut.
“Entah bagaimana, kata mereka yang datang itu, sebelumnya mereka mendapat perintah gaib agar datang ke makam Emah Raksa Dipa,” tegas Dayat.
Selanjutnya diakui Dayat yang mengaku masih ada keturunan dengan Embah Raksa Diro, bahwa tatkala makam tersebut coba dibongkar oleh pembelinya, tanpa upaya pemindahan terlebih dahulu, akhirnya sempat menimbulkan peristiwa aneh yang menggemparkan segenap warga. Posisi makam yang dibangun berada di dekat pohon beringin besar.
Sebelum pembongkaran makam Embah Raksa Dipa untuk lokasi pabrik, Dayat sempat mendengar semacam cerita dari orang tuanya, bahwa keberadaan pabrik yang berani membeli dan dan membongkar makam keramat tersebut, paling-paling akan kuat bertahan selama tujuh tahunan.
“Ternyata memang benar. Setelah tujuh tahun berlalu, kini keadaan pabrik mulai bangkrut, sementara lokasi tanah yang sebagian masih dibiarkan kosong itu, menurut kabar yang saya dengar tengah ada dalam masalah. Malahan sebagian telah disita oleh Bank.” tutur Dayat panjang lebar seraya mengajak penulis menerobos ke pagar pabrik guna menunjukkan lokasi bekas posisi makam Embah Raksa Dipa dulu berada.
Akhirnya, baik dari pengakuan Dayat maupun sejumlah penduduk lainnya, konon lelembut Embah Raksa Dipa yang sejak lama dikenai kekeramatannya itu, kini malah disebut-sebut telah menjadi penunggu gaib yang ada di Batu Tujuh dan bergabung dengan sejumlah lelembut lainnya. Benarkah? Memang sulit dicerna akal sehat. Tapi, begitulah kisah misterius Desa Bojongmanje. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: susuk.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)